18 Juni 2014
Haay, Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Sehatkan?
Semoga aja ya :D Akhir-akhir ini aku sering banget ngelihatin dan ngeserch
diinternet tentang jilbab-jilbab syar’i. Lagi-lagi ada ketertarikan dihati aku
kaya dulu, tapi aku takut ketertarikan itu hanya sementara dan aku bakal balik
lagi kaya gini.
Aku pengen kaya mereka. Aku iri dengan mereka.
Mereka anggun, cantik, bersahaja, dan semoga aja sholehah. Aura alami mereka
itu terpencar dari dalam diri mereka. Aku juga sering mengamati cewek-cewek
berjilbab panjang di kampusku, seperti Yuni-Kak Maya-Kak Melati. Mereka
berjilbab syar’i dan tentu saja aktif organisasi. Mereka orang-orang hebat yang
prestasi akademik maupun organisasinya mengagumkan, seolah-olah jilbab syar’i
mereka itu tidak menghalangi mereka untuk beraktifitas dan berkarya. Ngelihat
wajah mereka teduh aja bawaannya.
Aku ingin seperti mereka. Bukankah sesuatu yang
berharga itu memang harus dibungkus dengan rapi kan? Semakin tertutup seorang
perempuan, maka semakin tinggi harganya. Dan tentu saja perempuan yang baik
hanya untuk lelaki yang baik pula. Misalnya nih jika dihidangkan dihadapan
kalian 2 bakwan, yang satu terbuka dan dihinggapi lalat. Sedangkan yang satunya
lagi tertutup rapat. Mana yang akan kalian pilih? Bakwan yang terbuka atau
tertutup? Pastinya bakwan terbuka kan? Begitu juga halnya seorang perempuan.
Aku iri dengan kalian. Kalian mampu istiqamah
dijalan Allah. Kalian mampu tampak cantik dimata Allah dan bukan dimata
manusia. Kalian mampu membuktikan prestasi kalian, walaupun dengan pakain
syar’i kalian itu. kalian sungguh luar biasa. Aku ingin seperti kalian ukhti.
Ajarkan aku seperti kalian dan ajarkan aku untuk istiqomah seperti kalian.
Aah, sungguh iri rasanya. Kemaren-kemaren pas smsan
sama Lelek, kami ada ngebahas tentang jilbab ini.
Aku : Lek, aku pengen pakai jilbab syar’i. Bukan
hanya sekedar jilbab penutup kepala, tapi jilbab yang benar-benar disyariatkan
agama.
Laila : Aku juga.
Tapi kapan Muth? Kapan? Aku takut nggak bisa istiqomah.
Semalam smsan sama Ulan. Tiba-tiba Ulan bilang gini : Aku kepikiran pengen jadi
akhwat.
Aku : Iya, aku juga pengen. Trus kapan kita jadi
akhwatnya ni? Mumun pengen juga nggak?
Ulan : Mumun kayanya mau juga tuh, tapi belum siap.
Makanya koleksi jilbab panjang dan gamislah dari sekarang.
Huft iya, beli baju gamis dan jilbab panjang itu
kagak ada uangnya. Hehe :p Entahlah, lihat nanti kedepannya gimana. Oh ya, hari
ini UAS jurnalistik sama UAS sistem sosial budaya. Aslilah lumayan-lumayan
bikin manyun soalnya, tapi Alhamdulillah tetep bisa. Insya Allah hasilnya
memuaskan deh.
Tadi habis UAS jurnalistik,
aku-Ulan-Mumun-Nadia-Degil-Ninuk-Nidia-Nia-Yati-Nifadhila pergi makan ke mie
Bandung. Awalnya aku sama Yati nggak pengen ikut ke mie bandung karna kagak ada
tumpangan.
Ninuk : Eeh ikutlah apa ni kalian. Tartik-tartik
lah.
Akhirnya aku-Nidia-Nofadhila tartik ke mie Bandung.
Serasa cabe-cabean -_- Pas tiba di mie Bandung malah ketemu sama cowok anak
kelas kami. Lumayan rame juga mereka. Ada Ade-Ipin-Isan-Dani-Maswar-Fandy-Iqbal-Iqbal
Fadhilah-Anto, asli nggak ada janjian. Kayanya kami emang sehati. Wkwk. Ini
kali ketiga kami makan bareng serame ini dengan anak kelas. Pas pertama dan
kedua emang janjian, yang ketiga ini kebetulan.
Cerita-cerita, bikin video, nyanyi-nyanyi, ketawa.
Ah, makin nggak bisa pisah dengan kelas ini. Berat rasanya. Kelas terbaik yang
saat ini aku miliki. Entah kenapa sejak awal semester dua, hubungan dengan 3 N
yang dulu-dulu aku bilang sombong malah membaik. Aku nggak nyangka bisa sedekat
ini dengan mereka, malah mungkin bisa dibilang jadi bagian dari mereka. Sama
Ninuk udah sering curhatan tentang ‘dia’, kalau ketemu peluk-pelukan,
ketawa-ketawa, pokoknya mereka nggak seperti yang dulu aku bayangkan. Memanglah
kita harus dekat dulu dengan seseorang, baru bisa menilai orang itu bagaimana.
Pulang dari mie bandung, aku sama Ade. Nemenin dia
dulu beli minyak. Lumayan lama, untung nggak telat masuk untuk UAS sistem
sosial budaya. Pas tiba dikelas kursi aku ternyata udah dijagain Nofadhila.
Ninuk : Muth, duduk samping akulah.
Akhirnya pindah samping Ninuk. Pokoknya ujian hari
ini lancarlah. Hari ini juga dapat hadiah ulang tahun dari Degil alias Nazlah
Nurdillah. Makasih sayang :* walau telat :p Makasih atas hadiahnya. Makasih
makasih makasih. Aku suka-aku suka. Haha.
Pokoknya hari ini luar biasalah. Banyak pelajaran
berharga yang didapat dan tidak semuanya bisa diceritakan. Aku harap semoga
besok-besok dapat pengalaman berharga lagi. oh ya, hari ini juga adek aku si
Nailah tampil pidato bahasa Arab untuk perpisahan anak kelas 6 disekolahnya.
Adek aku yang satu ini emang aktif. Kemaren dia jadi duta kebersihan, ikut
lomba tahfidz, perwakilan baca puisi, dan nilai pelajarannya pun tinggi-tinggi.
Hebat kan? beda banget dengan aku. haha. Kakak bangga sama Ila. Sukses terus ya
dek. Besok Insya Allah kakak sekolahin sampai sarjana. Doain kakak sukses juga
ya. Love u!
Salam sayang, @muthiiihauraa
Rabu, 18 Juni 2014. 16.47 WIB
Terima Kasih atas artikelnya.
BalasHapus