Tentang Sebuah Kedewasaan

07.00 muthihaura 1 Comments


Tentang Sebuah Kedewasaan- Usiaku 24 tahun dan siklus pertemananku dari berbagai usia. Aku sudah beberapa kali bertemu dengan orang berbagai latar belakang yang berbeda dan usia berbeda pula. Ada yang usianya bisa dibilang muda, tapi sikap dan tindakannya teramat dewasa.

Ada yang usianya bisa dibilang cukup berumur, tapi aku menilai bahwa kedewasaan kurang pada dirinya. Orang tersebut tidak pandai menghargai orang lain. Mencemeeh orang lain dengan merasa bahwa dirinya lebih baik ketimbang orang yang ia cemeeh.

Mendiskriminasi orang lain hanya karna perbedaan fisik, strata, bahkan status sosial. Memandang rendah serta mencemeeh orang yang memiliki kecacatan fisik, padahal jelas-jelas orang yang ia cemeeh mati-matian  bangkit agar tidak insecure terhadap dirinya sendiri. Agar tetap bisa berdiri ‘tegak’.  


Ya, ternyata kedewasaan tidak sebanding dengan umur. Umur boleh tua, tapi kedewasaan belum tentu didapatkan. Kurang lebih seminggu yang lalu, aku sholat di masjid tempat pelatihan. Memang aku sedang mengikuti pelatihan hingga 30 September nanti In syaa Allah. Aku akan cerita tentang postingan ini di postingan berbeda nantinya.

anime dewasa
source: google
 
Saat setelah sholat, seorang cewek yang sama sekali nggak aku kenal memanggilku. Kita sebut saja namanya A. A bertanya padaku apakah di hapeku ada aplikasi gojek. Katanya ia mau minjam agar bisa pulang. Aku? Tentu saja dengan polosnya, aku memberikan hapeku pada A. Entah kenapa, aku selalu ngerasa nggak tega ngelihat orang lain yang butuh bantuan.

Polosnya aku atau mungkin bodohnya aku, aku memberikan hape aku itu tanpa aku yang memesankan. Singkat cerita, malam saat hendak tidur, aku mengecek aplikasi gojekku. Tau apa yang terjadi? Yap, A ternyata tidak memesan gojek melainkan gocar. Dan parahnya, ia membayar menggunakan saldo gopayku.

Malam itu juga aku langsung terdiam sambil netesin air mata. Aku niatnya nolongin dia. Bantu dia biar bisa pulang, tapi ternyata dia kaya gini. Malam itu juga aku percaya bahwa kejahatan itu hadir tidak hanya direncanakan, tapi hadir karna adanya kesempatan.

Aku menceritakan perihal ini pada C. Tentu saja C menyalahkan kecerobohan dan kepolosanku. C bilang, jangan terlalu pada orang. Teman-temanku di tempat pelatihanpun berkata demikian. Malah mereka menyuruhku meminta uang  ganti gopay itu kepada si cewek. Memang si A hanya berbeda kelas dari aku, Cuma aku benar-benar udah lupa nama dan wajahnya.

Dari kejadian itu juga aku menyimpulkan bahwa, percuma IPK tinggi. Percuma camlaude. Percuma punya gelar strata berlapis-lapis. Percuma ikut pelatihan ini ikut pelatihan itu, tapi attitude NOL besar. Gak akan kepakai entar juga. Hardskill itu memang penting, tapi harus dibarengi dengan hardskill yang baik.

Menurut aku, seberapa hebatpun kamu. Seberapa banyakpun gelar dibelakang namamu. Seberapa banyaknya pelatihan yang kamu ikuti, tapi jika semua itu tidak dibarengin dengan attitude yang baik, tidak pandai menghargai orang lain, mencemeeh orang lain, sorry to say, kamu NOL BESAR.

Ini hidup, tidak selamanya kamu akan berada di atas. Tidak selamanya orang yang kamu cemeeh itu berada di bawah. Hidup itu akan terus berputar kaya roda. Bisa jadi, orang yang kamu rendahkan itu justru nantinya menjadi orang yang bersedia mengulurkan tangannya disaat kamu ‘jatuh’.

Hati-hati dalam bertindak. Setiap orang punya cerita hidupnya masing-masing, dan kamu tidak tau itu. Kamu hanya tau nama, tapi tidak dengan kisah hidupnya. Bisa saja, orang yang sedang kamu rendahkan itu mati-matian berjuang menjadi tulang punggung keluarganya. Orang yang kamu cemeeh itu tengah mati-matian berjuang agar tidak insecure terhadap dirinya sendiri.

So, berfikirlah sebelum bertindak. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan, karna hukum alam itu pasti ada. Ingat, apa yang kamu ucapkan dan tuliskan akan mengambarkan siapa dan bagaimana kamu. Akan memperlihatkan seberapa isi otakmu. Akan memperlihatkan juga seberapa dewasanya kamu. Jika yang keluar dari mulutmu hanya untuk menyakiti orang lain, mungkin hanya ‘segitu’ isi otakmu.

Ah, self reminder banget buat aku. Ayo Mut, semangat memperbaiki diri. Perlakukanlah orang lain seperti kamu ingin diperlakukan, Mut. Tulisan ini bukan buat siapa-siapa, tapi lebih untuk diri aku sendiri. Sebagai pengingat untuk diri bahwa mendewasalah. Tua itu pasti, tapi dewasa itu pilihan. Semangat berproses untuk terus mendewasakan diri, Mut. Salam, @muthihaura1.
Rabu, 4 September 2019. 20.45 WIB

Baca Artikel Populer Lainnya

1 komentar: