Kematian
Merenung
diawal malam. Tentang kehidupan. Tentang kematian. Tentang semua yang
pernah terjadi dalam hidup ini. Kadang diri ini bertanya, apa sebenarnya tujuan
aku hidup didunia ini? Apa yang aku cari didunia yang fana ini? Untuk apa semua
yang aku lakukan saat ini?
Terdiam.
Terhunus. Bayangan wanita yang amat aku cintai singgah dibenakku. Wanita yang telah pergi meninggalkanku padahal sedikit
pun aku belum sempat membahagiakannya. Kadang aku berharap semua ini
hanya mimpi dan saat aku terbangun wanita yang kupanggil ‘umi’ itu duduk
disampingku dengan senyum khasnya.
Tapi
nyatanya apa? Ini semua bukan mimpi? this
is real! Aku ingin berteriak memanggilnya, tapi selalu tak ada jawaban. Sampai
akhir hidupku pun aku tak akan pernah lagi bisa berjumpa dengannya. Tak akan
pernah lagi bisa memeluknya. Tak akan pernah lagi bisa mendengarkan semua
nasihatnya. Rindu? Tentu saja!
Akh.
Sepi. Sunyi. Tapi inilah realita kehidupan. Realita yang sudah ada sejak zaman
Nabi Adam hingga saat ini, bahwa setiap yang bernyawa itu pasti akan
mati.
Setiap yang hidup itu pasti akan kembali keasalnya. Bukankah kematian itu sudah
perjanjian kita dengan Allah di lauhul mahfuz? Trus apa yang tidak kita
percayai?
Malam
semakin pekat. Gelap. Hitam. Apakah nanti di alam kubur segelap ini? Ah, pasti
lebih gelap dari ini. Merenung. Terdiam. Membisu. Apa yang akan aku lakukan
nanti bila malaikat izroil datang mencabut nyawaku? Apakah aku akan dengan mudahnya
mengucapkan ‘Lailla haillallah’ atau tidak? Apakah aku akan mati dalam keadaan
husnul khotimah atau malah sebaliknya?
Dan
didalam kubur apa yang akan aku jawab bila malaikat penanya menanyaiku? Mampukah
aku menjawab dengan benar? Akh,
aku takut memikirkannya sedang amalanku tidaklah banyak.
Wahai
diri, apa yang selama ini telah kamu kerjakan? Berapa
banyak dosa yang telah kamu lakukan? Berapa banyak orang-orang yang terluka
lewat lidah kata-katamu yang menusuk tajam? Sudah berapa banyak kamu lalaikan
perintah Allah?
Wahai
diri, tidakkah kamu percaya dengan adanya kematian? Tidakkah kamu percaya
dengan adanya hari pembalasan? Hari dimana setiap
amal manusia akan dipertanggung jawabku? Trus kenapa kamu masih terlena dengan
indahnya dunia yang hanya sesaat? Mengapa masih banyak hak-hak orang
lain yang tidak kamu penuhi?
Mengapa
masih banyak waktu yang kamu buang percuma hanya
untuk suatu hal yang sia-sia? Tidakkah kamu takut wahai diri, jika
semenit lagi atau sedetik lagi kamu dipanggil Allah sedangkan kamu belum punya
persiapan apa-apa. Tidakkah kamu takut?
Wahai
diri, mengapa mudah sekali kamu terlena dengan dunia? Mengapa kamu lebih
mengutamakan nafsu? Yah, aku sadar. Diri ini sadar bahwa aku hanya manusia
biasa yang punya salah. Manusia biasa yang punya nafsu.
Tubuh pun kaku. Terbungkus kafan. Tiada guna,
harta dan jabatan.
Didalam
kubur hanya akan sendiri, sedekat apa pun dengan seseorang pasti dia tidak akan
pernah mau menemani. Sendiri dan hanya dibantu oleh amal perbuatan. Sudahkah kita
mempersiapkannya?
*tulisan
ini lebih buat ngingetin diri sendiri. bukan bermaksud untuk menggurui siapa
pun.*
24
Januari 2014. 19.10 WIB
Terkadang mengingat mati itu penting sebagai pengingat kita
BalasHapusbener banget :)
Hapusjika mengingat kematian emang bikin ngeri dan ga kebayang dh bagaimana kita jadinya
BalasHapussemoga kita semua bisa meninggal dalam keadaan khusnul khotimah
Amin Ya Allah :)
HapusKadang kita emang terlena dan keenakan. Semena-mena di dunia, dan lupa kalau suatu saat nanti ada saat pembalasannya. Jangan sampai deh ._.
BalasHapusbener banget, mari memperbaiki diri :)
HapusMotivasi agar hidup makin hidup ya dengan selalu mengingat kematian ini.
BalasHapusSemoga kita dimatikan dengan kondisi khusnul khotimah. Amin.
amiin :)
HapusAn Nisa' 78
BalasHapus;D
HapusGue paling merinding kalau membaca tulisan kayak gini.
BalasHapusYa, gue bepikir kelak akan ditempatkan dimana nantinya. Apa amal gue cukup untuk menghuni surga...? :')
mari sama-sama memperbaiki diri :)
HapusIngat mati dan ingat dosa itu dua hal yang bikin merinding T.T
BalasHapusyap, bener banget :)
Hapuskalo inget kematian itu suka inget dosa juga:|
BalasHapusbener banget :)
Hapus