Pelatihan Media Cetak #2

14.39 muthihaura 0 Comments



Haay guys, Assalamua’laikum. Gimana kabarnya disore Minggu ini? Always optimis dalam berkarya kan? Semoga aja ya. Aah, minggu-minggu ini banyak banget yang ingin diceritakan, sekedar berbagi cerita dengan kamu wahai diary onlineku. :* Alhamdulillah naskah novel aku udah selesai dan diedit pun udah, besok pagi rencananya bakal dikirim kepenerbit, do’ain ya ;D 

Aku pengen ngelanjutin nih tentang pelatihan media cetak yang aku ikuti di tanggal 8 dan 9 November kemaren. Mungkin bagi yang belum baca part satunya bisa dibaca disini. Masih ingat mas Anto kan? Iya, pemateri dalam pelatihan media cetak yang aku ikuti. Banyak hal yang aku pelajari dari beliau dan banyak motivasi yang beliau berikan. Motivasi yang membuat aku semakin semangat dalam berkarya dan terus berkarya.

Aku senang bisa ikut pelatihan dan workshop-workshop seperti ini, pikiran aku jadi lebih terbuka dan semangat aku semakin terpompa. Makasih Ya Allah dipertemukan dengan orang-orang hebat seperti mereka. Nah mas Anto juga ngejelasin nih kalau baik anak Public Relation, anak Broadcasting, dan anak Jurnalistik harus mampu bekerja dalam satu team yang sama. Nggak ada tuh yang lebih hebat, semua sama. Kalau aja semua prodi komunikasi itu mampu bersatu dan menghasilkan karya yang bagus, pasti nama universitasnya pun akan terangkat.

Saat pelatihan, ada salah seorang mahasiswa yang bertanya seperti ini : ‘Kenapa sih media sekarang itu lebih kepada pembohongan dan pembodohan public? Bukankah sebenarnya tugas media tidak seperti itu?”

Ya seperti yang kita lihat tayangan dari berbagai media baik TV, radio, ataupun majalah lebih kepada sesuatu yang tidak seharusnya. Misal kita ambil contoh dimedia TV, banyak sekali tayangan-tayangan yang tidak mendidik yang mampu merusak moral anak bangsa. Kenapa? Karna media saat ini lebih mengejar rating. Kalau sebuah siaran TV tidak sesuai dengan rating yang ditentukan, maka media tersebut akan ditutup, oleh karna itu saat ini pihak media lebih mengejar pada reting. Mereka berlomba-lomba menaikkan reting apa pun caranya.

Ah, kalau memang seperti itu kasian sekali masyarakat. Media yang seharusnya jadi hal yang bias dimanfaatkan sebaik-baiknya malah dijadikan ajang saling menaikkan reting. Mau gimana lagi kan? Ginilah hidup. Semua itu kembali pada penontonnya masing-masing. Kalau penontonnya cerdas, maka dia tidak akan menonton acara yang tidak-tidak.


Pak Kajur- Ulan- Ides- Mas Anto- Zizah- Aku- Pak Mus

Gitu aja deh kayanya pelatiahan media di sesi kedua ini, kalau mau baca lengkapnya bisa yang pertama aja. Lagi buntu nih. Hehe. Aku mau curhat aja deh ya? Nah pas lagi dengerin materi dari mas Anto di hari Minggu, si Arifin SMS. Dia nyuruh semua anak film buat ngumpul di kos dia. Kebetulan di Minggu materi Cuma sampai siang, selesai materi aku-Ulan-Zizah-Ides pergi ke kosnya Ipin. Asli nyari kos anak satu ini sampai nyasar tiga kali -_-

Tiba di kosnya nggak ada orang, ternyata belum pada ada yang datang. Akhirnya aku-Ulan-Zizah-Ides-Ipin cerita diteras kos Ipin. Kami cerita soal kelanjutan pembuatan film. Untuk masalah script udah selesai, nah yang jadi masalah sekarang pemainnya.
Ipin : Siapa ya woi pemain yang cocok?
Aku : si ‘tuuuuut’ aja, dia kan mau tuh jadi artisnya.
Ipin : Eeh muka dia tu udah keliahatan tuanya dah! Yang imutlah.
Ulan : Haa si Ani aja.
Aku : Iya, Ani aja. Cocok tuh.
Ipin : Aku juga berfikiran begitu, tapi anak tu pemalu. Susah di lobby.
Aku : Iya juga sih. Trus siapa dong?

Akhirnya kami mikir sama-sama. Lagi asik-asik mikir, tiba-tiba Ipin ngomong kaya gini : “Kau ajalah Muth jadi pemainnya.” WHAT? -___- Ini anak memang nggak pernah bisa serius. Setelah diskusi sana-sini, si Ipin ngajak kami nyari mix. Mix yang penyangganya panjang itu lho kaya di shooting di TV-TV.

Yang pergi nyari aku-Ulan-Zizah-Ides-Ipin-teman Ipin. Nah kami nyari ampe mutar-mutar kota Pekanbaru tapi nggak ada juga. Akhirnya pilihan terakhir itu ke MP (Mall Pekanbaru). Setelah keliling MP, ternyata nggak ada juga. Lelah plus lapar banget. Si Ipin sama temannya mah enak mereka udah makan, lah kami yang cewek-cewek pada belum makan dan dengan sadisnya dua cowok itu sama sekali tak perhatian. -_-

Keliling-keliling MP tapi tak membuahkan hasil, akhirnya Ipin mutusin buat ke Gramed untuk cari tugas filsafat. Bukan, sama sekali kami tak berniat untuk beli buku, tapi kami bakal ngephoto buku yang ada materi filsafat kami. Emang tak bermodal. :v

Gitu deh kejadian setelah pelatihan. Oh ya beberapa hari yang lalu, bang Rico salah satu senior di Gagasan nge-SMS aku kaya gini :  “Muthi, abang sama Kak Tari mau buat komunitas sastra Gagasan. Kegiatan bedah buku dan menulis sastra plus  diskusi cara menulis yang baik. Minggu ini bisa jadi pemateri diskusi nggak? Kan karya Muthi udah segudang.”

