Surat for Palestina
Hay, Assalamua’laikum.
Bagaimana kabarmu disana sahabat? Ku dengar kalian tengah dikepung Israel ya?
Kalian pasti sangat ketakutan kan? Aku aja yang hanya menontonnya lewat televisi merasa sangat merinding. Aku
takut. Aku nggak bisa sama sekali membayangkan bila aku ada diposisi kalian.
Sahabat, aku tau kalian kuat. Aku tau kalian pasti bisa ngadepin ini semua.
Kalian bukan kami yang cengeng. kalian kuat, yah aku yakin itu.
Kalian juga tengah
berpuasa kan? Apa yang kalian makan pas sahur? Masihkah kalian menikmati
makanan lezat seperti yang kami rasakan? Masihkah kalian memikirkan makanan apa
yang akan kalian makan pas berbuka nanti? Oh, pasti tidak. Kalian pasti sahur
dan berbuka dengan pemandangan yang ‘sangat’ lazim ya? Kalian puasa dengan
dikelilingi darah, air mata, tetesan keringat, secercah harapan, dan tumpukan
mayat-mayat yang tak berdosa ya? Aku merinding sahabat. Aku merinding
memikirkan nasib kalian disana, tapi aku bisa apa selain ngirimin untuk kalian
seuntai do’a.
Sahabat. 9 Juli
kemaren, negaraku mengadakan pesta demokrasi. Pesta pemilihan presiden. Pesta
demokrasi ini menyebabkan adanya kubu-kubu dinegara ini. Ada yang ngebela
capres A sampai ngehina capres B, begitu pun sebaliknya. Mereka saling
menjatuhkan sahabat, padahal mereka nggak ngelihat perjuangan kalian yang rela
mengorbankan nyawa demi Islam.
Kalian kesakitan
disana, sedangkan kami disini masih asik berperang antar sesama kami. Kalian
merintih disana, sedangkan kami disini masih bisa menikmati udara segar. Kalian
menangis disana, sedangkan disini kami masih bisa memikirkan menu sahur atau
berbuka yang akan kami nikmati. Kalian kehilangan orang-orang tersayang disana,
sedangkan kami masih bisa tertawa bercanda disini. Kalian diterjang ketakutan,
sedangkan kami disini masih bisa melangkah bebas. Kalian disana walau dikepung
masih bisa khusuk sholat, masih bisa membaca dan menghapal Al-Qur’an, sedangkan
kami disini terlena akan dunia. Kami lalaikan sholat, kami abaikan Al-Qur’an,
kami umbarkan aurat kami, dan kami sepelekan semua perintah Allah. Nauzubillah.
Sungguh aku malu
sahabat. Aku malu pada kalian. Aku malu pada semangat kalian untuk mendekati
Allah. Aku malu. Seharusnya aku bisa belajar banyak dari kalian kan? Bahkan
umur kalian pun masih terlalu belia. Terlalu kecil untuk mengerti apa itu
peperangan. Terlalu kecil untuk merasakan kehilangan. Pasti disaat kalian
mendengar suara dentuman bom, kalian ngerasa sangat ketakutan, kalian peluk umi
dan abi kalian sambil berkata : ‘Abu-Ummu. Apa itu? Mengapa mereka melakukan
itu pada kita?’ Atau kalian hanya bisa memeluk jasad umi dan abi kalian. Akh,
entahlah. Aku sama sekali tak bisa membayangkannya.
Sabarlah sahabat, janji
Allah pasti datang. Kalian adalah manusia terpilih yang Allah rasa kalian
sanggup mengemban semua ini.
We
will not go down (Michael Heart)
A
blinding flash of white light (Kilaun cahaya putih
yang membutakan mata)
Lit
up the sky over Gaza tonight (Menerangi langit Gaza
malam ini)
People
running for cover (Orang-orang berlari mencari
perlindungan)
Not
knowing whether they’re dead or alive (Tak tahu apakah mereka
mati atau hidup)
They
came with their tanks and their planes (Mereka datang naik
tank dan pesawat)
With
ravaging fiery flames (Dengan kebakaran api yang
menghancurkan)
And
nothing remains (Dan tak ada yang tersisa)
Just
a voice rising up in the smoky haze (Hanya sebuah suara
yang terdengar didalam kepulan asap)
We
will not go down (Kami takkan menyerah)
In
the night, without a fight (Dimalam hari, tanpa perlawanan)
You
can burn up our mosques and our homes and our schools (Kau
bisa hancurkan mesjid dan rumah dan sekolah kami)
But
our spirit will never die (Namun semangat kami takkan pernah
mati)
we
will not go down (Kami takkan menyerah)
in
Gaza tonight (Di Gaza malam ini)
semangat sahabat! Aku ada nasyid yang sangat aku
suka. Nasyid yang sering dulu saat SMP dilantunkan. Nasyid yang entah kenapa
kadang bikin aku merinding dan termotivasi juga. Ini dia :
Jejak
(Izzatul
islam)
Menapaki
langkah-langkah berduri
Menyusuri
rawa, lembah dan hutan
Berjalan
diantara tebing jurang
Semua
dilalui demi perjuangan
Letih
tubuh didalam perjalanan
Saat
hujan dan badai merasuk dibadan
Namun
jiwa harus terus bertahan
Karna
perjalanan masih panjang
Kami
adalah tentara Allah
Siap
melangkah menuju kemedan juang
Walau
tertatih kaki ini berjalan
Jiwa
perindu syahid tak akan tergoyahkan
Wahai
tentara Allah bertahanlah
Jangan
menangis walau jasadmu terluka
Sebelum
engkau bergelar syuhada
Tetaplah
bertahan dan bersiap siagalah
Selalu semangat sahabat. Allah bersamamu. Kukirimkan
do’a dari Indonesia untukmu sahabat. Semoga Allah selalu memberikan yang
terbaik untuk kalian.
Salam sayang, @muthiiihauraa
Kamis, 10 Juli 2014. 18.01 WIB.
kita doakan sama2 buat saudara kita di palestina semoga diberi kekuatan dan ketabahan lebih dalam mempertahankan tanah tempat masjid Al-Aqsha berdiri.
BalasHapussalam kenal ya..
salam kenal juga :D
Hapusiyaa, kita doakan mereka :)
semoga kita bisa mengambil hikmah dari ketegaran mereka :)
BalasHapusAmiin :D
HapusBetapa berat puasanya saudara kita di palestina sana, puasa dengan serangan bobardir Israel yang tanpa henti...
BalasHapusSebagai saudara sesama musli, alangkah baiknya tidak hanya mengumpat dan menghina Israel tapi juga mendoakan supaya Palestina senantiasa diberi perlindungan oleh Allah ...amiin :')
Amiin. setuju banget :)
Hapusizin minjem buat di kirim ke KNRP
BalasHapus