Sahabat Gagasan

13.30 muthihaura 9 Comments



1 Juni lalu, usiaku resmi menginjak 22 tahun. Layaknya seseorang yang tengah berulang tahun, aku menginginkan ‘orang-orang terdekat’’ku untuk sama-sama merayakannya. Memang, usia semakin bertambah, tidak selayaknya lagi untuk menikmati perayaan-perayaan biasa. Karna semakin usia bertambah, beban yang dipikul akan semakin berat.

Tapi aku nggak ingin munafik, aku ingin orang-orang terdekatku mengucapkan selamat ulang tahun sembari memberikan do’a-do’a. Itu saja sudah membuatku senang, apalagi jika ditambah kue ulang tahun bahkan kado. Nyatanya, tepat dihari ulang tahunku, sahabat-sahabat yang kenal sejak di Gagasan, satu pun nggak ada yang ngucapin.


Kecewa? Banget! Bohong kalau aku bilang kalau aku nggak kecewa. Aku kecewa, teramat kecewa. Walaupun aku masih bisa bersikap biasa-biasa saja di depan mereka, tetapi hatiku memendam kecewa. Aku merasa tak dibutuhkan. Aku merasa tak dihargai. Aku merasa bukan bagian dari mereka. Aku merasa, ah gitu deh! Susah diungkapkan saking kecewanya.

Wajarkan rasa kecewa ini? Manusiawi bukan? Tapi kemaren-kemaren itu aku menganggap, ya sudahlah, mungkin aku bukan orang yang dianggap special bagi mereka. Aku juga nggak berhak marah kepada mereka, mereka punya pilihan siapa yang akan mereka spesialkan, dan jika memang bukan aku orangnya, aku bisa apa?

Rasa kecewaku ini ternyata membuat mood-ku di Gagasan sedikit terganggu. Kerap kali pikiran-pikiran burukpun sering menghampiri terhadap sahabat-sahabat Gagasan. Ternyata menutupi rasa kecewa itu tidaklah mudah, aku sampai curhat ke salah seorang adik di Gagasan tentang kecewanya aku kepada mereka.

Dan malam ini hadir. Tiba-tiba Ika menghubungiku. Ia bilang ingin kerumah. Aku tak menaruh curiga, pasalnya ini sudah  hampir dua minggu setelah hari ulang tahuku. Ditambah lagi ia bilang, ia ingin mengambil kertas kompre yang aku pinjam. Ijah juga meneleponku, katanya mau mampir. Kebetulan aku udah lama banget nggak jumpa Ijah. Aku kangen dia. 

Ulang tahun


Entah bagaimana ceritanya mereka berkomplotan. Ijah menelepon katanya udah didepan rumah, pas aku buka pintu, mereka nyanyiin selamat ulang tahun dengan deretan donat yang menggoda plus lilin-lilin. Tak lupa plastic tentengan kado. Surprise? Pasti! Aku pikir mereka tak ingat. Aku pikir mereka nggak anggap aku special. 

Aku dan mereka
 
Kado dan surat

Makasih ya wei. Makasih Ika, Ijah, Desnoy, dan sepupu Desnoy si Reni. Makasih. Sebelumnya, aku pengen ngenalin kalau Ika, Ijah, Desnoy ini beberapa sahabat yang aku kenal sejak di Gagasan. Aku memang dekat dengan mereka. Baik, akan kukenalkan mereka satu persatu. Azizah Syahrofa Limbong, sahabat yang aku kenal sejak semester III yang biasa aku sapa Ijah.

Kami dipertemukan dalam satu kelas dan satu organisasi. Ia orang yang selalu mau mendengar segala ceritaku walaupun itu tak penting. Ia orang yang maksa aku bertahan di Gagasan saat aku ingin berhenti. Ia orang yang mau nemenin kemana aku mau. Ia orang yang suka ngantar jemput aku saat aku belum punya motor.

Selanjutnya, Ika Piyasta. Ika orangnya ceplas-ceplos. Kata-katanya agak kasar. Ia akan selalu menyampaikan apa yang ia rasa, tak peduli orang lain akan tersinggung atau tidak. Ia type yang nggak pernah bisa bermanja-manja bilang sayang, beb, dll. Ia bukan orang yang memperlihatkan rasa sayang dengan kata-kata, tapi tindakan.

Trus juga Desi Novita Sari a.k.a Desnoy. Aku mengenalnya sejak awal berproses di Gagasan. Bisa dibilang, ia seniorku di Gagasan. Ia sahabat Gagasan pertamaku, walau sekarang justru ia yang jarang stay di Gagasan. Ia type orang yang care. Ia juga adalah orang yang bertama kali ngajarin aku belajar motor sampai ke UIN. Kalau mungkin nggak ada Desnoy, mungkin sampai hari ini aku masih nggak berani bawa motor ke kampus.

Sekedar tau aja, aku baru pandai bawa motor itu sejak semester V, jadi sampai sekarang aku masih belum berani ngebonceng orang atau bahkan bawa motor dengan laju. Malah teman-teman di Gagasan sering bilang kalau aku bawa motor kaya siput.

Setelah mereka pulang, aku buka kado dari mereka yang berisi tas cantik. Salah satu target aku untuk punya tas di bulan ini terwujud, Alhamdulillah. Kemudian aku dibuat terharu membaca surat dari mereka yang ditulis oleh Ia. Isi suratnya begini:

Dear Muthi Al Haura
Kemaren, atau bisa dibilang minggu lalu kau resmi memasuki fase 22 tahun. Bukan lagi usia yang menjadikan kita beranjak dari masa anak-anak menuju remaja tapi fase lanjut yang akan menentukan masa dewasa.

Sebelumnya, maaf jika kedatangan surat ini tidak seperti yang kau inginkan. Maaf jika mungkin kau tak menginginkan ini. Dan maaf atas waktu yang terlambat ini. Kesal, aku rasa itu pasti. Kau mungkin mengira aku dan mereka tidak mengingat hari bahagiamu, hari menuju kedewasaan. Dan lagi, hanya maaf yang ingin kami sampaikan.

Selamat 22 tahun, semangat mengejar mimpi. semangat berkarya, semangat untuk segala hal. Kau memang tercipta sebagai wanita hebat, kuat. Selamat mengukir prestasi. Semoga sang jodoh segera menghampiri hehe. Amin.

Hai sahabat strong, jangan pernah lelah mengenal kami. Jangan pernah bosan menjadi bagian dari kami. Jangan pernah merasa sendiri karna kita tetap kita (we are family). Teruslah menjadi perempuan inspirasi. Perempuan tegar dan penyabar.

Maaf jika kami belum bisa menjadi sahabat seperti yang kau inginkan. Maaf jika kami belum bisa menjadi sahabat sempurna untukmu. Mungkin kami hanyalah orang yang kehadirannya tak kau inginkan. Sekali lagi selamat ulang tahun, segala yang terbaik untukmu. Jika apa yang kami beri hari ini tak berkenan, sekali lagi maaf. Semoga kau suka.
Salam sahabat, Ika-Ijah-Desnoy.


Aku terharu membacanya, sungguh! Malam ini aku belajar, bahwa sahabat sejati tak kan pernah pergi. Sejauh apapun ia melangkah pergi, ia akan kembali. Tetap akan kembali. Dan lagi, aku belajar bahwa tak mengucapkan selamat ulang tahun bukan tak menganggap kamu special. Seperti halnya aku yang pura-pura lupa dengan hari ulang tahun lelaki yang aku sayang, tapi bukan berarti aku tak sayang dia kan?

Untuk Ika-Ijah-Desnoy, trimakasih. Mungkin bagi kalian, aku adalah sosok inspirasi, tapi percayalah, dibalik sosok inspirasi ada sosok yang lebih hebat lagi yang selalu mendukung si sosok inspirasi ini. Ya, dibalik ‘kesuksesan’ yang aku dapat hari ini dan dimasa yang akan datang, itu semua juga pasti karna aku punya sahabat-sahabat hebat seperti kalian. Begitupun kalian, disaat sukses nanti, jangan pernah lupakan bahwa ada aku dibelakang kalian. Aku yang sama-sama berjuang dengan kalian.

Siapa bilang aku tak mengharapkan kalian? Justru aku teramat sayang kalian. Ya, memang kalian tak sempurna sebagai sahabat, begitupun aku, justru karna itu kita saling melengkapi bukan? Dan bukankah kesempurnaan itu hanya milik Allah?

Kalian selalu punya tempatnya masing-masing dihati dan hidup aku, trimakasih! Salah satu nikmat Allah dalam hidup aku adalah memiliki sahabat-sahabat seperti kalian. Sahabat yang nggak nikam dibelakang. Trimakasih untuk kalian. Semangat menuju impian. Selamat sukses. Jika suatu hari nanti aku punya karya-karya tulis yang dibukukan dan best seller, nama kalian pasti juga akan ada disana sebagai orang-orang yang membantu aku melejit hingga sejauh ini.

See you on the top! Salam sayang, @muthihauradotcom (ig)
Sabtu, 10 Juni 2017. 23.38 WIB.
Pekanbaru sedang diguyur hujan rintik-rintik.

Baca Artikel Populer Lainnya

9 komentar:

  1. Sedih terharu gitu bacanya kak. Asik ya kak, punya sahabat:) Happy Birthday. Mereka benar, "Tetap jadi perempuan inspirasi untuk diri sendiri dan semua orang"

    BalasHapus
  2. Waaah, seumuran anak sulungku ini, hihii
    Moga berkah usianya ya, sukses dunia dan akhirat juga, aamiin :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. waah, ternyata aku masih muda banget ya mbak hihi :D
      makasih mbakku :*

      Hapus
  3. wahahah, sungguh rasa kecewa yang terbayar tuntas dengan surprise. Lahir 1 Juni? wah, kayak pancasila dong ya. Asik berarti waktu ulang tahun dijadiin hari libur nasional :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iyaaa, semua orang merayakan ulang tahunku wkwk

      Hapus
  4. wah selamat ultah ya, mungkin mereka lupa , krn gak semua org bisa mengingat tanggal ultah, wong suamiku saja suka lupa ultahku bukan berarti krn suamiku gak peduli krn dia itu sesuatu yg gak perlu krn aku lht di keluarganya juga bgt, kalau di klgku ultah itu spesial jd selalu ada yg ucapin ultah

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak, tak ngucapkan bukan berarti tak peduli.
      makasih ya mbak :D

      Hapus
  5. wah sak anakku nih...selamat ulang tahun ya
    semoga tercapai apa yg menjadi cita2 dan harapan

    BalasHapus