Oalah bang, karya Muthi udah segudang? Belum bang, tak seberapa malah. Tapi amin deh, semoga benar-benar akan segudang. Aku pengen nerima tawaran ini, kapan lagi kan belajar ngomong didepan orang lain selain teman sekelas. Aku rasa tawaran itu batu loncatan untuk aku latihan. Tapi jujur aja aku belum PD. Masih banyak yang harus aku perbaiki. Masih banyak yang harus aku pelajari. Maaf bang, mungkin untuk sekarang Muthi belum siap. Saat ini lagi berusaha untuk mempersiapkan diri. Muthi tau seharusnya nggak sepantasnya nolak, tapi muthi masih nggak PD.

Kemaren juga pas ketemu bang Denny ketua COFA (Comunikasi Of Film Academy), abang itu bilang gini : “Muthi sama teman-temannya lagi bikin film kan? Udah sampai mana? Besok bisalah tu ngundang kalian diacara COFA. Kalian yang ngisi.”

Hfft. Aku akan belajar untuk itu. Aku akan berusaha ngatasin rasa nggak PD didiri aku. Kemaren juga pas kesekre, bang Saan selaku pimpinan redaksi Gagasan minta dijarin nulis. Abang itu minta dibuatin kata-kata motivasi gitu. Oke bang, lagi tahap pembuatan ini. Kalau udah siap nanti Muthi kirimin ke inbox abang.

Ah, banyak hal yang masih ingin aku pelajari dalam hidup ini. Masih banyak yang belum aku tau. Aku ingin terus belajar dan mengenal orang-orang hebat seperti mereka membuatku semakin semangat untuk terus berkarya. Karna berbagai kesibukan saat ini membuat aku sedikit lupa tentang cinta, yah memang seharusnya begitu.

Teman-teman dekatku juga banyak mengajarkan berbagai hal dalam hidupku. Dari Mumun aku belajar tentang semangat dia berorganisasi. Semangat dia belajar hal-hal baru. Semangat dia untuk terus berfikir kedepan supaya maju. Dari Ulan bikin aku termotivasi untuk mempelajari bahasa Inggrish secara serius. Mempelajari cara bagaimana membawa diri saat diskusi. Iri juga ngelihat dia ngebawain berita alias news anchor di Madani TV.

Dari Ides, aku belajar juga semangat dia berorganisasi. Semangat dia untuk mempelajari hal-hal yang nggak dia bisa walau sering kali juga banyak salahnya. Semangat dia dalam berjualan, menenteng-nenteng gorengan tiap di kampus tanpa sedikit pun rasa malu. Dari Zizah, aku belajar semangat dia berorganisasi plus dia banyak kenalan. Kemana-mana dia selalu disapa atau nyapa orang. Beda dengan aku yang nggak terlalu banyak kenal teman sefakultas. Dari Cristin aku belajar tentang perjuangan dia untuk kuliah di universitas berbasis islam. Dia juga anaknya bersemangat dalam karya. Kemaren dihari Sabtu dia curhat tentang ‘sesuatu’ ke aku. Trimakasih udah mau cerita ke aku Cris, itu tandanya kamu percaya sama aku. Makasih juga dua gelang yang kamu kasih walau awalnya aku yang maksa minta. Hehe.  Dari Uni, aku belajar untuk menjadi wanita sholehah. Trimakasih udah ngingetin Muthi untuk sholat tahajud dan puasa ya Uni ;)

Dan aku juga belajar pada semua teman-teman aku yang lain, terutama juga anak Broadcast C yang sekarang kami udah mulai bisa dekat. Aku juga belajar banyak dari dosen-dosen yang luar biasa di UIN SUSKA Riau. Aku beruntung kenal kalian semua. Kalian bikin aku makin termotivasi untuk maju. Terutama juga buat dosen retorika aku yang selalu ngasih motivasi buat kami.

Retorika. Ah, pelajaran yang selalu aku suka. Di pelajaran ini aku bisa belajar berbicara didepan teman-teman sekelas yang jumlahnya 40 orang. Aku selalu berusaha memaksimalkan waktu yang dikasih untuk maju. Untuk menempa diri. Walaupun apa yang aku katakana kadang tak nyambung. Tapi beginilah aku adanya. Aku masih belajar ;) Kamu suka aku, oke jalanin! Kamu keberatan? Silahkan cari yang lebih baik ;)
Kemaren setelah selesai pelajaran retorika, aku nyamperin si bapak dosen untuk ngembaliin buku.
Pak Dosen : Aduuh Muthi, buku Muthi yang bapak pinjam hilang. Gimana dong? (sambil mengeluarkan dua buku dari dalam tasnya)
Pak Dosen : Untuk sementara, pilih diantara dua buku ini untuk dipegang. Muthi mau yang mana?
Aku menatap kedua buku yang ditawarkan pak dosen. Setelah menimbang, akhirnya aku memilih buku dengan judul ‘Cara Pintar Berbicara Cerdas di Depan Publik’. Bagus juga sih buku aku diilangin, setidaknya aku dapat buku baru yang bisa dibaca :v

Aah udah enam halaman ternyata. Capek banget ngetiknya nih. Sebenarnya masih banyak yang pengen diceritain, tapi kapan-kapan aja deh. See you! Salam sukses, @muthiiihauraa
Minggu, 16 November 2014. 17.00 WIB


Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: