Carut Marut di Kampusku

07.30 muthihaura 0 Comments


Aku berkuliah di salah satu perguruan tinggi berbasis islam di kotaku. Kurang lebih setahunan ini, aku juga sudah menyelesaikan Strata Satu dengan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dan mengantongi IPK 3,62. IPK kedua tertinggi setelah pemuncak jurusan saat aku wisuda kala April 2018 lalu.

Baca juga: WISUDA

Banyak hal, pengalaman, cerita, sahabat, link yang aku dapat saat berada dikampus ini, terutama saat aku bergabung dengan pers kampus. Ya, kampus ini ngajarin aku banyak hal. Membuat aku membuka mata tentang berbagai macam hal yang sebelumnya tidak aku ketahui.


Aku berterimakasih pada kampus ini karna telah membentuk seorang ‘Muthi Haura’ dengan sedemikian rupa. Kampus ini memang bukan kampus terbaik. Bukan kampus yang diidam-idamkan teman-temanku saat masih duduk dibangku putih abu-abu. Sekedar sedikit informasi, aku SMA disalah satu sekolah favorit di kotaku, MAN 2 Model Pekanbaru. Saat ditanya kampus yang ingin dituju, tidak ada satu orang temanku yang ingin masuk dikampus tempat aku berkuliah.

Tentu saja teman-temanku ngincar UI, ITB, Unpad, dan kampus-kampus bergengsi lainnya. Jujur, akupun begitu, tapi karna satu dan lain hal, akhirnya aku memasuki kampus ini. Apa aku menyesal? Sama sekali tidak! Bagiku, masa-masa kuliah adalah salah satu part terbaik dalam hidupku. Di masa kuliah, aku belajar banyak hal. Bertemu banyak orang. Mendapatkan banyak pengalaman. Banyak sekali.

Tapi setahunan meninggalkan dunia kampus, entah kenapa aku merasa, kampusku semakin carut marut. Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Aku tidak tau pasti kronologinya, aku hanya mendengar cerita dari adik-adik di organisasi pers yang dulu aku ikuti.

Sekarang dikampusku, jam malam dihapuskan. Mahasiswa hanya boleh berpartisipasi atau mengadakan kegiatan hanya sampai jam enam sore. Tidak boleh tidur disekre. Pencairan dana terhambat. UKT melambung tinggi. Akreditasi nggak jelas dibeberapa fakultas, termasuk di fakultasku. Rektor otoriter. SK organisasi tidak turun. Pemberhentian tugas untuk Wakil Rektor Dua karna dinilai tidak loyal.

Beberapa UKK/UKM dinonaktifkan. Lucu! Semacam membungkam gerakan mahasiswa. Mungkin para pimpinan lupa, semakin mahasiswa dibungkam, semakin para mahasiswa memperlihatkan ‘taringnya’. Atau para pimpinan lupa dengan kasus tri sakti? Hendak mengulang kembali kejadian 1998? Berasa kembali ke masa orde.

Di fakultasku juga aneh. Akreditasi nggak jelas, sehingga menghambat para mahasiswa untuk skripsian. Bahkan ada beberapa angkatan yang tidak dapat diwisuda karna akreditasi belum juga keluar. Siapa yang salah? Siapa yang patut disalahkan? Siapa yang akhirnya terkorbankan?

Yang aku pelajari dihidup aku, sebenarnya tidak pantas untuk menyalahkan orang lain. Introfeksi diri sendiri. Cuma dalam kasus ini, entah kenapa aku merasa pimpinan dikampusku yang harus banyak introfeksi diri. Harus banyak-banyak mawas diri. Sebenarnya boleh saja seorang pimpinan berasumsi tinggi untuk sesuatu yang ia pimpin. Tidak ada salahnya, bagus malah, tapi ya harus lihat situasi dan kondisi juga.

Harus lihat juga apakah impian untuk kampus itu bisa disesuaikan. Jangan maunya hanya A, lantas pendapat orang lain diabaikan. Jangan maunya hanya didengarkan, tapi tak ingin mendengarkan. Jangan hanya mau diikuti tanpa dimusyawarahkan terlebih dahulu.

Ini negara demokrasi. Semua orang bebas berpendapat, termasuk dosen, cleaning service, karyawan, apalagi mahasiswa. Kalau kaya gini kondisinya, aku sudah tidak berada dalam lingkup kampus itu lagi bisa merasakan adanya kesenjangan. Bisa merasakan bahwa pimpinan-pimpinannya hanya mengikuti ego sendiri. Aku melihat sendiri banyak korban atas kasus-kasus yang terjadi di kampus.

Ya, itu hanya asumsiku. Hanya pendapat pribadiku. Jika kamu punya pendapat yang berbeda dari pendapatku, ya silahkan. Tidak ada masalah. Aku Cuma berharap dan berdoa semoga semua masalah cepat terselesaikan.

Teruntuk kampusku, aku belajar disini. Dibentuk disini dan semoga tidak ada ‘tangan-tangan’ nakal yang bisa ‘menghancurkan’ kampus ini entah cepat atau lambat. Oke deh mungkin segini dulu. Tulisan ini hanya sekedar meluapkan isi otakku. Bukan bermaksud menyinggung pihak manapun, karna akupun tidak ada kepentingan apa-apa disini.

Aku hanya seorang perempuan yang juga masih terus belajar dan akan selalu belajar sampai akhir hayat. Salam sayang, @muthihaura_blog.
Sabtu, 16 Maret 2019. 21.10 WIB.

Find me:
Instagram                  : @muthihaura_blog dan @muthihaura1
Instagram komunitas   : @bloggerjuang
Email                         : muthihaura1695@gmail.com
Twitter                       : @muthiiihauraa
Facebook                   : Muthi Haura
Youtube                     : Muthi Haura            

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: