cerpen : Cinta dalam diam
Haay haay, aku punya cerpen
ini. Ada yang mau baca? ;p cerpen ini udah lama aku buat, tapi nggak ada
salahnya kan aku share di blog aku? buat nambah-nambah postingan. Heheh. Oh ya,
curcol dikit boleh ya?
Gini, aku kecewa dengan nilai
kelompok bahasa inggrish aku. huhu, sedihnya! Padahal A didepan mata! Yang
bikin makin nyeseknya itu pas miss itu bilang gini sebelum ngasih tau nilai :
“kalian mau nilai berapa?”
Hee, kesannya nilai kelompok
kami bakal tinggi. ;( Huuft -,- ya udahlah Muthi, ambil hikmahnya aja! Keep
spirit ;D Okee, silahkan baca cerpennya, lest check this out :
Cinta dalam diam
cinta itu sesuatu yang tidak
terduga. Datang pada tempat yang tidak terduga. Pada saat yang tidak terduga ,
bahkan pada orang yang tidak terduga.
Feeza
“Haaaay
haaaaaaaaaaay, kenalin namaku Nafeeza Kireynahikari yuuma. Panggil aja aku
Feeza. Aku tuh kata orang-orang cantik banget! Maklumlah aku blasteran
Jepang-Indonesia. Didarahku mengalir dua darah dari 2 orang yang berbeda latar
belakang. Ayahku asli Indonesia, sedangkan Ibuku ya asli Jepang! Kalian udah
bisa bayangin gimana cantiknya aku belum? Haah, belum? Oke, aku kasih tambahan
lagi deh. Tinggi aku tu 155 cm. menurut aku itu tu nggak tinggi juga nggak pendek.
Sedeng-sedeng gitu! soalnya kalau pas lagi sama ibu-ibu pengajian mah lebih
tinggi aku! hehe. berat aku 45 kg. punya mata super sipit! Kalau boleh kepedean
sih aku tuh mirip Yui penyanyi yang nyanyi lagu life! Kenel nggak? Nggak kenal?
Waah, payah deh! Trus aku t—“
“CUT
CUT! Ih, apaan sih lo Feeza? Norak deh! Ini kan film yang kita buat untuk tugas
sekolah bukan buat documenter tentang kehidupan lo. Udah sana gantian!” cetus
Sela sinis. Aku mendengus kesel sambil berlalu meninggalkan Sela. Gini nih akibatnya kalau satu kelompok
sama nenek sihir! Tapi memang aku norak
yaa? Bodo amat ah! Aku berjalan meninggalkan perpustakaan menuju taman sekolah.
Setelah sampai ditaman, aku menduduki salah satu kursi favoritku. Biasanya
kalau aku duduk dikursi ini pasti selalu ada dia yang nemenin. Yah dia
sahabatku sekaligus someone special dihatiku.
Nggak
salahkan kalau seorang sahabat memiliki perasaan yang lebih terhadap sahabatnya
sendiri? Itu hal lumrah menurutku! Aku menghela nafas. Ada sebersit perasaan
rindu yang bersemayam dihatiku terhadap Gavyn
Darrell Al-Ghazi, sahabatku. kalian tau? Dia itu hottest guy! Cowok paling keren disekolahku. Orangnya ramah banget,
tapi kalau sama cewek-cewek mah pastinya lebih akrab dengan aku. kemana-mana
kami selalu bareng-bareng kok! Nggak heran deh cewek-cewek pada nyinisin aku
gara-gara iri ngelihat kedekatanku dengannya. Oke, itu nggak masalah buatku.
Yang jadi masalah saat ini adalah aku begitu merindukannya. Udah seminggu ini
dia nyuekin aku gara-gara sibuk dengan basket dan organisasinya. Menyakitkan ketika kamu rindu seseorang, tapi
dia tak menyadarinya. Rindu yg mengingatkanku bahwa dia nggak perngah nganggap
aku bagian dari hidupnya. Haha! Na’as bukan!
