Carut Marut di Kampusku
Aku berkuliah di salah
satu perguruan tinggi berbasis islam di kotaku. Kurang lebih setahunan ini, aku
juga sudah menyelesaikan Strata Satu dengan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dan mengantongi
IPK 3,62. IPK kedua tertinggi setelah pemuncak jurusan saat aku wisuda kala
April 2018 lalu.
Baca juga: WISUDA
Banyak hal, pengalaman,
cerita, sahabat, link yang aku dapat saat berada dikampus ini, terutama saat
aku bergabung dengan pers kampus. Ya, kampus ini ngajarin aku banyak hal.
Membuat aku membuka mata tentang berbagai macam hal yang sebelumnya tidak aku
ketahui.
Aku berterimakasih pada
kampus ini karna telah membentuk seorang ‘Muthi Haura’ dengan sedemikian rupa.
Kampus ini memang bukan kampus terbaik. Bukan kampus yang diidam-idamkan
teman-temanku saat masih duduk dibangku putih abu-abu. Sekedar sedikit
informasi, aku SMA disalah satu sekolah favorit di kotaku, MAN 2 Model
Pekanbaru. Saat ditanya kampus yang ingin dituju, tidak ada satu orang temanku
yang ingin masuk dikampus tempat aku berkuliah.
Tentu saja teman-temanku
ngincar UI, ITB, Unpad, dan kampus-kampus bergengsi lainnya. Jujur, akupun
begitu, tapi karna satu dan lain hal, akhirnya aku memasuki kampus ini. Apa aku
menyesal? Sama sekali tidak! Bagiku, masa-masa kuliah adalah salah satu part
terbaik dalam hidupku. Di masa kuliah, aku belajar banyak hal. Bertemu banyak
orang. Mendapatkan banyak pengalaman. Banyak sekali.
Tapi setahunan
meninggalkan dunia kampus, entah kenapa aku merasa, kampusku semakin carut
marut. Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Aku tidak tau pasti
kronologinya, aku hanya mendengar cerita dari adik-adik di organisasi pers yang
dulu aku ikuti.
Sekarang dikampusku, jam
malam dihapuskan. Mahasiswa hanya boleh berpartisipasi atau mengadakan kegiatan
hanya sampai jam enam sore. Tidak boleh tidur disekre. Pencairan dana
terhambat. UKT melambung tinggi. Akreditasi nggak jelas dibeberapa fakultas,
termasuk di fakultasku. Rektor otoriter. SK organisasi tidak turun. Pemberhentian
tugas untuk Wakil Rektor Dua karna dinilai tidak loyal.
Beberapa UKK/UKM
dinonaktifkan. Lucu! Semacam membungkam gerakan mahasiswa. Mungkin para
pimpinan lupa, semakin mahasiswa dibungkam, semakin para mahasiswa
memperlihatkan ‘taringnya’. Atau para pimpinan lupa dengan kasus tri sakti?
Hendak mengulang kembali kejadian 1998? Berasa kembali ke masa orde.
Di fakultasku juga aneh.
Akreditasi nggak jelas, sehingga menghambat para mahasiswa untuk skripsian.
Bahkan ada beberapa angkatan yang tidak dapat diwisuda karna akreditasi belum
juga keluar. Siapa yang salah? Siapa yang patut disalahkan? Siapa yang akhirnya
terkorbankan?
Yang aku pelajari dihidup
aku, sebenarnya tidak pantas untuk menyalahkan orang lain. Introfeksi diri
sendiri. Cuma dalam kasus ini, entah kenapa aku merasa pimpinan dikampusku yang
harus banyak introfeksi diri. Harus banyak-banyak mawas diri. Sebenarnya boleh
saja seorang pimpinan berasumsi tinggi untuk sesuatu yang ia pimpin. Tidak ada
salahnya, bagus malah, tapi ya harus lihat situasi dan kondisi juga.
Harus lihat juga apakah
impian untuk kampus itu bisa disesuaikan. Jangan maunya hanya A, lantas
pendapat orang lain diabaikan. Jangan maunya hanya didengarkan, tapi tak ingin
mendengarkan. Jangan hanya mau diikuti tanpa dimusyawarahkan terlebih dahulu.
Ini negara demokrasi.
Semua orang bebas berpendapat, termasuk dosen, cleaning service, karyawan,
apalagi mahasiswa. Kalau kaya gini kondisinya, aku sudah tidak berada dalam
lingkup kampus itu lagi bisa merasakan adanya kesenjangan. Bisa merasakan bahwa
pimpinan-pimpinannya hanya mengikuti ego sendiri. Aku melihat sendiri banyak
korban atas kasus-kasus yang terjadi di kampus.
Ya, itu hanya asumsiku.
Hanya pendapat pribadiku. Jika kamu punya pendapat yang berbeda dari
pendapatku, ya silahkan. Tidak ada masalah. Aku Cuma berharap dan berdoa semoga
semua masalah cepat terselesaikan.
Teruntuk kampusku, aku
belajar disini. Dibentuk disini dan semoga tidak ada ‘tangan-tangan’ nakal yang
bisa ‘menghancurkan’ kampus ini entah cepat atau lambat. Oke deh mungkin segini
dulu. Tulisan ini hanya sekedar meluapkan isi otakku. Bukan bermaksud menyinggung
pihak manapun, karna akupun tidak ada kepentingan apa-apa disini.
Aku hanya seorang
perempuan yang juga masih terus belajar dan akan selalu belajar sampai akhir
hayat. Salam sayang, @muthihaura_blog.
Sabtu, 16 Maret 2019.
21.10 WIB.
Find me:
Instagram : @muthihaura_blog dan
@muthihaura1
Instagram komunitas : @bloggerjuang
Email : muthihaura1695@gmail.com
Twitter : @muthiiihauraa
Facebook : Muthi Haura
Youtube : Muthi Haura
0 komentar: