PKJTLN SKK Ganto #3
Haay,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Sehat? Minggu kemaren rada sibuk, tugas yang
numpuk, tulisan job yang belum siap-siap, ikutan 3 lomba nulis yang deadlinenya
barengan, UTS Etika Filsafat, trus wawancara untuk liputan feature edisi
majalah 100 bareng Ika, bolak-balik kesana kemari buat nganterin surat untuk ulang
tahun Gagasan bareng Adrial, dan rapat. Beuh, pokoknya minggu sibuk!
Aku
nggak nyangka ternyata minggu kemaren bisa terlewati dengan baik plus semua
plan di minggu itu dapat terselesaikan. Alhamdulillah ;’) Tapi karna sibuknya,
jadi jarang perhatian ke adek-adek, jarang perhatian ke aba. Biasanya tiap
malam mijitin aba, tapi minggu ini nggak ada. Bahkan juga nggak ada masakin
yang spesial buat mereka. Maafin kakak, ba-dek ;’) Nggak lagi-lagi deh! Sesibuk
apapun Mut, keluarga tetap is number one. Oke kali ini aku pengen ngelanjutin
cerita Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut yang diadakan oleh SKK Ganto UNP
Sumatra Barat. Untuk yang belum baca cerita sebelumnya, bisa baca disinidan disini.
Selasa, 9 November 2015
Pagi
diawali dengan sholat subuh dan senam. Plus pastinya juga tak lupa sesi
photo-photo. Pagi di Bukittinggi itu indah, bisa ngelihat gunung disisi
kanan-kirinya, plus udaranya sejuk. Menurut aku letak mess UNP di Bukittinggi
ini strategis. Oh ya, kami memang nginap di mess-nya UNP. Hari ini dilalui
dengan agenda yang hampir sama dengan dihari Senin. Ada materi tentang feature
dan piramida terbalik, narrative reporting, dan malamnya nonton film Bisnis dan
Ham.
Maaf
aku lagi malas jabarin ringkasan tiap materinya hehe. Nanti aja deh ya dibuat
post terpisah, itupun kalau lagi mood. ;)) Pas sesi nonton filmnya asli beuh
ngantuk! Malam Senin kemarennya sih nonton juga dan ngantuk juga! Haha! Malah
sempat pula chat-chatan dengan Nanik pakai buku saking filmnya bikin ngantuk
-_- Tapi ngantuknya hilang pas panitia ngulurin donat pink yang diatas donat
itu ada nama tiap LPM yang hadir. Ada nama LPM Gagasan juga XD Awalnya aku
nggak ngeh kalau diatas donat itu ada nama-nama LPM, saking nggak ngehnya, itu
donat aku comot satu dan aku makan tanpa tau nama LPM siapa diatasnya. Baru
ngeh pas teman-teman pada sibuk motoin donat dan nyari-nyari nama donat LPM
mereka. Haha!
Oh
ya, sore dihari Selasa ini, panitia ngadain game di luar mess. Kami dibagi
beberapa kelompok. Gamenya itu dua orang maju kedepan, trus yang satu ditutup
matanya, sedangkan yang satu lagi sebagai penunjuk jalan. Pas denger lagu,
harus goyang. Kalau yang tutup mata udah nemun kertas, maka disuruh ngejawab
kertas itu. Aku bareng Fia dan aku kebagian untuk tutup mata. Pas tiba giliran
Nanik, dia yang tutup mata, trus dia jalan-jalan-jalan dan jatuh.
Pas
Nanik jatuh, semuanya pada heboh ngerubuni Nanik. Naniknya diam sambil pejamin
mata, kami was-was. Akhirnya Nanik diangkat kekamar dan game seketika
diberhentikan. Sore Selasa itu, kamar geng body ramai. Nanik lemes, badan
disekitar pinggang dan kakinya membiru. Keadaan penuh kekhwatiran sampai
kemudian Afni masuk kamar dan menghebohkan kamar. Ia si Afninya ngelawak dan
pada akhirnya si Nanik ikut-ikutan ketawa plus nggak lupa sesi photo-photo
dengan Nanik yang ‘terluka’ -_-
Photo-photo
dikamar setelah Nanik jatuh.
