Juara 1 Cerpen ;))
Haay,
Assalamua’laikum. Lagi ngapain nih? Pada sibuk ngerjain deadline-deadline tugas
ya? Sama, aku juga :D Hampir dua mingguan ini aku menyibukkan diri dengan tugas
feature majalah. Bolak-balek nemui narasumber bareng Ika-Ijah, tapi lebih
sering bareng Ika sih. Keselnya itu pas tiba-tiba narasumbernya ngebatalin atau
bahkan ngajak ketemu pas kitanya ada jadwal, beuh harus banyak-banyak sabar ;’)
Dan
semua itu udah terlewati, bahkan featurenya juga udah selesai. Alhamdulillah.
Terakhir kemaren nemuin rektor. Fristtime nih nemuin dan wawancara rektor.
Grogi? Pasti! Yaiyalah, siapa juga yang nggak grogi ketemu orang nomor satu di
kampus kan?
with Pak Rektor :D
Ternyata
berkecimpung di pers kampus itu asik ya! ;) Ketemu teman-teman baru, belajar
kesabaran, belajar memahami orang lain, dan pastinya pengalaman baru. Aku sadar
kalau aku masih banyak kurangnya disana-sini dan aku pengen belajar lebih giat
lagi!!
Hari
ini hampir seharian disekre. Bukannya sok rajin datang kesekre, Cuma tanggung
jawab memang lagi banyak-banyaknya menjelang acara semarak 22 tahun LPM
Gagasan. Lagi-lagi aku masuk divisi acara. Ngebikin konsep acara, nyari
MC-pembaca doa-pembaca Qur’an, ngedekor, bla bla bla yang sebenarnya jujur
bikin capek. -_- Iya capek, sampai kerjaan dirumah nggak keurus ;’) Tapi nggak
papa, pengalaman baru dan pembelajaran baru, lillah. :D
Jam
2-an siang, aku pulang kerumah. Niatnya mau istirahat plus nyelesain tanggung
jawab dirumah. Tapi aku ditelponin sama panitia acara komunika sampai dua kali,
tapi nggak keangkat. Pas aku sms-in, ditelponin lagi. Dari suaranya kayanya aku
kenal. Iya, suara Nazlah dan suara Mumun. Memang mereka termasuk panitia.
Ternyata aku disuruh ke Islamic centre karna aku juara 1 lomba cerpen.
Alhamdulillah! ;))
Jadi
ceritanya seperti yang pernah aku tulis disini kalau aku lagi giat-giatnya ngikutin
banyak perlombaan dibidang menulis. Bukan apa-apa, Cuma pengen ngukur kemampuan
diri aja. Kemaren juga pas ulang tahun suska FM, aku juga ikut lomba menulis
surat untuk ODHA dan nggak menang. Kapan-kapan deh aku masuin ke blog tulisan
aku untuk lomba suska FM itu. Trus juga di acara komunika ini, aku nggak hanya
ikut lomba cerpen, aku juga ikut lomba nulis feature. Menang? Lombanya
dibatalin soalnya yang ngirim tulisan feature Cuma aku doang haha! Entar juga
deh aku masuin tulisan featurenya. ;)
Setelah
ditelponin panitia komunika, aku langsung siap-siap buat balek lagi kekampus,
padahal baru aja ngerebahin tubuh diatas kasur. Nyampai disana panitianya udah
pada bubar, tapi untung kenal dengan ketua panitianya si Reza. Jadi minta
hadiah ke Reza plus photo-photo sebagai kenangan. Hadiahnya sertifikan plus
uang 200.000. Beberapa minggu yang lalu, aku juga habis menangin lomba menulis
blog. Cuma juara favorit 1 sih dan hadiahnya dapat uang 200.000 juga.
Alhamdulillah rezeki bulan ini. Makasi Allah. :D
Photo
kenang-kenangan juara 1 lomba cerpen :D Abaikan muka kusam aku karna nggak
sempat bedakan haha!
Cie, dapat uang. Jangan
boros-boros, Mut! Haha,
nggak lah. Aku lagi berhemat ini. Sejak ngewawancarai adik-adik mahasiswa untuk
tugas feature majalah tentang UKT, aku jadi sadar tentang banyak hal. Terutama
soal betapa susahnya nyari uang. Adik-adik yang aku wawancarai masalah UKT itu
memiliki banyak saudara, bahkan salah satu narasumber merupakan anak keenam
dari enam bersaudara. Sedangkan aku anak pertama dari enam bersaudara.
Adik-adikku masih banyak yang sekolah dan biaya sekolah semakin semakin semakin
mahal ;’) Almarhumah umi pernah berpesan kalau kami semuanya harus sarjana dan
aku juga nggak mungkin tega nyuruh aba buat bayar biaya sekolah kami
terus-terusan ;’)
Makanya
mulai sekarang lagi berhemat ;’) Trus juga lagi mikir-mikir bisnis apa yang
cocok untuk digarap. Salah satu plan ditahun 2016 nanti udah punya bisnis.