Oh
yaa, Badan Gavyn itu atletis banget, maklumlah anak basket. Hmm, kalau aku
dekripsikan sih menurut aku dia itu mirip Mario Maurer! Heey, kalian tau Mario
Maurer kan? Jangan bilang nggak tau! Itu lho pemain film crazy little thing Called Love. yang jadi pemeran P’Shone!
Siganteng dari Thailand yang ternyata blasteran 3 negara!
Thailand-Chinese-Germany .Aaa! Oke, mungkin terlalu lebai.
Kembali
ke Gavyn. Jujur, aku sangat mencintai Gavyn . Mungkin dari awal persahabatan
kami dimulai. Aku menghela nafas pelan sembari berharap separuh bebanku akan
hilang. Dia orang yang selalu bisa bikin aku tersenyum dan dia juga orang yang
bikin aku memendam rasa sakit 5 tahun lamanya. Apakah waktu lima tahun itu
nggak mampu menyadarkannya bahwa disini ada aku yang menantinya? Aku Yang
mencintainya? Bahkan sekarang aku pun nggak bisa memilih apakah harus
menunggunya atau meninggalkannya. Menunggu
dan meninggalkan itu menyakitkan. Tapi lebih menyakitkan ketika kamu tak
mampu memilih antara menunggu atau meninggalkannya.
“Udah
gue duga!” ujar seseorang sembari duduk disampingku. Aku menatap kearah sumber
suara. “GAVYN?” ucapku dengan wajah bahagia yang sangat kentara. Sumpah, aku
bahagia banget! “Kenapa lo? Kangen ya?” seperti biasa dia menggodaku. Aku
tersenyum. pipi putiku bersemu merah. Aku menonjok lengannya.
“Kangen?
Jiaah! Ogah mah gue! justru gue seneng lo nggak ada!” ucapku berbohong, padahal
mah kangen. Pakai banget malah! “Yakin?” Tanya Gavyn masih dengan gaya
menggoda. “Udah ah, norak lo!”
“Haha!
Okeoke. Mau serius ni gue. Gue lagi jatuh cinta banget sama cewek bidadari!” ucap
Gavyn agak salting. Deg! Jantungku kembali berdegup tak karuan. Oke, mungkin
ini bukan yang pertama Gavyn curhat tentang sicewek bidadari dan aku selalu
jadi pendengar yang setia untuknya. Kalian tau gimana hancurnya perasaanku saat
orang yang kita cintai malah dengan jujur ngomong kalau dia mencintai orang
lain dihadapan kita? Nyesek banget pastinya! Siapa coba cewek yang beruntung
itu?
“Oh
ya? Siapa cewek yang tengah ketiban sial itu?” tanyaku sok tegar sembari
tertawa garing.“Yee. Sialan lo! Dia cewek yang sangat special pastinya. Gue
sayang banget sama dia.” Ucap Gavyn sembari menerawang pelan. “Kenapa nggak lo
tembak aja?” kuberanikan diri berkata begitu. “Gue nggak berani!”
“Aduh
Gavyn! Lo itu cowok tau! Masa nembak cewek nggak berani-berani! mau sampai
kapan?” ledekku tertahan. Kenapa coba aku harus mengalami hal kaya gini? Sakit
tau nggak! Nyesek nyees nyees! “Yailah, lo kaya nggak tau gue aja! Gue kan
belum pernah pacaran. Belum punya pengalaman tau. Gue tu Cuma mau satu untuk
selamanya. Lagian tu cewek terlalu sulit buat gue gapai. Gue takut kalau gue
ngungkapin, dia malah menjauh.”
Coba
aja itu kata-kata buat aku, pasti aku udah girang nggak ketulungan. Sayangnya
bukan! heeh! Terkadang aku harus berpura-pura bahwa aku tak peduli, karena aku tak berarti apa-apa pada seseorang yg berarti
segalanya untukku.”Siapa tu cewek? Apa gue kenel? Mana tau gue bisa
bantu.”tawarku. “maybe kenal. Entar lo tau sendiri kok!”
“Emm. Kalau lo
beneran sayang sama dia, lo tunjukin kedia! Lo buktiin kalau omongan lo itu
nggak hanya sebatas omongan dibibir aja! Lo harus bisa buat dia jatuh cinta
terhadap lo dan kalau dia nggak milih lo, lo nggak boleh egois! Pokoknya
intinya lo harus berusaha deh ngeyakinin dia. Kalau suatu hari dia nerima lo,
lo harus jaga dia baik-baik. lo jangan sakitin dia. Cinta bukanlah dari kata-kata, tetapi dari segumpal keinginan diberi
pada hati yang memerlukan. ” Ucapku sedikit bergetar. Aku ngomong apa
barusan? Aku mau nangis! Sumpah nyesek senyesek-nyeseknya. Rasanya hati aku ini
udah mau hancur berkeping-keping.
“Wew. Sejak
kapan lo sedewasa ini?” Tanyanya dengan
nada mengejek. Aku hanya menunduk. “Eh, btw makasiih ya! Lo emang sahabat
terbaik gue!” Ucap Gavyn sembari mengacak-acak rambutku. Yah, sahabat! Dia
menganggapku hanya sebatas SAHABAT! Nggak lebih! Apa nggak ada celah sedikitpun
buat aku masuk kehatimu Gavyn? Walau itu 1 % pun? Kerongkonganku terasa kering.
Aku berusaha melapisi setiap sudut perih yang terkuak dihatiku.
Apakah aku harus memilih tuk meninggalkan dia, bukan karena aku
berhenti mencintainya, tp karena dia tak membutuhkan aku dlm hidupnya? Aaah!
Nyesek banget! Rasanya hatiku tertusuk pisau dan kini aku nggak tau bagaimana
cara mencabut pisau itu.
“Eh, kok malah
ngelamun sih? pulang yuk? Gue anter!” kata Gavyn sembari berjalan duluan. Aku
beranjak dari dudukku dan berjalan mengikuti Gavyn. Setetes cairan bening jatuh
dipipi putihku. Ginilah rasanya menjadi seorang pelaku cinta dalam diam. Dan
cinta dalam diamku adalah sahabatku sendiri! Apakah kalian pernah merasakan
seperti yang kurasakan?
tak bisa hatiku mengartikan cinta
karna cinta tersirat bukan tersurat
meski bibirku terus berkata tidak
mataku trus pancarkan sinarnya
kudapati diri makin tersesat saat
kita bersama
desah nafas yang tak bisa kustatus
sahabatan berubah jadi cinta
1 kata yang sulit terucap
Hingga batinku tersiksa
Tuhan tolong aku jelaskan
perasaanku berubah jadi cinta
**@muthiiihauraa**
Kusandarkan
tubuhku pada kursi balkon kamarku. Lagi-lagi aku menghela nafas pelan. terasa
banget nyeseknya! Aku menangis. Menangis menumpahkan semua perasaan yang
bercamuk didalam hatiku. Badanku bergetar. Bayangan wajah dan senyuman Gavyn
menari-nari indah dibenakku. bisa nggak sih rasa sayang dia keaku nggak hanya
sebatas rasa sayang terhadap sahabat? Kupandangi bintang-bintang diangkasa
sana. Sepenggal episode masa lalu bermain-main dibenakku bagaikan film layar
lebar yang siap diputar.
Kala itu aku dan dia tengah berada ditaman belakang rumahku yang
kebetulan pemandangannya memang sangat indah. Malam semakin gelap. “Gue suka
banget deh dengan semua yang berwarna biru.” Ujarku memecah keheningan yang
sempat tercipta. Gavyn tersenyum menatapku, membuat jantungku tak karuan.
