Kematian

19.27 muthihaura 16 Comments




Merenung diawal malam. Tentang kehidupan. Tentang kematian. Tentang semua yang pernah terjadi dalam hidup ini. Kadang diri ini bertanya, apa sebenarnya tujuan aku hidup didunia ini? Apa yang aku cari didunia yang fana ini? Untuk apa semua yang aku lakukan saat ini?

Terdiam. Terhunus. Bayangan wanita yang amat aku cintai singgah dibenakku. Wanita yang telah pergi meninggalkanku padahal sedikit pun aku belum sempat membahagiakannya. Kadang aku berharap semua ini hanya mimpi dan saat aku terbangun wanita yang kupanggil ‘umi’ itu duduk disampingku dengan senyum khasnya.

Tapi nyatanya apa? Ini semua bukan mimpi? this is real! Aku ingin berteriak memanggilnya, tapi selalu tak ada jawaban. Sampai akhir hidupku pun aku tak akan pernah lagi bisa berjumpa dengannya. Tak akan pernah lagi bisa memeluknya. Tak akan pernah lagi bisa mendengarkan semua nasihatnya. Rindu? Tentu saja!

Akh. Sepi. Sunyi. Tapi inilah realita kehidupan. Realita yang sudah ada sejak zaman Nabi Adam hingga saat ini, bahwa setiap yang bernyawa itu pasti akan mati. Setiap yang hidup itu pasti akan kembali keasalnya. Bukankah kematian itu sudah perjanjian kita dengan Allah di lauhul mahfuz? Trus apa yang tidak kita percayai?

Malam semakin pekat. Gelap. Hitam. Apakah nanti di alam kubur segelap ini? Ah, pasti lebih gelap dari ini. Merenung. Terdiam. Membisu. Apa yang akan aku lakukan nanti bila malaikat izroil datang mencabut nyawaku? Apakah aku akan dengan mudahnya mengucapkan ‘Lailla haillallah’ atau tidak? Apakah aku akan mati dalam keadaan husnul khotimah atau malah sebaliknya?

Dan didalam kubur apa yang akan aku jawab bila malaikat penanya menanyaiku? Mampukah aku menjawab dengan benar? Akh, aku takut memikirkannya sedang amalanku tidaklah banyak.

Wahai diri, apa yang selama ini telah kamu kerjakan? Berapa banyak dosa yang telah kamu lakukan? Berapa banyak orang-orang yang terluka lewat lidah kata-katamu yang menusuk tajam? Sudah berapa banyak kamu lalaikan perintah Allah?

Wahai diri, tidakkah kamu percaya dengan adanya kematian? Tidakkah kamu percaya dengan adanya hari pembalasan? Hari dimana setiap amal manusia akan dipertanggung jawabku? Trus kenapa kamu masih terlena dengan indahnya dunia yang hanya sesaat? Mengapa masih banyak hak-hak orang lain yang tidak kamu penuhi?

Mengapa masih banyak waktu yang kamu buang percuma hanya untuk suatu hal yang sia-sia? Tidakkah kamu takut wahai diri, jika semenit lagi atau sedetik lagi kamu dipanggil Allah sedangkan kamu belum punya persiapan apa-apa. Tidakkah kamu takut?

Wahai diri, mengapa mudah sekali kamu terlena dengan dunia? Mengapa kamu lebih mengutamakan nafsu? Yah, aku sadar. Diri ini sadar bahwa aku hanya manusia biasa yang punya salah. Manusia biasa yang punya nafsu.

Tubuh pun kaku. Terbungkus kafan. Tiada guna, harta dan jabatan.

Didalam kubur hanya akan sendiri, sedekat apa pun dengan seseorang pasti dia tidak akan pernah mau menemani. Sendiri dan hanya dibantu oleh amal perbuatan. Sudahkah kita mempersiapkannya?

*tulisan ini lebih buat ngingetin diri sendiri. bukan bermaksud untuk menggurui siapa pun.*
24 Januari 2014. 19.10 WIB

Baca Artikel Populer Lainnya

16 komentar:

  1. Terkadang mengingat mati itu penting sebagai pengingat kita

    BalasHapus
  2. jika mengingat kematian emang bikin ngeri dan ga kebayang dh bagaimana kita jadinya
    semoga kita semua bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah

    BalasHapus
  3. Kadang kita emang terlena dan keenakan. Semena-mena di dunia, dan lupa kalau suatu saat nanti ada saat pembalasannya. Jangan sampai deh ._.

    BalasHapus
  4. Motivasi agar hidup makin hidup ya dengan selalu mengingat kematian ini.
    Semoga kita dimatikan dengan kondisi khusnul khotimah. Amin.

    BalasHapus
  5. Gue paling merinding kalau membaca tulisan kayak gini.
    Ya, gue bepikir kelak akan ditempatkan dimana nantinya. Apa amal gue cukup untuk menghuni surga...? :')

    BalasHapus
  6. Ingat mati dan ingat dosa itu dua hal yang bikin merinding T.T

    BalasHapus
  7. kalo inget kematian itu suka inget dosa juga:|

    BalasHapus