Pemira dan Masa Depan UIN
Haay,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Dikampus aku lagi heboh-hebohnya Pemira dan
aku tergerak buat nulisin opini tentang Pemira ini. Pengennya sih dinaikin di
website Gagasan, tapi kata bang Hafis, tulisan aku terlalu menjudge tanpa
dasar. Tulisan aku terlalu seolah menyalahkan.
Alhasil
tulisan ini gagal naik. Sebenarnya bisa saja aku naikkan sendiri ke web, tapi
kayanya apa yang disampaikan bang Hafis ada benarnya. Wah, PR baru untuk terus
belajar beropini yang baik. Nah, dari pada tulisan ini Cuma mendem di laptop
doang, lebih baik aku arsipkan di blog ini. Oke langsung saja, check this out :
Pemira dan Masa
Depan UIN
Penulis : Muthi Haura
Poto : Hafiz-Gagasan
Bulan November adalah bulannya pesta
demokrasi di kalangan mahasiswa, begitu juga di UIN Suska. Pemilihan Raya
(Pemira) Mahasiswa tengah digelar dengan memunculkan tujuh pasang calon ketua
dan wakil ketua BEM UIN Suska Riau. Debat-debat antar pasangan calon dilakukan
dengan mendatangkan panelis-panelis, baik itu panelis dari civitas akademika sampai bahkan wartawan dan DPRD Komisi E Riau.
Masing-masing pasangan calon
menyampaikan visi-misinya. Melakukan kampanye dengan giat dengan harapan makin
banyak suara yang didapat. Berkaca pada Pemira 2014 yang lalu, tahun ini adalah
tahun pasangan calon terbanyak dengan system baru bernama e-voting.
Debat kedua dilakukan pada tanggal
24 November didepan kesekretariatan Resimen Mahasiswa. Debat ini merupakan
debat terakhir sebelum pemilihan ditanggal 28 November nanti. Tapi sepanjang
berjalannya kedua debat, tidak ada satu sesi debatpun yang memberikan
kesempatan mahasiswa untuk bertanya, padahal seharusnya didalam sebuah debat,
tanya-jawab yang melibatkan mahasiswa harus ada, seperti halnya pemira ditahun
2014 yang menyediakan sesi tanya jawab. Bukankah esensi dari sebuah debat itu
adalah tanya jawab?
Terlepas dari semua itu, setiap
elemen yang berkecimpung berusaha mensukseskan Pemira, termasuk juga bagi calon
ketua dan wakil ketua BEM UIN Suska Riau. Apapun alasan pencalonan
masing-masing calon, semoga itu karena kepedulian terhadap nasib-nasib
mahasiswa. Karena mereka ingin memperjuangkan keresahan atau ketidakadilan yang
terjadi pada mahasiswa. Semoga saja mereka yang terpilih nantinya lewat ajang
Pemira untuk menduduki jabatan ketua dan wakil ketua BEM UIN Suska adalah
pasangan yang berkompeten. Adalah pasangan yang benar-benar peduli.
Siapapun yang akan terpilih nanti,
merekalah yang akan menjalankan estafet pemerintahan di UIN Suska. Yang akan
memegang kendali masa depan UIN Suska untuk setahun kedepan. Yang akan menyambung
lidah mahasiswa dengan pihak kampus. Yang akan berdiri paling depan untuk
memperjuangkan hak-hak mahasiswa. Yang akan memperjuangkan kepentingan
mahasiswa sampai titik darah penghabisan. Itu memang komitmen mereka
seharusnya.
Hal ini juga seharusnya disadari
oleh mahasiswa, bahwa jangan sampai ada yang tidak memilih. Satu suara kita
akan menentukan nasib UIN Suska setahun kedepan. Jangan hanya pandainya demo
sana-sini, tapi disaat disuruh memilih pemimpin, malah bungkam. Mari memilih
dan cermatlah dalam memilih. Kenali track rekor masing-masing calon. Kenali sepak
terjang masing-masing calon dan ayo memilih!*
*@@@*
Gimana? Gimana? Memang terkesan
menyalahkan tanpa dasar sih. Nggak papa, namanya juga masih belajar. Oke
mungkin segini dulu, salam sayang, @muthiiihauraa.
Jum’at,
25 November 2016. 21.29 WIB.
Wah ak jd kangen masa kampus, masa kuliah duluuu :)
BalasHapusTernyata masa kampus itu mengangenkan ya mbak? nostalgia dengan kumpul bareng teman kuliah mbak :D
HapusHihihihi jaman kuliah dulu aku ngga pernah ikutan gini2an... XD abis kuliah langsung pulang karena cape & jauh :D
BalasHapusHaha kalau aku suka ikut-ikutan yang kaya gini kak :D
HapusAku pas jaman kuliah suka banget ikut pemilihan untuk kampus seperti ini mba :)
BalasHapusWaah samaan kita mbak, ayo toss :D
Hapussemangat untuk membuat opini, mungkin redaktur punya rules untuk menerbitkan opini :)
BalasHapusIya mbaak bener banget ;))
Hapus