[Sosok] : Sri Rahayu
Menjadi
perempuan berarti harus siap tahan banting. Menjadi perempuan berarti harus mau
dituntut untuk multitalenta. Menjadi perempuan berarti harus punya
berlapis-lapis hati yang kuat. Kita tak pernah meminta terlahir sebagai apa, perempuan
atau bahkan lelaki sekalipun, tetapi jika sudah ditakdirkan untuk menjadi
perempuan, kita dituntut untuk menjadi sosok yang tangguh.
Menjadi
perempuan itu bukan hal yang mudah. Perempuan dizaman sekarang cenderung
dituntut ini itu, perempuan harus beginilah, perempuan harus begitulah dan
berbagai aturan lainnya yang mengikat perempuan. Salah? Tentu saja nggak! Semua
itu tergantung dari sudut mana si perempuan itu melihatnya.
Salah
satu aturan yang masih berlaku dan tak tertulis dizaman sekarang adalah
perempuan harus pintar masak. Aku mengenal satu sosok, sosok yang tahan
berkutat di dapur selama 20 jam. Sosok yang punya hobby masak disaat banyak
perempuan diluar sana yang anti dengan dapur. Namanya Sri Rahayu atau biasa aku
sapa Mbak Sri.
(Baca Juga : Nurmalasari, Muna Sungkar,
Ernawati Lilys, Naqiyyah Syam, Eni Martini, Evrina Budiastuti, Ade Anita)
Mbak
Sri seorang ibu dari dua jagoan ganteng bernama Muhammad Farhan Raditya Putra
dan Favian Attar Firdaus yang saat ini berdomisili di Bali. Sejak kecil, mbak
Sri memang sudah memiliki hobby masak. Beda banget ya dengan aku. Dulu saat
almarhumah umi masih hidup, aku paling ogah-ogahan berkecimpung didapur.
Pokoknya paling malas banget kalau udah disuruh bantu-bantu didapur.
Tapi
sejak umi meninggal, dapur jadi milik aku. Awalnya bukan hobby, tapi suatu
keharusan, tapi lama-lama semakin dijalani, menurut aku, memasak itu suatu hal yang menyenangkan. Aku jadi sering
nyobain berbagai resep diinternet, kadang ada yang berhasil, tapi lebih sering
gagalnya.
(Baca Juga : Ayam Mentega, Sup ayam, Kue
mentega, handmade nugget, kue cubit)
Hal
yang menyenangkan setelah memasak adalah saat masakan aku ludes, rasanya segala
kelelahan itu hilang. Sekarangpun belum ahli-ahli banget dalam urusan memasak,
tapi aku masih dalam tahap belajar. Mungkin itu juga yang dirasakan mbak Sri
kali ya? Mbak Sri ini karna saking hobbynya memasak, tetangga-tetangganya
sampai keciprtan. Selain itu, mbak Sri juga punya usaha dalam bidang kuliner.
Ya, selaraslah dengan hobby masaknya ;))
Dari
obrak-abrik blog mbak Sri yang beralamat di www.istanabundavian.com
ini, aku menemukan entry tentang tips memasak mudah dan lezat ala mbak Sri. Oke
deh aku share poin-poin dari tipsnya. Yang pertama,
hilangkan semua pakem dan aturan dalam memasak. Kedua, siapkan bahan masakan
sebelum memasak.
Yang
ketiga, mulailah dengan membaca
bismillah dan perasaan yang tenang. Keempat,
hilangkan semua beban dan ketakutan akan tidak enaknya masakan. Dan yang kelima, masaklah masakan dengan bumbu
simple. Penasaran dengan penjabaran kelima tips diatas? Lihat aja di entry mbak
Sri :p
Aku
juga sempat ngewawancarai mbak Sri nih, langsung aja check this out :
Alasan mbak ngeblog itu
apa sih? Udah berapa lama ngeblognya?
Alasannya
untuk mengabadikan jejak hidup awalnya, tapi kemudian setelah saya paham
manfaat ngeblog, saya jadi semangat ngembangin blog.
Pernah nggak sih mbak
ngerasa jenuh ngeblog? Dan apa yang mbak lakuin?
Sebenarnya
bukan jenuh ya, tapi kebetulan lagi banyak kegiatan yang ditekuni sehingga
nggak sempat ngeblog. Soal skala prioritas aja. Ngeblog itu pastinya dibawah
hobby masak saya, jadi saya pasti dahulukan keinginan masak.
Gimana sih cara mbak
bagi waktu untuk ngeblog dengan masak?
Tidak
ada tips khusus, tapi saya hanya ngeblog saat semua masakan sudah beres dan
anak sedang tidur atau sekolah. Sebab kalau lagi ngeblog, trus terhenti, nanti
pas ngelanjutin hilang chemistry-nya. Jadi harus benar-benar tanpa gangguan.
Untuk masak sendiri,
mbak gimana ngelolanya? Apa nggak capek dan jenuh didapur? Mbak pernah ikut les
masak atau otodidak?
Untuk
memasak, saya belajar secara otodidak lewat berbagai bacaan yang kemudian saya
otak-atik. Saya nggak pernah membebani diri soal masakan, jadi kubuat enjoy dan
simple. Kalau waktuku sedikit, aku masak sesederhana mungkin. Kadang hanya tahu
goreng, omelet, dan sambal kecap dengan tumis sayur. Tapi kalau punya waktu
luang, aku akan berjam-jam bikin aneka masakan.
Jadi
nggak pernah jenuh selama ini. Tapi aku juga suka jajan untuk melatih
organoleptikku terhadap rasa. Aku suka mencicipi aneka menu mulai kaki lima
sampai resto di hotel binyang lima.
Bagaimana pendapat mbak
ngelihat cewek zaman sekarang yang kayanya anti dengan memasak?
Mungkin
belum nemu passionnya aja mereka, nanti lambat laun mereka akan berusaha. Tapi
sebenarnya semua bermula dari keluarga, peran ibulah yang akan membentuk anak.
Tips dari mbak dong
agar perempuan zaman sekarang nggak anti dapur?
Apa
ya? Buat saya, sayang banget zaman secanggih ini anti dapur, karna dengan
bertebarannya teknologi memasak, tak ada yang sulit dalam memasak. Kalau dulu
mau bikin roti rempong, sekarang tinggal beli aja breadmaker trus masuin bahan,
rotinya udah keluar sendiri. Jadi nggak ada alasan. Tangan nggak kotor, nggak
cape juga. Yang penting dompetnya tebal buat beli, soalnya alat kaya gini
mahal.
Tipsnya
adalah dengan mengajari anak-anak memasak sejak dini. Atau memberikan pemahaman
pada mereka betapa pentingnya keterampilan memasak bagi wanita.
Gimana?
Gimana? Cukup lengkap bukan ulasan jawaban dari mbak Sri? Masih anti dapur? Ayo
dong jangan ;)) Perempuan cantik itu menurut aku salah satunya adalah pintar
masak. Yuk jadi perempuan multitalenta, karna dibalik perempuan yang hebat,
akan lahir generasi-generasi tangguh dari rahimnya. Selamat dan semangat
belajar masak!
Ohya,
untuk kenal lebih dekat dengan mbak Sri bisa add facebooknya di ‘Sri Rahayu’
dan fllow twitternya di @rahayu_sp. Salam sayang, @muthiiihauraa.
Senin,
20 Juni 2016. 11.03 WIB.
Terima kasih mba Muthi
BalasHapussama-sama mbak Sri :))
Hapusmampu bertahan selama 20 jam di dapur itu buat saya sesuatu yang sangat mengagumkan, dan mustahil bagi saya untuk melakukannya :)
BalasHapusangkat jempol buat Mba Sri :)
Mba Sri emang keren yak, krasan banget di dapur, hihii
BalasHapus