Wisata Sejarah At Siak
Haay,
Assalamua’laikum! Gimana kabarnya? Buat yang kuliah gimana liburannya? Atau
sudah mulai aktif kuliah kembali? Liburan-liburan gini, aku tetap bolak-balik
kampus. Iya, ngurusin rubrik laput. Kebetulan untuk edisi 100 nanti, aku memang
ditugaskan untuk Laput, memang bukan PJ sih, tapi tetap aja ribet -__- Nggak
papa, pembelajaran, kapan lagi kan? :D
Kemaren
dihari Minggu di tanggal 24, aku-Nafi-Adrial-Arul pergi ke Siak. Rencana ini
ngedadak gitu aja setelah kelas bang Hafiz disore Sabtu. Aku pikir acara
jejalan ke Siak ini nggak bakal jadi, apalagi ditambah cuaca dipagi Minggu itu
hujan. Aku memang pengen banget ke Siak, bahkan aku tulis di list dreams tahun
2016 ini. Nggak nyangka Allah ngabulin dibulan pertama 2016 :D Terakhir aku ke
Siak itu pas kelas 4 SD. Udah lama banget ternyata ya.
Sempat
ngajak bang Hafiz, Arif, Hanif, dan Alif yang kebetulan mereka ada disekre,
tapi satupun nggak ada yang mau. Aku pikir yang lain juga pasti nggak bakal
mau, ya udah nggak diajakin. Eh ternyata pulang dari Siak pada banyak yang
ngomen kok nggak diajak. Sempat ngerasa bersalah juga sih, ya tapi mau gimana
lagi kan? Udah kelangsung.
Pas
aku tanya ke bang Hafiz apakah yang lain pada protes, bang Hafiz bilang :
“Biasa itu, Mut. Lagian kan kalian udah kuliah, bukan anak kecil lagi. Masa iya
kaya anak kecil merajuan yang adeknya dikasih permen, trus kakaknya mau pula.
Lagian kalian kemaren kesana kan pakai uang pribadi, bukan pakai uang Gagasan.
Kecuali kalau kalian pakai uang Gagasan, bolehlah yang lain pada protes.”
Bener
juga kata bang Hafiz tuh. Udah sama-sama mahasiswa terlalu childish rasanya
ngeributin perihal tak diajak jalan. Lagian yang lain juga pada sering pergi
jalan sendiri kok. Kaya Toni-Ika-Ayu-dll yang kemaren ke air terjun. Atau
Ayu-Ferdy-Kak Iwil-bang Gilang yang ke Sumbar. Eh, kok jadi melenceng ya?
Janjian
ngumpul disekre jam 8-an, tapi ya namanya Indonesia pasti ngaret itu nggak bisa
dihilangin. Coba tebak kami kesana naik apa? Yaap, motor! 3 jam-an dan naik
motor! Parahnya, beat aku salah satu jadi korbannya, itu si Adrial nggak mau
motornya dipakai -_- :’) Jadi, aku bareng Adrial dan Nafi bareng Arul. Rencana awal sih bawa makanan, tapi apalah
daya ternyata satupun nggak ada yang bawa bekal makanan. Bahkan minum pun nggak
bawa. Semacam nggak niat pergi memang.
Sepanjang
perjalanan, aku cerita-cerita sama Adrial. Ohiya, Adrial-Nafi-Arul ini
adik-adik di Gagasan. Mereka kelahiran 1997, oke, aku merasa tua! Ada dua
jembatan yang kami lewati. Dijembatan pertama memang sengaja berhenti untuk
ngelihat pemandangan dibawah jembatan. Indah ;)) Tiupan anginnya kencang.
Berasa terbang :v
Setelah
puas ngelihat pemandangan disekitar jembatan, kami kembali melanjutkan
perjalanan. Ditengah jalan malah sempat-sempatnya hujan sehingga menyebabkan
kami berhenti dijembatan siaknya, duh lupa nama jembatannya apa -_- Padahal
dijembatan kedua ini dilarang berhenti.
Karna
kami nggak bawa nasi, kami akhirnya beli dua bungkus nasi. Untuk dua bungkus
nasi aja ngehabisin 30 ribu, padahal kalau beli nasi di Pekanbaru, 30 ribu mah
dapat 3 nasi bungkus. Nyampai di pelataran Istana Siak, kami langsung nyari
tempat buat makan. Iya, lapar.
Makan
nasi bungkus dulu kita. Lauknya ikan, nggak ada ayam -_-
Selesai
mengisi perut, niatnya mau sholat dzuhur dulu, eh malah jadinya ke makam
kerajaannya. Kebetulan makamnya ini bersebelahan dengan mesjid. Makamnya bisa
dibilang mewah, apalagi makam rajanya kaya dikelambuin gitu. Tempatnya juga
bersih dan terawat. Setelah puas melihat-lihat makam, barulah kami sholat.
Maafkan kami Ya Allah yang udah melalaikan sholat dengan sengaja ;’)
Pemakaman
Selesai
sholat, kami melanjutkan wisata sejarah untuk memasuki istana siak. Tak lupa
pula pastinya dengan sesi photo-photo. Untuk dapat masuk istana siak, perorang
membayar 4000 rupiah. Perasaan dulu pas aku SD, gratis deh. Haha. Untuk lebih
jelasnya, lihat gambar-gambar dibawah ini ya :D
Diibaratkan
seperti inilah dulu suasana kerajaan.
Peralatan
makan kerajaan.
Beberapa
peninggalan kerajaan. Ada alas meja dan lain-lain.
Payung
kerajaan.
Singasana
kerajaan. Itu kursinya berbalut emas lho. Seriusan deh. :G
Suasana
dibelakang istana. Diambil dari lantai 2 istana siak.
Kita
{} Arul-Adrial-Napi-Muthi. Dari semua photo selfie berempat, ini yang paling
aku suka :D Eh, tapi belum liat photo dari hp Adrial sih.
Sebenarnya
masih banyak photo-photonya, tapi cukup
itu saja dulu. Yang pasti aku happy! Senang! Sempat-sempatnya juga
ikutan latihan nari bareng para penarinya, tapi tetep aja nggak bisa. Haha!
Makasih untuk wisata ilmu kali ini Ya Allah, aku belajar banyak.
Ya,
banyak sekali! Ternyata perjuangan orang terdahulu sangat susah. Menjadi raja
pun bukan hal yang mudah. Dari istana siak juga aku baru tau kalau ada sebuah
berangkas hitam yang sampai saat ini nggak bisa dibuka. Udah dicoba dengan
berbagai cara, tapi tetap saja nggak bisa dibuka. Kunci berangkas itu katanya
sih dibuang sang raja ke sungai.
Trus
selain itu, ada juga patung anjing yang tengah memakan kelinci. Ternyata ada
philosofinya sehingga raja menyuruh membuat patung itu. Philosofinya itu,
anjing diibaratkan dengan Belanda, sedangkan kelinci itu Indonesia. Kita udah
baik banget dengan Belanda, tapi Belanda malah ngejahatin bangsa Indonesia.
Jadi ibaratnya kaya anjing makan kelinci, Belanda makan Indonesia.
Banyak
pelajaran berharga, walau ada terbesit rasa bersalah ke aba. Aku bilang ke aba
kalau ke Siak naik mobil, tapi malah naik motor. Maafin anakmu ini, ba. Maafin segala keegoisanku. Maafin segala
tingkahku yang mungkin tak menyenangkan sebagai anak. Love you! Dan buat
Nafi-Adrial-Arul, makasi untuk satu hari luar biasa dan berharganya ya.
Mudah-mudahan ini bukan sesi jalan-jalan kita yang terakhir.
Ibarat
hidup aku adalah sebuah buku, mudah-mudahan bukan Cuma sekali ini saja aku
menuliskan nama kalian dibuku itu. Semoga ada kesempatan lain untuk kembali
menuliskan nama kalian. Ohya, aku juga pengen ngedit video jalan-jalan ini jadi
satu bentuk utuh, tungguin ya! Hmm, buat adik aku, Qonita Nisrina Ayuni,
selamat ulang tahun yang ke-17 sayang. Semoga semakin dewasa dan sholehah ya.
Salam sayang dan semangat dalam karya, @muthiiihauraa.
26
Januari 2016. 20.57 WIB.
Wah istana siak... Keren juga.
BalasHapusItu btw seriusan nasi bungkus 15 rebu? Ya salam, di jogja udah dapat 2 piring itu mah kalau 15 ribu, udah sama minum juga.
Hehehe....
waah serunyaaa. mauk juga ikutan, janji deh nggaa ngaret *eh *lupasamaumur
BalasHapussaya paling suka wisata ke tempat bersejarah semacam ini, :). Dulu yang paling berkesan waktu bisa mengunjungi museum Raja Gowa,,,
BalasHapuswah seru ya jalan rame2
BalasHapusSama nih kayak aku, mba. Senang sekali datang ke tempat wisata yang mengandung nilai sejarah. Karena bisa belajar banyak hak ya dari tempat seperti itu. Makasih sudah berbagi mba
BalasHapus