Desa Wisata Buluh Cina

06.35 muthihaura 5 Comments

Haay Assalamua’laikum. Bagaimana kabarnya? Udah lama rasanya nggak nulis disini. Beberapa minggu ini memang sedang ada yang difokusin. Yap, skripsi. Btw, kemaren di tanggal 20, Alhamdulillah aku sidang dan lulus, walau banyak perbaikan.

Mungkin banyak yang nggak tau kalau aku ini mahasiswa semester Sembilan konsentrasi broadcasting di UIN Suska Riau, nah kemaren aku baru selesai sidang. Untuk cerita terkait skripsi, aku bakal bikin di post lainnya. Pokoknya aku bakal kupas tuntas perihal serba serbi skripsi. Aku juga bakal ngepost, contoh-contoh surat yang berhubungan dengan proses skripsi. Semoga bisa membantu proses skripsi teman-teman, terkhusus bagi mahasiswa FDK UIN Suska Riau.



Kali ini aku pengen cerita terkait perjalanan yang aku lakuin bareng teman-teman LPM Gagasan ke Kampung Wisata Buluh Cina. Jadi di tanggal 20 Desember, aku beserta 22 orang anak Gagasan tergabung kru dan magang, kami ke Buluh Cina. Niat awalnya ya buat liputan plus rapat proyeksi plus semakin mempererat tali silaturrahmi antar anak Gagasan.

Yang ikut itu ada aku-Hanif-Desi-Payung-Mbak Lin-Bagus-Hendrik-Rahmat-Hakim-Dayu-Laila-Ela-Lydia-Frengki-Kirom-Rahma-Adam-Ridho-Wulan-Winda-Bang Hafiz-dan satu lagi lupa. -_- Untuk sampai ke desa wisata buluh cina, kami menggunakan motor dengan kira-kira jarak tempuh perjalanan kurang lebih selama satu jam.

Jujur saja, aku lebih suka diajakin jalan kea lam ketimbang ke mall atau caffe. Entah kenapa, kalau ke alam itu bawaannya tenang. Matapun jadi segar. Pokoknya menurut aku, banyak hal yang bisa dipelajari di alam. Bukan bermaksud menjudge teman-teman yang suka ke mall ya. Itu semua pilihan masing-masing. Tidak ada yang salah, tidak ada yang benar. Setiap kita punya alasan atas pilihan yang kita bikin.


Untuk sampai desa buluh cina, kita harus nyebrang sungai dulu menggunakan sejenis kapal gitu. Tapi orang-orang disana nggak nyebutnya kapal sih. Nah, desa wisata Buluh Cina ini terletak di Kampar Siak Hulu. Biaya menyeberang sungainya untuk pendatang satu orang plus motor itu lima ribu. Sedangkan satu orang Pulang Pergi jadi dua ribu.


Bisa dibilang desa wisata buluh cina ini masih terpencil. Jangan harap kalian bakal nemuin mobil berlalu lalang di desa ini, karna sama sekali nggak ada mobil. Berasa di desa Pulau Jambu deh. Duh, kangen KKN.

Baca juga: KKN

Banyak hal yang bisa dilihat dari desa ini. Pokoknya bagi aku, nenangin bangetlah. Hati-hati juga menggunakan fasilitas yang tersedia di desa ini, karna bisa saja bayar, maklumlah, namanya juga desa wisata kan? Nah setelah sampai, kami langsung bantai buat makan. Kebetulan udah lapar banget. Nasinya tentu saja beli diperjalanan menuju desa dengan harga 18 ribu.

Parahnya, aku milih lokasi makan di tengah terik matahari. Awalnya nggak panas, trus pas lagi enak-enak makan, eh malah pansnya nyengar banget. salah pilih tempat sih. Tapi senang bisa ngumpul-ngumpul makan gini. Senang bisa ‘punya cerita’ lagi bareng mereka. Semoga perjalanan ini bukan yang terakhir.


Setelah makan, kami nyari masjid untuk shalat. Karna kebetulan aku lagi nggak shalat, jadinya aku-Mbak Lin-Payung-Desi jalan-jalan disekitar masjid. Lumayanlah bisa ngambil beberapa gambar. Aku juga ada ngambil video sejak awal perjalanan, niatnya pengen dijadikan video utuh. Udah lama juga nggak ngedit. Doain ya semoga terealisasikan. Kangen ngedit video.

Di saat lagi nungguin yang lain shalat, tiba-tiba hujan turun. Lumayan lebat juga. Kami nyari kaya gazebo gitu. Nah disana deh kami ngelangusungin rapat. Rapat evaluasi dan rapat-rapat lainnya. Bagian yang paling berkesan banget diperjalanan kali ini adalah saat aku ngajakin mbak Lin buat naik gajah. Kebetulan disini ada gajah. Untuk menaiki gajah satu putaran, perorang dikenakan 20 ribu.

Mbak Lin ACC, trus Hanif datang ngajakin naik sampan kecil. Kata hanif, satu sampan selama tiga puluh menit itu bayarnya Cuma 20 ribu. Karna ngerasa lebih murah, aku sama Mbak Lin tergiur. Hanif juga ngajak bang Hafiz yang otomatis kami disampan kecil itu berempat. Parahnya, nggak ada pengaman sama sekali.

Di atas perahu
Kami awalnya nggak mikir apa-apa, malah asik ketawa-ketawa dan cerita tentang banyak hal. Udah belasan menitan berlalu, sampannya ditengah. Kebetulan yang pandai ngayuh sampan Cuma si Hanif. Aku beberapa kali ngayuh sampan, tapi juga nggak bisa. -_-

Nah, ditengah danau itu, tiba-tiba Mbak Lin teriak kalau sampannya bocor. Sumpah aku panic banget. Aku yakin mbak Lin-Hanif-Bang Hafiz juga pada panik. Aku teriak-teriak, gitu juga mbak Lin. Kami juga udah coba teriak minta tolong, tapi satupun nggak ada yang datang nolongin. Akhirnya, si Hanif berusaha ngayuh sampan ke pinggir danau terdekat.

Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Kami berhasil nyampai pinggir dengan Hanif yang sibuk ngayuh, mbak Lin yang buang-buangain air yang masuk, dan aku yang sibuk nutupin bagian yang bocor. Bang Hafiz diam aja, tapi aku juga yakin kalau dia juga panik banget.

Pelajaran yang dapat aku ambil adalah bahwa hidup itu paket komplit, ada senangnya ada sedihnya. Ada bahagianya ada khawatirnya. Jangan senang berlebihan, jangan juga sedih berlebihan. Lakukan semuanya sewajarnya, termasuk juga perihal mencintai.

taken by me
 Oke, mungkin segini dulu. Salam sayang dari aku dan sukses selalu. See you di next trip berikutnya. Salam, @muthihaura_blog
Kamis, 21 Desember 2017. 21.24 WIB. 

Baca Artikel Populer Lainnya

5 komentar:

  1. Seru banget bisa makan kembulan kek gitu. Yang penting sebelum makan jangan lupa cuci tangan lebih dulu ya...

    BalasHapus
  2. Hihihi...seru ya... makanrame-rame, sampan bocor...emang kalau traveling bareng-bareng gitu lebih seruuu
    Salam kenal, mampir yuk keblog saya bundadzakiyyah[dot]com

    BalasHapus