Tips Membuat dan Menerbitkan Novel #2
Haaai,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Sehat kan yah? Alhamdulillah. Hari ini
hampir seharian disekre, soalnya Gagasan ada seserahan dengan calon anggota
Gagasan yang baru. Tadi pas bang Melba ngasih wejangan tiba-tiba entah dibagian
mana nyinggung EAGLE Awards, yang artinya aku ikut kebawa-bawa. Trus pas acara
selesai, aku nyamperin bang Hafidz, trus bang Hafidz bilang : “Cie nama Muthi
disebut-sebut dang. Terkenal dang.” -__- Jangan sebut-sebut EAGLE lagi, Cuma
masuk 50 besar, maaf belum bisa membanggakan. Dan seharusnya orang yang lebih
dapat penghargaan itu Chrystin :’)
Hari
ini nggak jadi makan di mr.brewok karna si Liqodnya sakit huhu :’) Padahal hari
ini di mr.brewok lagi gratis dan diskon 50 %. Ya udahlah nggak papa,
mudah-mudahan next time bisa kulineran bareng Liqod :* Entah kenapa rasanya
akhir-akhir ini curhat di blog jadi nggak nyaman lagi. Jadi nggak seseru dulu.
Udah banyak yang tau blog ini, termasuk mereka yang mengenal aku didunia nyata,
malulah curhat-curhat ga jelas lagi. Kayanya harus buat blog rahasia nih yang
isinya curhatan gaje, sedangkan blog ini untuk sesuatu yang penting aja. Sampai
jumpa my blog :’) :’) :’)
Eh
kok jadi gegalau gitu yah? haha! Oke, kali ini aku pengen ngelanjutin tips membuat dan menerbitkan novel,
bagi yang belum baca entry pertamanya bisa baca disini. Gimana? Udah baca entry pertama kan
yah? langsung aja, check this out :
Ketujuh,
tentukan target kapan naskah kamu ini akan selesai! Tentukan juga berapa
halaman yang harus kamu tulis perhari. Target ini penting agar naskah kamu
nggak sampai bertahun-tahun tak terselesaikan! Tuliskanlah targetnya!
Kedelapan itu,
mulailah menulis! Percuma kamu punya mimpi jadi penulis, tapi kamu tak pernah
menuliskan baris demi baris naskah kamu, itumah sama aja bohong! Mungkin kamu
akan bingung bagaimana memulainya, bagaimana menuliskan kalimat dan
paragraf-paragraf awalnya, tuliskan saja apa yang kamu pikirkan. Terserah mau
itu bagus atau tidak, tuliskan saja dulu karna kamu sedang dalam proses
menulis, bukan mengedit! Usahakan di paragraf-paragraf awal atau di bab 1,
sajikan cerita yang ‘nendang’.
Sajikan
cerita yang ‘wah’! jangan Cuma yang datar-datar saja semisal kamu memulai
dengan kalimat ‘pada suatu hari’, ‘disuatu masa’, ‘Treeet, alarm berbunyi’,
atau saat dia tabrakan dengan cowok dan sejenis lainnya yang *maaf* biasa banget!
Jangan mulai bab pertama dengan sesuatu yang biasa atau mainstreem! Karna bab
pertama ini akan menjadi awal penilain penerbit setelah EYD.
Maksudnya
gini, jadi awal naskah kamu diterima penerbit, kebanyakan penerbit itu akan
melihat apakah naskah kamu memenuhi syarat atau tidak, kalau memenuhi syarat
yang ditetapkan, kemungkinan naskah kamu akan dilanjut ketahap seleksi
berikutnya. Seleksi selanjutnya, apakah naskah memenuhi standar EYD atau tidak,
kalau EYD kamu berantakan, jamin deh penerbit langsung nggak ngelolosin naskah
kamu. Jadi belajar EYD penting juga ya! Kalau naskah kamu lolos di EYD, masuk
tahapan seleksi selanjutnya, yakni, penerbit akan membaca naskah kamu di bab
pertama. Bab pertama ini menentukan diterima atau ditolaknya naskah kamu!
Kalau
bab pertama kamu bagus, pasti pihak penerbit akan terus membaca sampai akhir.
