Pemira dan Masa Depan UIN

09.35 muthihaura 8 Comments



Haay, Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Dikampus aku lagi heboh-hebohnya Pemira dan aku tergerak buat nulisin opini tentang Pemira ini. Pengennya sih dinaikin di website Gagasan, tapi kata bang Hafis, tulisan aku terlalu menjudge tanpa dasar. Tulisan aku terlalu seolah menyalahkan.

Alhasil tulisan ini gagal naik. Sebenarnya bisa saja aku naikkan sendiri ke web, tapi kayanya apa yang disampaikan bang Hafis ada benarnya. Wah, PR baru untuk terus belajar beropini yang baik. Nah, dari pada tulisan ini Cuma mendem di laptop doang, lebih baik aku arsipkan di blog ini. Oke langsung saja, check this out :


Pemira dan Masa Depan UIN

Penulis : Muthi Haura


 Poto : Hafiz-Gagasan


            Bulan November adalah bulannya pesta demokrasi di kalangan mahasiswa, begitu juga di UIN Suska. Pemilihan Raya (Pemira) Mahasiswa tengah digelar dengan memunculkan tujuh pasang calon ketua dan wakil ketua BEM UIN Suska Riau. Debat-debat antar pasangan calon dilakukan dengan mendatangkan panelis-panelis, baik itu panelis dari civitas akademika sampai bahkan wartawan dan DPRD Komisi E Riau. 

            Masing-masing pasangan calon menyampaikan visi-misinya. Melakukan kampanye dengan giat dengan harapan makin banyak suara yang didapat. Berkaca pada Pemira 2014 yang lalu, tahun ini adalah tahun pasangan calon terbanyak dengan system baru bernama e-voting

            Debat kedua dilakukan pada tanggal 24 November didepan kesekretariatan Resimen Mahasiswa. Debat ini merupakan debat terakhir sebelum pemilihan ditanggal 28 November nanti. Tapi sepanjang berjalannya kedua debat, tidak ada satu sesi debatpun yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk bertanya, padahal seharusnya didalam sebuah debat, tanya-jawab yang melibatkan mahasiswa harus ada, seperti halnya pemira ditahun 2014 yang menyediakan sesi tanya jawab. Bukankah esensi dari sebuah debat itu adalah tanya jawab?

            Terlepas dari semua itu, setiap elemen yang berkecimpung berusaha mensukseskan Pemira, termasuk juga bagi calon ketua dan wakil ketua BEM UIN Suska Riau. Apapun alasan pencalonan masing-masing calon, semoga itu karena kepedulian terhadap nasib-nasib mahasiswa. Karena mereka ingin memperjuangkan keresahan atau ketidakadilan yang terjadi pada mahasiswa. Semoga saja mereka yang terpilih nantinya lewat ajang Pemira untuk menduduki jabatan ketua dan wakil ketua BEM UIN Suska adalah pasangan yang berkompeten. Adalah pasangan yang benar-benar peduli.

            Siapapun yang akan terpilih nanti, merekalah yang akan menjalankan estafet pemerintahan di UIN Suska. Yang akan memegang kendali masa depan UIN Suska untuk setahun kedepan. Yang akan menyambung lidah mahasiswa dengan pihak kampus. Yang akan berdiri paling depan untuk memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Yang akan memperjuangkan kepentingan mahasiswa sampai titik darah penghabisan. Itu memang komitmen mereka seharusnya.

            Hal ini juga seharusnya disadari oleh mahasiswa, bahwa jangan sampai ada yang tidak memilih. Satu suara kita akan menentukan nasib UIN Suska setahun kedepan. Jangan hanya pandainya demo sana-sini, tapi disaat disuruh memilih pemimpin, malah bungkam. Mari memilih dan cermatlah dalam memilih. Kenali track rekor masing-masing calon. Kenali sepak terjang masing-masing calon dan ayo memilih!*

*@@@*
            Gimana? Gimana? Memang terkesan menyalahkan tanpa dasar sih. Nggak papa, namanya juga masih belajar. Oke mungkin segini dulu, salam sayang, @muthiiihauraa.
Jum’at, 25 November 2016. 21.29 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

8 komentar:

  1. Wah ak jd kangen masa kampus, masa kuliah duluuu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ternyata masa kampus itu mengangenkan ya mbak? nostalgia dengan kumpul bareng teman kuliah mbak :D

      Hapus
  2. Hihihihi jaman kuliah dulu aku ngga pernah ikutan gini2an... XD abis kuliah langsung pulang karena cape & jauh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha kalau aku suka ikut-ikutan yang kaya gini kak :D

      Hapus
  3. Aku pas jaman kuliah suka banget ikut pemilihan untuk kampus seperti ini mba :)

    BalasHapus
  4. semangat untuk membuat opini, mungkin redaktur punya rules untuk menerbitkan opini :)

    BalasHapus