Hari keenam : Buku dan Penerbit
Haay
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat dan dalam lindungan
Allah ya. Amin. Disini siapa yang suka baca buku? Angkat tangan! Aku suka aku
suka. Banget malah. Bagi aku membaca adalah kenikmatan yang tiada terkira. Kita
bisa jalan-jalan kebelahan bumi manapun dengan membaca, hebat kan?
Membaca
juga membantu menambah pengetahuan kita. Banyak hal yang bisa kita dapatkan
lewat membaca. Membaca menjadikanmu berbeda dari orang-orang lain. Ah, banyak
sekali hal-hal positif yang kita dapatkan dari membaca, tentu saja membaca
buku-buku yang bagus ya.
Terlepas
dari membaca itu, pasti yang hobby membaca memiliki koleksi buku yang banyak
dan sering hunting ke toko buku kan? Kalau aku pribadi sih kalau ke toko buku
dan hendak membeli buku, aku memiliki pertimbangan sendiri untuk buku yang
kubeli. Pertama, tentu aku liat covernya. Kesan pertama gitu. Nggak munafiklah
kan kalau ketemu sama orang atau sesuatu pasti kita lihat covernya dulu.
Kalau
covernya menarik, aku lihat sinopsisnya. Kadang ada kan buku yang covernya
menarik banget, tapi dari sinopsisnya ngambarin kalau itu buku kurang menarik.
Ibarat ketemu orang, kita suka penampilannya, eh pas tau sifatnya kita malah
jadi nggak suka. Nah penting juga nih diperhatikan bagi seorang penulis agar
membuat sinopsis semenarik mungkin. Terkadang ada juga yang covernya kurang
menarik, tapi dari sinopsisnya kita bisa tau kalau itu buku bagus banget.
Nah
setelah membaca sinopsis, yang terakhir ini aku liat harganya. Kalau harganya
pas dikantong yang nggak seberapa ini, ya aku beli. Kalau nggak pas dikantong,
aku lebih milih untuk nggak memilikinya. Tapi kalau aku udah jatuh cinta banget
dengan suatu buku, walau nggak pas di kantong, aku coba untuk nabungin uang
dulu. Kalau kamu gimana dalam mempertimbangkan buku yang ingin kamu beli? Apa
sama dengan aku? Bagi yang dompetnya tebal, pasti langsung comot aja kali ya?
:D
Aku
memang beli buku nggak liat penerbit atau penulisnya. Tapi lebih ke tampilan
buku dan sinopsis. Kalau disuruh beli buku yang harus memilih penerbitnya atau
buku yang diterbitkannya, aku lebih milih buku yang diterbitkannya. Kenapa? Nggak
selamanya penerbit yang awalnya kita nilai terbitannya nggak bagus, tapi mana
tau dibuku lain malah bagus. Tergantung penulis menurut aku. Penerbit hanya
membantu menerbitkan, sedangkan letak kunci bumbunya ada ditangan penulis.
Misal
gini, kita ada baca buku dari penerbit A dan kita nilai buku itu nggak bagus,
jadinya kita nggak mau lagi membeli buku dari penerbit A. Padahalkan bisa jadi
buku dari penerbit A yang lain masih banyak yang bagus. Mungkin pelajaran juga
bagi penerbit untuk hati-hati dalam menerima karya yang akan diterbitkan.
Masalah
krusial didalam dunia penerbitan buku itu adalah banyaknya penulis yang
berlomba-lomba ingin menerbitkan bukunya, tapi daya baca masyarakat masih
rendah. Selain itu penulis dan penerbit di Indonesia kurang di hargai, beda
dengan diluar negri. Penulis dan penerbit sama-sama memiliki peran yang
penting.
Organisasi
yang membawahi penerbit yang IKAPI. Soal IKAPI udah aku bahas dipostinga hari
kelima. Tapi nggak ada salahnya aku bahas sedikit kan ? Ikatan Penerbit
Indonesia atau biasa disebut dengan IKAPI adalah asosiasi profesi penerbit di
Indonesia yang menghimbun para penerbit buku di Indonesia.
IKAPI
ini didirikan pada tanggal 17 Mei 1950 di Jakarta. Para pelopor dan inisiator
pendirinya adalah Sutan Takdir Alisjahbana, M.Jusuf Ahmad, Nyonya A.
Notoseotardjo. Pendirian IKAPI ini didorong oleh semangat nasionalisme setelah Indonseia
merdeka tahun 1945.
Itu
sedikit tentang IKAPI. Semoga dengan postingan ini akan banyak lagi masyarakat
yang lebih menyadari besarnya manfaat membaca. Oke, sekian dulu dari aku. salam
hangat, @muthiiihauraa
31
Agustus 2014. 06.06 WIB
aku suka baca, sama kayak kamu. suka banget malah. tapinya aku gamau beli, maunya minjem :D
BalasHapuseaaaak --" aku juga seringnya gitu sih. wkwk. kadang-kadang.
Hapus