Tapi kalau bab pertama kamu udah ngebosenin, jamin deh nggak bakal dibaca
penerbit alias nggak lolos seleksi! Ini hanya beberapa penerbit yang memakai
sistem seleksi seperti ini, banyak penerbit lain yang menggunakan cara berbeda,
tapi berbedanya tak akan jauh kok dengan apa yang aku jelaskan diatas ;))
Yang
kesembilan, pas lagi nulis naskah
fiksi ataupun non fiksi, pasti kamu akan ada waktunya berada didalam kondisi writer block. Writer
block ini adalah keadaan dimana kamu bosan nulis, kamu nggak ada ide, kamu
stuck alias susah melanjutkan naskah kamu. Eiiits, jangan buru-buru mutusin buat
nyerah gitu aja. Jangan buru-buru mutusin untuk menguburkan mimpimu! Ingat lho,
selesaikan apa yang sudah dimulai. Berkomimenlah kediri, apapun yang terjadi,
kamu akan berusaha untuk menyelesaikan naskahmu. Karna menyerah begitu saja
adalah sebuah kebodohan.
Writers
block itu wajar! Hampir semua penulis ngerasainnya, termasuk penulis-penulis
yang udah punya nama! Aku pun juga sering ngerasain yang namanya writers block,
tapi apa aku menyerah? Kalau aku menyerah, aku nggak mungkin punya naskah yang
udah diterbitkan bukan? Ada beberapa hal yang aku lakuin saat writers block
menyerang, mungkin bisa juga jadi referensi buat kamu disaat kamu ngadepin si
writers block ini.
Saat
writers block, berhentilah menulis! Sibukkan diri dengan hal-hal yang positif. Lakukan
yang kamu suka. Banyak baca! Terserah deh mau baca buku apa saja atau bahkan
sekedar browsing-browsing tentang apa saja juga boleh. Kalau aku biasanya baca
buku, trus juga baca-baca blog orang lain, karna menurut aku dengan membaca
blog orang lain, kita akan mendapatkan banyak pelajaran berharga. Biasanya
kebanyakan mereka-mereka yang punya blog itu akan bercerita tentang kehidupan
pribadi mereka, dari situ kita bisa mengambil hikmah dari kehidupan pribadi
mereka dan tentu saja juga memperkuat tokoh yang kita bangun.
Maksudnya
gini, aku mau nulis dengan tokoh bernama Novi, nah aku akan baca satu blog
cewek dan ngestalkerin apa saja yang siempunya blog itu lakukan. Kalau
siempunya blog itu typenya tomboy, maka tokoh Novi dinaskah akupun aku buat tomboy.
Istilahnya itu ngambil peran seseorang didunia nyata untuk dijadikan tokoh
supaya sitokoh yang kita ciptakan dalam naskah itu terasa ‘hidup’. Jadi, jangan
malas blogwalking ya! ;))
Selain
baca, aku juga suka dengerin curhatan orang. Di SMA, banyak banget adik-adik
junior yang curhat sama aku, bahkan sekarangpun juga banyak yang curhat dan
mempercayakan masalah pribadinya padaku, misal kaya
Ulan-Mumun-Lelek-Chrystin-Dina-Peny-dan banyak lagi. Aku senang dengerin
curhatan orang, karna nggak semua apa yang terjadi dikehidupan orang lain bakal
kita alami. Dari dengerin curhatan orang lain, kita bakal belajar banyak hal
dan pastinya juga belajar mengenal sifat orang tersebut.
Misal
kaya Chrystin yang sering cerita masalah pribadinya dan jujur saja, aku dapat
banyak pelajaran dari kisah pribadinya. Aku jadi tau banyak hal yang pada
awalnya nggak aku tau. Aku nggak pernah memaksa orang lain untuk bercerita
padaku, disaat mereka sudah merasa nyaman, semua uneg-uneg itu akan keluar dengan
sendirinya. Satu hal lagi yang penting, jika seseorang sudah percaya denganmu
dan menceritakan segalanya padamu, jangan pernah kamu umbar rahasianya itu!
Jangan pernah jadi ember bocor, karna sekali kamu melanggar kepercayaan orang
lain, orang itu TIDAK AKAN PERNAH lagi percaya padamu! Kalau ingin kamu
masukkan kedalam naskah ceritamu, jangan sama persis, ya harus ada yang dirubah
walau dikit. Dan jangan juga menceritakan didalam naskahmu dengan nama asli.
Menurut
aku, seorang penulis itu juga harus menjadi pendengar dan pembaca yang baik.
Kalau lagi writers block juga kadang aku nonton atau ngelamun. Sepuluh, nulis nulis nulis! selesaikan
naskahmu! Kalau lagi nulis, nulis aja terus, jangan dibaca-baca tulisan itu.
kenapa? Karna jika kamu sedang menulis, trus kamu juga membaca naskahmu,
dijamin kamu akan berkali-kali menghapus naskah yang awalnya kamu tulis karna
merasa nggak sreg, ya kan? Jadi mending tulisin aja naskahmu dulu sampai
selesai, jangan dibaca ulang, kalau ada kesalahan dalam EYD atau merasa nggak
nyambung, biarin aja dulu. Tulis dan jangan dibaca naskah itu!!
Yang
kesebelas, udah selesaikan
naskahnya? Kalau naskahnya udah selesai. Simpan naskah itu selama seminggu atau
lebih cepatnya selama lima hari. Biasanya aku mengendapkan naskah itu selama
lima hari. Kenapa harus seperti itu, Mut?
Hmmm, kalau nggak salah aku dulu pernah membaca tips dari seorang penulis
yang aku lupa namanya, penulis tersebut bilang bahwa endapkan naskah novel kita
itu dulu selama kurang lebih seminggu. Gunanya itu untuk menemukan hal-hal atau
ide segar yang bisa dimasukkan dalam novel. Mengendapkan naskah ini juga
berfungsi untuk melihat dengan jeli apakah naskahmu ada kesalahan atau tidak.
Nah
yang Kedua belas, setelah
mengendapkan naskah selama kurang lebih seminggu, kamu bisa mulai mengedit
naskahmu. Baca dari awal naskahmu, perbaiki EYD yang salah. Perbaiki susunan
kalimat yang mungkin nggak tepat. Pokoknya tahap kedua belas ini adalah
pengeditan. Edit naskahmu! Ketiga belas,
setelah naskahmu selesai diedit, saatnya untuk melengkapi syarat dari penerbit
yang kamu tuju. Misal penerbit A yang menyuruh syarat berupa : CV, sinopsis
backcover, dan sinopsis keseluruhan isi cerita. Usahakan untuk urusan sinopsis keseluruhan isi cerita, ceritakan
dengan menarik karna ini juga menjadi penilain bagi sebagian penerbit.
Oh
ya, dalam menulis juga, kamu nggak perlu ngikut-ngikut style menulisnya orang
lain. Mungkin untuk diawal-awal belajar menulis, bolehlah untuk mengikuti style
orang lain, tapi itu Cuma untuk sementara sampai kamu menemukan style menulismu
sendiri. cari style menulismu sendiri! ;))
Dan
langkah yang terakhir alias yang keempat
belas adalah kirim naskahmu! Biasanya kebanyakan penerbit memberi
pengumuman ACC atau tidaknya sebuah naskah selama 3 bulan. Nah dalam rentang
waktu tiga bulan itu ada baiknya kamu kembali menulis naskah baru, dari pada
ngegalaun nasib naskah yang akan di ACC atau tidak. Kalau naskahmu ditolak,
coba lagi coba lagi, sampai naskahmu menemukan jodohnya =))
Oh
ya, kemaren ada yang nanya bagaimana caranya bisa menjiwai si tokoh atau
istilahnya si tokoh terasa ‘hidup’. Kalau aku pribadi sih, aku coba meletakkan
diri sebagai pembaca. Kalau aku ngerasa sedih dengan tulisan aku, sedikit
banyaknya aku yakin kalau pembaca juga akan sedih. Intinya, apapun yang kamu
tulis, coba letakkan dirimu sebagai pembaca. Coba jadiin dirimu sebagai
pembaca, kalau kamu ngerasa feel dari tulisan kamu, pembaca kamu juga akan
ngerasa hal serupa bukan?
Jujur
saja, aku itu nulis seenak udel aku aja. Apa yang aku rasa bagus, itu yang aku
tulis. Apa yang aku rasain dibenakku, itu yang aku tulis. Aku sama sekali nggak
ngerti teori-teori seputar kepenulisan. Aku nggak ngerti jika harus disuruh
menjelaskan apa itu feature, straight news, dan bla bla bla. Asli aku nggak
ngerti -_- Aku Cuma nulisin apa yang aku anggap bagus. Aku Cuma nulisin apa
yang kerasa feelnya sama aku.
Akh
selesai, kayanya udah semua deh ya yang aku kupas! Ngerti kan? Kalau nggak
ngerti bisa tanya aku lewat inbox
facebook atau mention aku ditwitter ;)) semoga bermanfaat ya dan semoga makin
banyak penulis-penulis Indonesia lainnya. See you at the top! Salam sayang,
@muthiiihauraa
Minggu,
20 September 2015. 21.49 WIB.
Haduuhh kalo block writternya bertahun-tahun gimana nih... baca ini jadi keingetan naskah novel saya yang nggak kelar-kelar dari tahun jebot. Dan sekarang naskahnya masih ada di sinopsis perbab, mungkin males ngelanjutin karena kurang referensi kali ya soalnya saya bikin novel psikologi... hohoho
BalasHapusyang saya tahu hanya banyakin nulis, banyakin belajar dan banyakin edit
BalasHapusbtw, saya ini dalam kondisi write block. udah lebih setahun tapi masih males aja nyelesain naskah
ini lah kenapa saya suka bingung sendiiri, padahal saya masih cukup sering nulis ff dan cerpen tapi begitu nulis projectnya malah males
Mantab nih tipsnya, jadi pengen cepet2 nulis... tapi ya itu tadi, darimana mulainya... aku juga bingung... tapi aku juga ada cita - cita sih jadi penulis terkenal, hehe... dan target juga penting ya... aku belum bikin target juga soalnya... apalagi kalo buntu ditengah jalan pas lagi nulis... tapi setelah baca artikel ini, aku jadi nambah semangat nih... mau coba lagi, thanks ya :)
BalasHapusmantap dah tipsnya
BalasHapusYang paling penting menurutku ituyang kedelapan: mulailah menulis.
BalasHapuskapanlagi bisa nulis novel tapi gak nulis-nulis. hahahaah... yang lainnya juga penting tapi menurutku ya, yang paling pentung yang kedelapan sih
pas banget buat ane yang mau bikin novel :D
BalasHapussaya udah pernah ngirim naskah. ya begitu lah, yang penting terbiin dulu nanti baru di edit2 eyd nya. tapi sih sepertinya naskah saya ditolak.. kaena udah 3 bulan nggak ada kabar. tapi... saya nggak nyerah, lagi nulis ulang dan sisa 1 bab lagi.. yeah
BalasHapusWah, makasih banget tipsnya. Kalau lagi nulis novel, berarti pakai kacamata kuda, ya. Biar enggak lirak-lirik ke mana-mana. :) Salam santundari Yogyakarta.
BalasHapusaku sering writer's block apalagi waktu mau deadline malah writer block . tapi bener juga tips biar die kembali segar hhe
BalasHapusgue seringnya sih, ketika udah nulis terus baca lagi. jdinya gitu deh, ujung''nya ya d hapus'' lagi. hmm....
BalasHapusemang harus ga usah baca dulu sih, gue juga pernah apet saran gini, tapi susah meraktekinnya, karena uah kebiasaan gitu. tapi ntar d coba lah. smoga bisa nerbetin buku juag kayak lo, hahaha amiin
Lagi kabur dari jadwal target naskah, eh ketemunya dengan kata-kata Menulis, menulis, dan menulis... :D
BalasHapuskadang kalau lg gak mood ya terbelangkai tuh cerita dan bablas gak disentuh dan ceritanya gak selesai. Jadi harus konsisten terus menulis agar cerita tak terputus krn malas
BalasHapus