“Dari warna kesukaan lo itu, gue bisa lihat
sifat lo kok. Orang yang menyukai warna biru itu biasanya type pemurung. selalu
menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Selalu mengharapkan
kedamaian dan ketenangan. Lo memiliki kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula
dalam bercinta karena lo sering sekali menyembunyikan perasaan.” Kata Gavyn.
Aku mengangguk setuju. Aku banget tuh. “Keren! Kalau lo suka warna merah kan? Lambang keberanian tuh.
Cocok buat lo.” kataku sembari menatap langit-langit malam.
“Lihat deh, bintangnya keren!” tunjukku pada
bintang-bintang dilangit. yah, aku sangat menyukai bintang! “Kerenan Bulan. Lihat tuh! Sinarnya lebih
terang dibandingkan bintang. Lagian apaan tu bintang? Hanya titik-titik kecil
dilangit yang kadang nggak kelihatan.” Ujarnya sembari mengarahkan tanganku
kearah Bulan.
Aku tertegun.
Bulan dan bintang? Bintang dan bulan? Bukankah bulan dan bintang tidak akan
pernah bisa menyatu? Sekuat apapun cara untuk menyatukan bulan dan bintang
pastinya hasilnya akan NIHIL! Akankah cintaku seperti itu? aah, bulan memang
mengambarkan sosok Gavyn. Bulan dengan sinar yang lebih terang. Dengan
kepastian yang akan selalu terlihat tanpa melalui alat bantu. Dengan
keberadaannya yang jauh lebih dekat. Dengan sisi misterius yang selalu
membuatnya sangat indah. Sedangkan bintang? Dengan penampilan tidak lebih dari
titik sederhana. dengan sinar yang timbul tenggelam. Dengan keberadaan yang
kadang tidak bisa terjangkau. Dengan sisi yang polos tanpa pantulan cahaya.
Without His love I can do nothing,
with His love there is nothing I cannot do.
Sungguh
menyakitkan mencintai seseorang yang tidak mencintaiku, tetapi yang lebih
menyakitkan adalah mencintai seseorang dan tidak pernah memiliki keberanian
untuk mengutarakan cintaku kepadanya. Yaiyalah aku nggak berani ngutarakan
kedia, secara aku ini cewek! Masa cewek mulai duluan? Apa kata dunia?
Lagi-lagi
aku menangis. Kenapa cinta aku gini-gini banget si? Sakit tau mencintai
seseorang secara diam-diam.
Masalahkah bila aku mencintaimu?
Dan berharap engkaukan jadi milikku
Walau banyak yang bilang kau tak
pantas untukku.
Drrrt..
drrrt.. drrt.. nutnut.. HP-ku bergetar pelan. kuraih Hp yang tergeletak
didalam kantung celanaku.
From :
089665550***
Haaaii Za! Kak Farran nii. Gimana jawabannya? Cinta kak diterima atau ditolak? besok kak tunggu jawabannya ya. Makasii. ;)
Haaaii Za! Kak Farran nii. Gimana jawabannya? Cinta kak diterima atau ditolak? besok kak tunggu jawabannya ya. Makasii. ;)
Aku tersentak
kaget. Astaga! Aku bener-bener lupa soal ini. kan seminggu yang lalu kak Farran
nembak aku, besok pagi aku harus jawab! Jawab apa coba? Jawab apa? aku terima
atau gimana nih? Aku pun me save no Kak Farran dan dengan terburu-buru kuketik
sms.
To : kutu kupret Gavyn ;*
Kerumah gue
sekarang! please. Penting. Gue tunggu 10 menit! Awas nggak datang!
**@muthiiihauraa**
Saat ini kami tengah duduk ditaman
belakang rumahku. Aku menerawang pelan. disebelahku Gavyn tengah asik
mengacak-ngacak rambutnya. Aku tau dia sedeng kesel karna aku memaksanya untuk
datang kerumahku. “Udah deh!” kataku.