Saat
ini lagi semangat-semangatnya buat ikutan lomba! Walau sering kalahnya. Didalam
sebuah perlombaan, menang atau kalah itu biasa kok. Wajar! Justru pas kalah, kita
jadi bisa belajar banyak hal. Bisa introfeksi diri dimana letak kurangnya. Tapi
jangan ditargetin buat kalah terus-terusan ya. Oh ya, ini dia cerpen yang dapat
juara 1, aku post disini, mana tau ada yang pengen baca :D
Impian Ve
Created
by : Muthi Haura
“Kamu terlalu sibuk akhir-akhir ini!
Apa yang kamu cari?” Davi menyandarkan tubuhnya pada tembok sembari
menyilangkan kedua tangannya didepan dada. Gadis yang baru saja disapanya
dengan pertanyaan itu seolah acuh tak acuh. Bukannya menjawab pertanyaan Davi,
gadis itu malah asik merapikan buku-buku diatas mejanya.
Davi mendengus kesal. “Ve! Aku ngo—”
“Dav, please! 5 menit lagi aku ada
rapat di organisasi, jauh lebih penting ketimbang perdebatan kita ini.” Ve
memotong omongan lelaki berwajah rupawan dihadapannya. “Jadi rapat kamu itu
jauh lebih penting ketimbang tentang kita? Fine!” Davi berlalu meninggalkan Ve,
membuat Ve memijit keningnya perlahan.
Maaf,
Dav! Tapi kamu perlu tau juga bahwa aku punya mimpi. Aku juga punya sesuatu hal
yang ingin aku raih. Aku punya suatu hal yang ingin aku kejar. Yah, aku masih
memiliki banyak mimpi yang ingin aku wujudkan, ketimbang menghabiskan banyak
waktu bersamamu.
Ve menghela nafas. Bukannya ia tak
mencintai Davi, hanya saja bagi Ve, impiannya lebih penting untuk diwujudkan
terlebih dahulu. Ve melangkahkan kakinya meninggalkan kelas. Setitik rasa
bersalah muncul dihatinya untuk Davi.
*@@@*
Davi memainkan senar gitarnya dengan
nada tak beraturan. Sesekali lelaki bernama lengkap Davino Ghazali itu
menghembuskan nafas, kesal. Ini entah untuk yang keberapa kali baginya, Ve
tidak mempedulikannya.
Apa
yang kamu cari lagi, Ve? Kamu udah punya semuanya! Kamu cantik, IP tinggi, kamu
bisa dapetin apa yang kamu mau dengan mudah, trus nggak bisakah untuk sedikit
saja menikmati masa muda? Davi meletakkan gitarnya dengan kasar, sehingga
gesekan antara gitar dan lantai menumbulkan bunyi.
“Santai bro! kenapa sih?” Agil teman
sekosnya menatap dengan tampang bingung, lalu sedetik kemudian lelaki itu
tersadar. “Ve lagi? Makanya jangan nyari cewek yang seaktif Ve. Udahlah, putus
aja! Cewek didunia ini banyak bro!” ujar Agil sembari tertawa.
Davi mendengus mendengar ucapan
Agil. “Cewek memang banyak, tapi yang kaya Ve Cuma satu.” Davi menggaruk
kepalanya yang tak gatal. Berbagai pikiran berkecamuk dibenak lelaki berkulit
coklat itu.
“Alay banget! Emang Ve cuma satu dan
cueknya kebangetan! Terserah deh!” Agil tak ambil peduli, lelaki itu kembali
berfokus dengan stick PS ditangannya. Davi menjatuhkan tubuhnya kekasur.
Bayangan wajah Ve lagi-lagi entah untuk yang keberapa kalinya mampir dibenak
lelaki berusia 21 tahun itu.
Apa
ini karma karna dulu aku suka nyakitin cewek? Pas malah bener-bener sayang
kecewek, eh ceweknya cuek banget. Berasa nggak punya pacar! Batin Davi.
*@@@*
“Aku tau kamu disitu, Davino
Ghazali! Keluarlah.” Ujar Ve yang masih berfokus dengan buku bacaannya. Davi
keluar dari tempat persembunyiannya dengan tingkah bersalah. Memang lelaki itu
sengaja menguntit Ve hari ini, hanya sekedar memastikan dan melihat apa yang
tengah dilakukan gadisnya itu.
“Kenapa nggak sekalian bawa kamera
pengintai saja?” Ve jengah. Merasa privasi dan kenyamanannya sedikit terusik.