Rabu, 11 November 2015
Hari
ini dibuka dengan sholat subuh. Tentu saja ngebangunin para peserta dengan
teriakan yang dilakukan oleh panitia plus ketukan kencang dipintu, seperti :
“Bodyyyyy ayo bangun!”, “Bodyyyy, sholat subuh!”, bodyy bla bla bla -__-
Dikamar, panggilan dari panitia-panitia itu diikutin oleh Nanik-Very-Kak
Zakiyah. Jadi bahan lelucon pula.
Di
rundown acara, hari ini itu agendanya presentasi dari yakult, presentasi dari
pariwisata Bukittinggi, design, dan malamnya praktik design. Tapi ternyata
perwakilan dari pihak yakult dan dari pihak pariwisata nggak datang, jadilah
sesi itu digantikan dengan sharing antar LPM. Jujur, aku nggak ada persiapan
sama sekali. Aku Cuma tau sebatas hal-hal kecil doang.
Pas
sharing antar LPM ini, aku belajar banyak. Banyak sekali dan semua itu bagus
untuk diterapkan di Gagasan. Banyak yang harus diperbaiki di Gagasan, termasuk
akunya yang lebih lebih lebih harus diperbaiki. Iya gitu.
Kamis, 12 November 2015
Harinya
liputan cihuy! Jadi setelah dikasih materi dihari-hari sebelumnya, dihari ini
kami disuruh ngeliput untuk dibuat feature. Tentu saja dibagi lagi perkelompok
untuk tempat liputannya. Aku dapat tempat liputan dipasar ateh dengan
Riani-Wilingga-Fahru-Kak Vany-Nanik, sedangkan panitia yang membimbingnya
adalah kak Opa-Okta-dan satu lagi kakaknya lupa nama :D Untuk dipasar ateh ada
3 bagian juga, ada di jam gadang-kampung cina-dan satu lagi tangga bla bla,
lupa! Aku dan Wilingga dapat bagian liputan di kampung Cina dengan pembinanya
kak Opa.
Entah
kenapa dihari Kamis ini kami telat bangun, panitianya pun sepertinya juga.
Setelah sholat dan makan, kami berangkat dengan menggunakan oplet merah.
Fristime bagi aku liat jam gadang haha. Pas nyampai dikampung cinanya, tidak
sesuai dengan apa yang aku bayangkan. Awalnya aku berfikir akan menemukan
banyak hal unik tentang cina, tapi nyatanya tidak. Kampung Cina seperti
kampung-kampung lainnya, yang membedakan hanya penduduknya. Dan aku baru ingat
kalau sekarang bukanlah hari perayaan Cina, makanya nggak kutemui
properti-properti Cina.
Aku-Wilingga-kak
Opa mulai mengelilingi kampung Cina untuk mencari sosok yang akan diliput. Kami
mampir juga di gedung HBT cabang Bukittinggi. Gedung ini adalah gedung yang
digunakan untuk rumah duka jika ada salah satu sanak keluarga masyarakat Cina
yang meninggal. Selain itu, kini fungsi gedung HBT juga bisa sebagai tempat
perkumpulan dan juga tempat pernikahan.
Di
gedung HBT
Setelah
meminta izin agar diperbolehkan masuk ke gedung HBT, si Wilingga akhirnya
menemukan sosok yang ingin diliputannya. Sedangkan aku belum -_- Aku keluar
gedung HBT sendiri untuk mencari sosok atau sesuatu yang bisa dijadikan obyek
tulisan feature. Kalau di kampung Cina keberagaman antar beragama bagus untuk
dijadikan obyek feature. Muter sana sini, akhirnya menemukan sebuah kedai yang
anak pemiliknya mau diwawancara. Awalnya abangnya rada jutek, kaya nggak niat
diwawancara, tapi makin lama makin ramah itu abang. Si abang bercerita tentang
dirinya yang beragama Katolik, sedangkan ayahnya beragama Budha, dan pamannya
yang beragama Islam. Sama sekali tidak ada kesenjangan, padahal mereka tinggal
satu rumah.
Si
abang juga cerita bagaimana awalnya bisa beragama katolik. Sebenarnya ini
wawancara sensitif soal agama. Tapi entah kenapa si abang malah cair banget nyeritainnya.
Aku juga sempat cerita kalau aku asli Riau dan disini Cuma seminggu untuk ikut
pelatihan jurnalistik, abangnya ngomentari kenapa pelatihannya jauh dan nanya
apa aku emang bakal jadi wartawan? Ohya, si abang udah punya istri ya. Istrinya
beragama katolik juga. Aku juga sempat nanya kalau misalnya nanti mereka punya
anak dan anaknya memilih agama lain bagaimana, si abang ngejawab kalau itu
terserah anaknya.
Wawancara
dengan si abang :v
Gitu
deh cerita wawancara aku sampai akhirnya kak Opa SMS nanya aku dimana. Aku
balik lagi ke gedung HBT. Jam 12-an, kami balik ke mess karna sesi liputan udah
habis. Selesai makan siang, semua peserta sibuk dengan laptop masing-masing.
Iya, kami pada sibuk nulis feature. Semua personil geng body juga pada sibuk
dengan laptopnya, sampai-sampai kami tulis dikertas dan ditempel diluar pintu
kamar dengan tulisan : ‘Jangan diganggu!! Body lagi sibuk nulis feature!” Lebai
memang, soalnya biasanya itu ada aja anak cowok yang dengan keisengannya
ngetukin pintu kamar atau malah si Afni datang main ke kamar body.
Pas
lagi nulis itu, tuts keyboard laptopnya bunyinya besar, berasa kaya wartawan
beneran kaminya. Sesekali juga personil geng body nanya ke aku soal kata-kata,
misal gini : “Bu redaktur, kata-kata ini bagusnya gini gini atau gini gini bla
bla?” Hadeeh, padahal dikamar itu redaktur nggak Cuma aku.
Pas
jam 3-an sore, pintu kamar mulai diketuk panitia. Panitia minta feature kami
untuk dinilai. Tapi kebanyakan kami belum selesai. Malah harus juga
ganti-gantian ngecharge laptop karna chargenya Cuma satu tempat.
To
be contuined dulu deh ya, mau siap-siap kekampus. Hehe. Oke deh segitu dulu.
Salam sayang, @muthiiihauraa
Senin,
7 Desember 2015. 07.15 WIB.
wah asyik banget kayanya tuh dapat donat,,, hahaha
BalasHapusbukan sih, dapat ilmu jurnalistiknya.. jadi penasaran sama filmnya -_-
donat, entah kenapa saya jadi membayangkan donat pink. Tapi saya sukanya donat cokelat. Pengalamannya seru, ingin jadi jurnalis y. Keren bisa mewawancarai gitu, saya juga pengen jadi jurnalis. Tapi, jadi jurnalis terkadang malah banyak tantangannya, seperti harus netral, kemudian menyuarakan aspirasi masyarakat dan sebagainya, keren pengalamannya :)
BalasHapusTernyata agendamu begitu sibuk ya, muth. Tapi pasti seru dong, apalagi acaranya di Bukit tinggi. Udah tempatnya dingin pake banget. Cuman, sekrang bukit udah gak sedingin dulu, pertama gue ke sana. Kemaren sebulan yang lalu mampir, biasa aja.
BalasHapusPokoknya sukses terus deh, buat semua kegiatannya.
Waalaikumsalam.. Alhamdulillah, kak, sehat. Kak Muthia juga jaga kesehatan ya. Tetep semangat.
BalasHapusKeren banget pengalamannya. Pasti seru banget tuh. Pokoknya tetep semangat!
Film-nya nyeritain tentang apa? Aku jadi penasaran.
BalasHapusDari kegiatannya, kayaknya sibuk banget.
BalasHapusOh iya, penasaran juga. Nannya pertanyaan yang sama dengan orang dalam cerita itu. "Apa mau jadi beneran seorang wartawan?"
itu kasian donatya siapa yang kamu makan.
BalasHapusacaranya seru kyaknya ngeliput gitu. dan baru tahu juga soal pelatihan jurnalistik ini.
Donat, donat kenapa semuanya pada bahas donat ya..
BalasHapusWah dari jadwalnya sibuk banget ya kak, semoga sehat selalu deh. Pelatihannya seru ya kayak pelajaran Bahasa Indonesia ada piramida terbalik (emang iya sih)
Sempet nyoba jadi jurnalis pas bikin majalah sekolah, deg-degan deh pas wawancara narasumbernya apalagi yang jadi narasumber kepala sekolah. Kalo salah kan berat banget tuh. Lah jadi curhat gini.
wah enak ya dapet pelajaran jurnalistik gini
BalasHapusgue pengen deh belajar tentang hal-hal kaya gini, seru juga ngeliput terus dibikin tulisannya haha
LPM harus sibuk nyiapin berita, makanya pelatihannya on going.. Temen gue soalnya gitu mut hehe
BalasHapusSmangat lah.. Smoga bisa mewartakan berita dgn baik dan benar
wahh.. jauhnyaa pergi pelatihan ke padang..
BalasHapuspertanyaan dr si narasumber kok ga d jwb?
abis pelatihan bakalan jd jurnalis kamu mut? keren dong.
eh btw kami kmren jalan2 k bukit tinggi jg.
abs dr jam gadang rencananya ke kampung cina. yg ada tembok cina itu bukan ya?
tadinya aku baca di atas kamu bakal ke tembok cina wah senangnya.krn kirain bakal ada foto. eh tnyata ga ada foto nyaaaaa :(
Sibuk banget ya kayaknya. Tapi, sesibuk apapun, tetep bahagia ya. #apaannih
BalasHapusAsik dah ada acara gituan. Semoga ntar aku juga ada acara gituan, pelatihan jurnalistik. Udah sering dikasih tugas buat wawancara sih, tapi kalo pelatihannya belum. Jadi belum tau yang dibikin itu bener atau enggak.
Bilang ke abangnya, pelatihannya jauh sekalian jalan-jalan :p
Donat ada namanya. hehe keren.
BalasHapusDuh kasian si nanik. Kalo aku disitu pasti aku tolongin. haha
keren lah buat acaranya, jadi pengin nyoba mewawancarai orang nih.
Semoga bermanfaat ilmunya.
Wa'alaikumsalam, Kak :)
BalasHapusAku ktinggalan crta lengkapnya (awal2nya) nih._. Jd ini smacam pelatihan jd reporter gtu yak? Seruuu bangeeett! Nama klmpoknya unik bgt lg dinamain "Body" Haha. :D
Nnton film yg genre-nya gak kita suka emg biasanya malah bkin ngantuk sih, aku aja klo di sklah disetelin film2 apa gtu yg brhbgan dgn pljrn malah bawaannya ngantuk mulu, kcuali kalo aku suka isi/cerita filmnya sih. Hehee.
Itu si abang mukanya kyak cina ya? Haha YAIYALAH! *minta ditampol nih aku XD* Enak jg ya bsa wawancarain org kyak gtu, ngmgin agama itu kan emg sensitif, tp si abang dgn lancarnya mau brbagi crta tntang kluarganya. Keren! :D