“Lo itu kebiasaan tau! Emangnya ada
apaan sih?” Tanya Gavyn menatapku dengan mata coklatnya yang memancarkan
keteduhan. “Lo nggak seneng gitu? udah lama kita nggak kesini bareng tau! Ya
udah pulang aja sana.” Rutukku kesel. “Bukan gitu. oke-oke, Maaf. sebenarnya
ada apa?” Tanya Gavyn lagi seraya tersenyum super duper manis terhadapku. Ya
Tuhan, tolong berhentikan waktu saat ini juga! Aku ingin melihat senyum itu
lebih lama.
“Besok kak Farran minta jawaban
gue. gue harus jawab apa dong?” Gavyn menerawang pelan. entah apa yang tengah
ada dipikiran laki-laki yang namanya mengisi relung hatiku itu. “Emm! Lo kan
dulu pernah bilang kalau lo suka sama dia. Yaudah, terima aja!” kata Gavyn
sembari menunduk menatap kolam ikan yang terpampang dihadapan kami. What?
Segampang itu dia ngomong? Suka? Bukan suka, aku ralat ya Gavyn! Aku tu Cuma
kagum sama dia, nggak lebih! Soalnya dulu dia baik banget sama aku pas kita
MOS!
“Kenapa harus gue terima?” tanyaku
aneh. Gavyn memain-mainkan jari-jarinya. “Karna kalian gue rasa saling
mencintai. Gue kenel deket kok dengan Kak Farran! Gue rasa dia tulus sama lo.
Udah terima aja! Gue yakin dia bisa buat lo bahagia.” Kata Gavyn datar sembari
menerawang pelan. aku menunduk. Apa emang sedatar ini perasaan kamu ke aku Vyn?
Sampai tega kamu nyuruh aku buat nerima Kak Farran? Setidakpeka itukah perasaan
kamu? Aku mencintaimu! Banget. Tidakkah kamu merasakan cinta tulus ini? Aku
menghela nafas pelan. hatiku terasa sesak. Angin malam bermain indah menyapu
lembut pipiku. Aku menatap mata Gavyn, mencoba mencari kebenaran dimata itu.
mencoba mencari, apakah ada sedikit cinta untukku dari sipemilik mata itu?
Gavyn menghindari tatapanku.
“Pakai jaket gue. kedinginan kan
lo?” Tanya Gavyn sambil memasangkan jaketnya buatku. Aku hanya menunduk. Oke,
kalau memang kamu mau aku nrima dia. Aku bakal nerima dia Vyn, buat kamu! aku
sudah mencoba untuk memahamimu, tapi kamu tak peduli!
Apakah kalian bisa merasakan apa
yang aku rasakan saat ini? disaat orang yang kita cintai malah menyuruh kita
menerima cowok yang bahkan belum tentu bisa kita cintai! Apa yang bakal kalian
lakuin kalau jadi aku? yah, kini aku tau! Memang tak pernah ada cinta dari
seorang Gavyn
Darrell Al-Ghazi buat seorang Nafeeza Kireynahikari yuuma! Kalau
pun ada itu hanya cinta sebatas sahabat!
Tidak
ada yang salah jika kamu peduli pada seseorang, yang salah adalah mengharapkan
dia melakukan hal yang sama.
**@muthiiihauraa**
3 Bulan! Yaah, 3 bulan aku udah
bertahan dengan Kak Farran. Waktu yang cukup lama bukan? aku kira seminggu atau
dua minggu aku udah putus dengannya. Kak Farran orangnya asik juga. Dia buat
aku berasa menjadi seorang RATU! Tapi sampai detik ini pun, hati aku belum bisa
menghapus nama seorang Gavyn! Memang sih 3 bulan ini aku nggak banyak bareng
Gavyn karna waktuku banyak dihabiskan bersama Kak Farran, dengan tujuan aku
mampu menghapus bayangan Gavyn. Tapi nyatanya apa? semakin kuat aku mencoba
untuk menghilangkan dia dari hatiku, semakin aku sadari bahwa aku benar-benar
mencintainya! Aa! Gavyn, kenapa sih kamu nggak bisa pergi dari hati aku? kenapa
kamu betah banget dihati aku? dan kamu tau apa yang aku rasakan saat ini Gavyn?
