Surat for Palestina

07.13 muthihaura 7 Comments



Hay, Assalamua’laikum. Bagaimana kabarmu disana sahabat? Ku dengar kalian tengah dikepung Israel ya? Kalian pasti sangat ketakutan kan? Aku aja yang hanya menontonnya  lewat televisi merasa sangat merinding. Aku takut. Aku nggak bisa sama sekali membayangkan bila aku ada diposisi kalian. Sahabat, aku tau kalian kuat. Aku tau kalian pasti bisa ngadepin ini semua. Kalian bukan kami yang cengeng. kalian kuat, yah aku yakin itu.

Kalian juga tengah berpuasa kan? Apa yang kalian makan pas sahur? Masihkah kalian menikmati makanan lezat seperti yang kami rasakan? Masihkah kalian memikirkan makanan apa yang akan kalian makan pas berbuka nanti? Oh, pasti tidak. Kalian pasti sahur dan berbuka dengan pemandangan yang ‘sangat’ lazim ya? Kalian puasa dengan dikelilingi darah, air mata, tetesan keringat, secercah harapan, dan tumpukan mayat-mayat yang tak berdosa ya? Aku merinding sahabat. Aku merinding memikirkan nasib kalian disana, tapi aku bisa apa selain ngirimin untuk kalian seuntai do’a.

Sahabat. 9 Juli kemaren, negaraku mengadakan pesta demokrasi. Pesta pemilihan presiden. Pesta demokrasi ini menyebabkan adanya kubu-kubu dinegara ini. Ada yang ngebela capres A sampai ngehina capres B, begitu pun sebaliknya. Mereka saling menjatuhkan sahabat, padahal mereka nggak ngelihat perjuangan kalian yang rela mengorbankan nyawa demi Islam. 











Kalian kesakitan disana, sedangkan kami disini masih asik berperang antar sesama kami. Kalian merintih disana, sedangkan kami disini masih bisa menikmati udara segar. Kalian menangis disana, sedangkan disini kami masih bisa memikirkan menu sahur atau berbuka yang akan kami nikmati. Kalian kehilangan orang-orang tersayang disana, sedangkan kami masih bisa tertawa bercanda disini. Kalian diterjang ketakutan, sedangkan kami disini masih bisa melangkah bebas. Kalian disana walau dikepung masih bisa khusuk sholat, masih bisa membaca dan menghapal Al-Qur’an, sedangkan kami disini terlena akan dunia. Kami lalaikan sholat, kami abaikan Al-Qur’an, kami umbarkan aurat kami, dan kami sepelekan semua perintah Allah. Nauzubillah.

Sungguh aku malu sahabat. Aku malu pada kalian. Aku malu pada semangat kalian untuk mendekati Allah. Aku malu. Seharusnya aku bisa belajar banyak dari kalian kan? Bahkan umur kalian pun masih terlalu belia. Terlalu kecil untuk mengerti apa itu peperangan. Terlalu kecil untuk merasakan kehilangan. Pasti disaat kalian mendengar suara dentuman bom, kalian ngerasa sangat ketakutan, kalian peluk umi dan abi kalian sambil berkata : ‘Abu-Ummu. Apa itu? Mengapa mereka melakukan itu pada kita?’ Atau kalian hanya bisa memeluk jasad umi dan abi kalian. Akh, entahlah. Aku sama sekali tak bisa membayangkannya.

Sabarlah sahabat, janji Allah pasti datang. Kalian adalah manusia terpilih yang Allah rasa kalian sanggup mengemban semua ini.

We will not go down (Michael Heart)

A blinding flash of white light (Kilaun cahaya putih yang membutakan mata)
Lit up the sky over Gaza tonight (Menerangi langit Gaza malam ini)
People running for cover (Orang-orang berlari mencari perlindungan)
Not knowing whether they’re dead or alive (Tak tahu apakah mereka mati atau hidup)

They came with their tanks and their planes (Mereka datang naik tank dan pesawat)
With ravaging fiery flames (Dengan kebakaran api yang menghancurkan)
And nothing remains (Dan tak ada yang tersisa)
Just a voice rising up in the smoky haze (Hanya sebuah suara yang terdengar didalam kepulan asap)

We will not go down (Kami takkan menyerah)
In the night, without a fight (Dimalam hari, tanpa perlawanan)
You can burn up our mosques and our homes and our schools (Kau bisa hancurkan mesjid dan rumah dan sekolah kami)
But our spirit will never die (Namun semangat kami takkan pernah mati)
we will not go down (Kami takkan menyerah)
in Gaza tonight (Di Gaza malam ini)

semangat sahabat! Aku ada nasyid yang sangat aku suka. Nasyid yang sering dulu saat SMP dilantunkan. Nasyid yang entah kenapa kadang bikin aku merinding dan termotivasi juga. Ini dia :

Jejak (Izzatul islam)

Menapaki langkah-langkah berduri
Menyusuri rawa, lembah dan hutan
Berjalan diantara tebing jurang
Semua dilalui demi perjuangan

Letih tubuh didalam perjalanan
Saat hujan dan badai merasuk dibadan
Namun jiwa harus terus bertahan
Karna perjalanan masih panjang

Kami adalah tentara Allah
Siap melangkah menuju kemedan juang
Walau tertatih kaki ini berjalan
Jiwa perindu syahid tak akan tergoyahkan

Wahai tentara Allah bertahanlah
Jangan menangis walau jasadmu terluka
Sebelum engkau bergelar syuhada
Tetaplah bertahan dan bersiap siagalah

Selalu semangat sahabat. Allah bersamamu. Kukirimkan do’a dari Indonesia untukmu sahabat. Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kalian.
Salam sayang, @muthiiihauraa
Kamis, 10 Juli 2014. 18.01 WIB.
 

Baca Artikel Populer Lainnya

7 komentar:

  1. kita doakan sama2 buat saudara kita di palestina semoga diberi kekuatan dan ketabahan lebih dalam mempertahankan tanah tempat masjid Al-Aqsha berdiri.

    salam kenal ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal juga :D
      iyaa, kita doakan mereka :)

      Hapus
  2. semoga kita bisa mengambil hikmah dari ketegaran mereka :)

    BalasHapus
  3. Betapa berat puasanya saudara kita di palestina sana, puasa dengan serangan bobardir Israel yang tanpa henti...
    Sebagai saudara sesama musli, alangkah baiknya tidak hanya mengumpat dan menghina Israel tapi juga mendoakan supaya Palestina senantiasa diberi perlindungan oleh Allah ...amiin :')

    BalasHapus