Gadis berwajah manis itu menatap tepat dimanik mata Davi, membuat Davi untuk
yang pertama kalinya sama sekali tak bisa berkutik dihadapan seorang Venia
Azuga.
“Hanya ingin tau apa yang kamu
lakukan, salah? Lagian ngapain sih bawa banyak bacaan ditempat kumuh seperti
ini?” tanya Davi sembari matanya menatap kawasan kumuh disekitarnya.
Belum sempat Ve menjawab, dua bocah
lelaki dan tiga bocah perempuan berbaju lusuh dan berwajah kusam menghampiri
Ve. “Sore kak Ve! Belajar apa kita hari ini?” sapa salah satu bocah lelaki
dengan binar mata bahagia saat melihat tumpukan buku dihadapan Ve.
“Heey, kalian sudah datang! Ayo
sini-sini duduk! Hari ini kita free belajarnya ya, tapi kak Ve bawain banyak
buku cerita buat kalian. Semua ini untuk kalian, silahkan dibaca.” Ujar Ve tak
kalah antusiasnya. Mata gadis itu berbinar bahagia. Kelima bocah yang berumur
sekitar 8 sampai 10 tahun itu berebutan mengambil buku-buku yang dibawa Ve,
lalu mereka pun membacanya.
Davi terdiam. Sama sekali tak bisa
berbicara apa-apa. Sisi hati lelaki itu merasa tertampar. Ujung mata Davi
menatap sosok Ve. Kamu memang berbeda!
Kamu spesial! Davi membatin.
“Mereka punya mimpi, sama seperti
kita. Sama seperti aku dan kamu. Tapi sayang, mimpi mereka harus ‘dibungkam’
oleh kenyataan hidup yang pahit. Hidup secara perlahan mencoba mengikis harapan
dan impian mereka.” Ve menatap Davi. Menatap tepat dimanik mata lelaki itu.
“Mereka hanya salah satu contoh
korban nasib. Dibelahan Indonesia sana, masih banyak anak-anak yang seperti
mereka. Dan impian terbesarku adalah mendirikan sekolah untuk mereka secara
gratis.” Lanjut Ve. Davi masih diam, seolah sama sekali tak menyela ucapan Ve.
“Karna hidup ini bukan hanya sebatas
soal cinta. Bukan hanya tentang aku suka kamu, kamu suka aku. Ada yang lebih
penting dari itu. Ada impian yang harus dikejar.” Kata Ve lagi. “Ya, aku
ngerti. Aku ngerti dengan semua sikapmu selama ini. Trimakasih telah
menyadarkanku dan membuka mataku untuk semangat mengejar impian.” Davi
tersenyum tulus pada Ve.
“Aku melepasmu. Silahkan raih
mimpi-mimpimu dan lakukan semua yang kamu suka. Aku pun akan melakukan hal yang
sama. Mengejar mimpi-mimpiku. Jika kamu yang memang ditakdirkan untukku, kita
pasti bertemu dengan cara yang indah bukan?” ujar Davi. Entah kenapa kata-kata
itu meluncur begitu saja dari mulutnya.
Ve tercenung. Kata-kata lelaki itu
entah kenapa membuatnya merasa kehilangan, tapi Ve yakin, memang inilah jalan
terbaik. “Ya, pasti! Berjalan sendiri-sendiri untuk mengejar mimpi
masing-masing, hingga saat yang tepat itu tiba.” Kata itu yang hanya mampu
keluar dari mulut Ve.
“Selamat mengejar mimpi dan sampai
jumpa dipuncak kesuksesan.” Davi berjalan meninggalkan Ve dengan tekad baja
untuk mengejar mimpi-mimpinya. Jika kamu
merpati terbaik, aku tak pernah ragu melepas kamu untuk terbang tinggi, karna
aku tau yang terbaik akan selalu pulang. Ve membatin. []
Gimana?
Gimana? Kritik dan sarannya ditunggu. Salam sayang, @muthiiihauraa
Kamis,
17 Desember 2015. 22.03 WIB.
Kalo dia mampu, ya lepaskan. Mudah. Wkwkwk...
BalasHapusBtw, kunjungin balik ya: www.mraneh.blogspot.com
cerpennya bagus, pantes jadi juara satu :) biar aja di lepas saat ini, kalau jodoh Davi sama Ve bakal ketemu lagi :). wiih jadi juara favorit juga di lomba blog pojok pulsa :) selamat ya de. semoga prestasinya semakn meningkat di 2016. Setuju kok kalah menang di dalam perlombaan itu biasa. bener juga kalau kalah justru banyak pelajaran yang bisa diambil.
BalasHapusCerpennya bagus. Cuma ada beberapa peletakan kata di dan kata tempat yang disambung dan menurutku sih itu eyd yg salah. Tapi selamat sudah terpilih jadi juara 1 ya. Ceritanya keren.
BalasHapus