Aku MERINDUKANMU!!
Saat
aku mencoba merubah segalanya
Saat
aku meratapi kekalahanku
Aku..
ingin engkau selalu ada..
Aku
ingin engkau aku kenang.
Tepat seminggu ini, aku merasa ada
perubahan terhadap diri Kak Farran. Dia cuek seakan nggak peduli lagi aku ini
ceweknya. Tidak ada kata cinta lagi yang sering dia ucapkan. Tidak ada
gombalannya lagi yang seperti biasa dia lakukan. Hal ini membuatku semakin
menyadari betapa aku butuh Gavyn untuk menemaniku saat ini. jujur aku udah
nggak tahan, ini membuatku semakin tersiksa. Mungkin ini karma karna aku
menjadikan Kak Farran sebagai pelampiasan. Mungkin juga sekarang udah saatnya
aku mutusin Kak Farran!
Aku melangkah gontai menuju kelas
Kak Farran. Setelah tiba didepan kelasnya, aku celinguk-celinguk mencari sosok Kak
Farran. “Kak Farran!” panggilku saat melihat sosok Kak Farran yang tengah
membawa buku-buku tugas keruang guru. Yah, kak Farran memang seorang ketua
kelas. “Kenapa Zaa?” Tanya Kak Farran menghentikan langkahnya sembari
menatapku. Za? Tumben manggilnya gitu! biasanya manggil ‘sayang’, ‘cantikku’,
atau sejenis-sejenis gombalan lainnya lah! “Kita putus yuk?” kataku pelan, tapi
cukup buat dia mendengar semuanya.
“Putus? Kenapa?” Tanya Kak Farran
kaget. Matanya menatapku tajam. Aku hanya diam seribu bahasa. Kutundukkan
kepalaku. “Apa yang dapat gue lakukan untuk ngubah pikiran lo? Apa memang nggak
ada ruang kecil dihati lo buat gue Za? Sedikitpun? Apa ruang itu memang hanya
diisi oleh Gavyn? Nggak bisakah gue gantiin posisi Gavyn dihati lo?” Tanya Kak
Farran lagi membuatku tersentak. Dari mana dia tau coba? Bahkan seorang Gavyn
aja nggak tau soal perasaan aku.
“Maksud kakak?” aku menghela nafas
pelan sembari deg-deg mendengar jawaban selanjutnya dari Kak Farran. “Udahlah!
Gue tau semuanya kok dari awal. Gue bisa baca dari mata lo saat lo natap Gavyn!
Tidakkah ada waktu buat gue lagi?”
Aku menghela nafas. Rasa bersalah
merasuk dalam hatiku. Mungkin aku udah terlalu jahat terhadap seseorang yang
ternyata benar-benar mencintaiku. Ah, andai hati bisa memilih. Pasti aku
memilih Kak Farran yang jelas-jelas mencintaiku. “Oke, gue bakal ngasih kakak
satu kesempatan lagi, tapi kakak harus jawab pertanyaan gue dulu. Seandainya,
gue menyukai setangkai bunga indah yang ada ditebing gunung. Dan kita berdua
tau jika kakak memanjat gunung itu, kakak akan mati. Apakah kakak akan
melakukannya untuk gue?” tanyaku. Kak Farran terdiam cukup lama.
“Entar malam bakal gue jawab. Gue
nganter buku dulu, udah mau masuk nih!” ujar Kak Farran sembari berlalu
meninggalkanku, membuatku kecewa.
