Semarak 23 Gagasan
Hai,
Assalamua’laikum. Lama rasanya nggak nulis disini. Bukan melupakan diary
digital ini, hanya saja memang sedang banyak kerjaan yang harus diselesaikan.
Banyak juga yang sedang dikejar. Maklum akhir tahun, sedang sibuk-sibuknya. Nggak
nyangka ya 2016 udah mau berakhir aja, masih banyak mimpi yang sedang
diperjuangkan tapi masih stay ditempat. Nggak papa, tetap semangat aja!
Gimana?
Udah nulis target untuk tahun 2017? Udah bikin plan-plan apa yang akan
dilakukan di 2017? Aku sudah! Kecepatan ya? Nggak apa-apalah, nyuri start dari
bulan Desember ini. Semoga saja, ditahun depan makin banyak hal-hal luar biasa
yang dapat dikejar.
Tepat
ditanggal 21 Desember kemaren, organisasi yang aku ikutin ngadain acara ulang
tahun organisasi yang ke-23. Acaranya di Islamic Centre UIN Suska dengan konsep
yang bisa dikatakan lumayan besar. Pemateri-pemateri yang dihadirkan pun bukan
pemateri sembarangan. Tapi kalau boleh jujur, acara kemaren tidak terlalu
sesuai ekspetasi. Beda dengan apa yang dibayangkan. Tidak semeriah dekorasinya
dan lumayan banyak kekacaun disana-sini. Ditambah lagi, adanya ketidakkompakan
dari panitia. Ya maklumlah kan, nyatuin banyak kepala dalam satu konsep bersama
itu rada susah.
Belum
lagi pas dekorasi sampai pagi dan gregetnya, paginya itu aku ada jam kuliah di
gedung Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Terus juga sempat nyasar pas ngantar
profosal sponsor. Memang sih Cuma ngandelin google maps dan parahnya itu google
nuntun kami ke kuburan -__- Iya, jadi ceritanya, aku sama Ijah nganterin
profosal untuk tenda. Kami nyari alamat lewat google, eh google nunjukin kearah
kuburan. Entah apa maksudnya.
Yang
nyesek itu, pas dimarah-marahi sama pihak sponsor. Sempat malu juga dengan bang
Ojik selaku ketua Aliansi Jurnalis Independent Pekanbaru. Sempat-sempatnya juga
keliling-keliling PMT buat nyari salah satu adik Gagasan yang megang daftar
pemenang lomba. Dan untuk acara kali inipun, aku dipercaya sebagai juri cerpen.
Awalnya jadi juri opini, tapi karna satu dan lain hal, akhirnya ganti jadi juri
cerpen.
Terlepas
dari semua itu, dari acara ini, aku belajar banyak hal. Banyak sekali. Capek?
Pasti! Tapi aku tau kalau semua ini adalah pengalaman yang luar biasa. Kalau
nggak terlibat kepanitiaan semarak ini, mungkin aku tidak akan belajar banyak
hal. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik, right?
Dari
acara ini, aku belajar mengambil keputusan. Yang namanya pimpinan, pasti bakal
selalu ditanyain tentang banyak hal. Untuk sesuatupun dipaksa untuk mengambil
keputusan. Sebenarnya aku bukan orang yang rada pandai ngambil keputusan, tapi
dari sini, aku belajar. Memang masih dalam tahap proses.
Dari
acara ini, aku belajar memahami orang lain. Tiap orang memiliki kisah hidup
yang berbeda. Tiap orang memiliki latar belakang berbeda. Itulah yang membentuk
sikap seseorang. Dari sini aku belajar untuk memahami orang lain. Aku belajar
untuk mengerti sikap, watak, dan cara berfikir mereka yang mungkin bertentangan
dengan diri sendiri.
Dari
acara ini, aku belajar bernegosiasi dengan banyak orang. Aku sempat beberapa
kali nganterin sponsor, trus juga ngelobby stand-stand yang akan mengisi
halaman Islamic Centre. Dari sini, aku belajar bernegosiasi. Dari sini aku
belajar berkomunikasi dengan orang yang baru aku kenal.
Dari
acara ini, aku belajar untuk tidak memilih-milih pekerjaan. Aku tergabung
sebagai anggota dari CO lomba. Tapi aku juga diharuskan untuk ngelobby ini-itu.
Ngebantu tim HID, tim acara, tim konsumsi. Pokoknya apa yang bisa dikerjakan,
ya dikerjakan, walaupun bukan tugas aku. Apa salahnya kan? Yang namanya ngadain
acara, selagi diri ini bisa membantu semuanya, kenapa nggak? Walau mungkin apa
yang kita lakuin itu kurang dihargai sama orang lain, ya biarin ajalah. Yakini
aja kalau nggak ada setetes keringatpun yang sia-sia ;’)
Dari
acara ini, aku belajar menjadi cewek strong. Belajar untuk bisa ngelakuin
banyak hal. Capek sih, tapi nggak masalahlah, mumpung masih duduk dibangku
kuliah. Besok kalau udah kuliah, nggak akan bis gini lagi. Dari acara inipun,
aku semakin tertantang untuk terus memperbaiki diri. Aku sadar kok masih banyak
kurangnya, tapi itu semua bukan alasan bagi aku untuk mundur. Justru, semua itu
aku jadikan motivasi untuk jadi jauh lebih baik.
Masih
banyak yang harus dikerjakan. Masih banyak proses yang harus dijalani. Mungkin
ditengah jalan dalam menjalani proses ini akan sangat melelahkan, tapi aku
yakin semuanya akan berujung manis. Semangat Mut! Semangat untuk kedepannya.
Karna usaha tak akan pernah mengkhianati hasil. Selesaikan apa yang sudah
dimulai, karna berhenti atau mundur berarti hancur.
Semangat
perubahan. Semangat terus belajar. Salam sayang, @muthihaura1.
Kamis,
12 Desember 2016. 10.35 WIB.
nb : poto menyusul
Semangat Muthi ... semoga semakin berkembang ke depannya.
BalasHapusIya mbak makasih :D
HapusSemangat untuk senantiasa belajar ya kak muthi. :)
BalasHapusiyaaa, makasiih :D kamu juga yaa
HapusSemangat mbak
BalasHapusmakasi mbak :D
HapusKeren jadi juri ya muthi ^^ kamu seumuran adekku ya kayanya. Hehe.. pada dasarnya cewek udah setrong kok nanti bisa makin setrong pas udah punya anak :))
BalasHapusSemangat yaaa ^^