**@muthiiihauraa**
Aku mendengus kesal. kejadian tadi
siang benar-benar buatku BT. Harusnya
Kak Farran bisa jawab langsung kan?
Drrrt..
drrrt.. drrt.. nutnut.. kuraih HP-ku dari meja belajarku.
From : kutu kupret Gavyn ;*
Eh, sombong lo mah!
Aku tersenyum menatap
sms Gavyn. Udah lama dia nggak sms. Kangen banget!
TO : kutu kupret Gavyn ;*
Lo itu yang sombong!
Nggak pernah nyapa-nyapa lagi! nggak pernah main kerumah lagi. -,-
Drrrt..
drrrt.. drrt.. nutnut..
From
: Kak Farran
Kakak mau balas pertanyaan tadi. Maaf
sayang, gue nggak bakal mau ngambilin bunga itu buat lo, tapi izinkan gue
ngejelasin alasannya!
Sayang, disaat lo sedih gue dengan
susah payah menenangkan lo dan memberikan pundak gue untuk lo. Disaat lo
tersesat karna hoby lo yang suka menjelajah, gue orang yang paling cemas dan
dengan susah payah gue nyari lo. Saat lo terjatuh dan kaki lo terluka, gue
gendong lo dengan kedua kaki gue. disaat lo lagi BT, gue yang selalu minjamin
lidah gue buat menceritakn hal-hal lucu untuk lo. Sayang, gue tau. Diluar sana
banyak cowok yang mampu mencintai lo, melebihi gue mencintai lo. Untuk itu sayang, jika semua
yang telah gue berikan dengan tangan gue, kaki gue, dan mata gue tidak cukup
bagi lo, gue rela melepas lo untuk menemukan tangan, kaki dan mata milik orang
lain yang lebih mampu membahagiakan lo.
Aku
membaca SMS itu dengan linangan air mata. Semua perasaanku luruh. Kak Farran
bener! Cuma dia orang yang bener-bener ngerti aku. mungkin udah saatnya aku
move on!
Drrrt..
drrrt.. drrt.. nutnut..
From
: Kak Farran
Sekarang gue ada
diteras rumah lo. Kalau lo masih ngebolehin gue buat jagain lo, lo temuin gue
sekarang. tapi kalau memang hati lo tidak menginginkan gue lagi, lo nggak perlu
nemuin gue.
Aku
menghela nafas sembari menghapus air mataku. Dengan cepat aku berlari menuju
teras rumah. Yah, aku masih memerlukannya. Mungkin aku bisa mulai mencoba
mencintainya. Setelah tiba diteras, aku menatap Kak Farran. Kak Farran
tersenyum manis. “Maafin gue kak! Gue ngerasa bersalah banget sama lo.”
“Lo jangan pernah merasa bersalah. Ini jalan
gue, pilihan gue dan lo belahan jiwa gue, sekalipun yang lo pilih untuk jadi
belahan jiwa lo bukan gue, tapi Gavyn. Gue gak peduli. Gue memang nggak
bisa sesempurna Gavyn di mata lo, tapi gue akan berusaha mencintai lo
dengan cara yang sempurna.” Kata Kak Farran sembari memberikan bunga mawar
merah untkku.
“Gue akan coba buka hati gue buat lo kak. Gue
janji.”
Gavyn
Gue
sadar banget kalau gue ini cowok bodoh sedunia! Dan cowok bodoh kaya gue ini
mah memang pantas ditingggalin. Bahkan cewek bidadari gue pun ninggalin gue.
oke, semuanya memang salah gue!
Saat itu gue tengah mengaduh
kesakitan. Gue meringis pelan sembari memegang lutut gue yang mengeluarkan
darah segar. “Eh, kaki lo kenapa?” Tanya seorang cewek kira-kira sebaya dengan
gue. “Jatuh dari pohon mangga.” Ujar gue polos. Gadis berkuncir kuda itu
tertawa. Tawanya sangat renyah menurut gue saat itu. Gue terhipnotis melihat
senyumnya, tawanya, wajahnya yang cantik. “Kok ketawa? Perih tau.”
“Habis lo aneh sih! kenapa coba
bisa jatuh?”Tanya gadis yang berseragam putih merah itu. gue mengacak-acak
rambut gue dengan kesel. “Mana gue tau kalau gue ampe jatuh gini!” cetus gue
kasar. Gadis kuncir kuda itu pun dengan sigap mengobati luka gue. Sejak itu gue
menganggapnya cewek bidadari gue yang Tuhan kirim buat gue.
Itulah
awal perkenalan gue dengan cewek bidadari. Lebih tepatnya 5 tahun yang lalu,
disaat gue masih kelas 6 SD. Nama sicewek bidadari itu adalah Nafeeza
Kireynahikari yuuma. Nama yang bagus bukan? yah sebagus orangnya. Mungkin jika
1 hari itu 100 jam pun masih belum cukup untuk menceritakan tentangnya. dia
cewek yang teramat istimewa buat gue! Saking istimewanya sampai buat gue takut
kalau gue ngunggakapin perasaan ini kedia, dia malah ninggalin gue. gue tau kok
status gue dimatanya Cuma seorang sahabat. Nggak lebih!
Kala itu gue tengah duduk diteras
rumahnya pastinya bersama Feeza. “Feeza, kita pacaran yuk?” ajak gue. Feeza
tertegun, detik berikutnya gadis kuncir kuda itu tertawa terbahak-bahak. Gue
menatapnya heran. Lucu emang ya?
“Aduh Gavyn! Kita baru 2 hari kenal
tau, lagian kita masih SD. Gak boleh pacar-pacaran! Kita kan sahabat dan akan
terus jadi sahabat.” Ucapnya tertawa riang.
Gue
tersenyum sinis. Ya, kita sahabat dan akan terus jadi sahabat! Kata-kata dia
yang itu yang bikin gue ampe sekarang nggak berani ngunggakapin perasaan gue
kedia. Gue memang pengecut! Gue nggak berani ngambil resiko.
Sekarang
sicewek bidadari gue udah jadi milik orang lain! Dan tebak siapa yang nyuruh
dia nerima coba? Gue! begokkan gue? harusnya waktu itu gue nggak nyuruh dia
nrima! Gue nggak kuat kalau ngelihat dia jalan bareng cowok itu. gue nggak kuat
lihat mereka suap-suapan es cream. Pokoknya gue iri lihat tuh cowok! Dia kan
orang baru dihidup kami, kenapa musti dia yang dapetin hati Feeza? Kenapa bukan
gue? ah, hidup ini sialan!
Eh, lo-lo pada percaya nggak dengan kata-kata ini? cinta
yang sebenarnya adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih
bisa tersenyum dan berkata ‘gue turut berbahagia untuk lo’.
Gue mah nggek percaya sama sekali. Menurut gue itu bullshit. Mana ada coba
orang yang bahagia disaat cewek yang disayanginya malah mencintai orang lain!
Yang ada mah rasa sakit. Dan lo tau nggak? Disaat dia udah jadian dengan cowok
bernama Farran itu, dia malah ngejauh dari gue! dia lebih banyak menghabiskan
waktu bareng cowok bangsat itu. uh! Sakit banget jadi pelaku cinta diam-diam
itu!
The and
Gimana gimana?
Kepanjangan yaa? Tau kok cerpen ini masih banyak kekurangan. Oke, sekian dulu
dari aku. see you next post and babay!
Salam sukses,
@muthiiihauraa
6 Desember 2013.
22.47 WIB
link gambar : http://syifa-oke-deh.blogspot.com/2013/03/cinta-dalam-diam.html
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapushaha.. iya kak, makasi atas masukannya ;D
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus