At stadion
Hay, Assalamua’laikum. Gimana
kabarnyaah? Semoga always sehat ya! Kemaren dihari Selasa tanggal 25 Maret 2014
seperti biasa ngampus. Selesai ngampus kami nongkrong-nongkrong.
Mumun : Beb, besok PB kamu sama siapa?
Aku : Ya naik oplet kan bisa. Kamu sama
Ulan aja, kalian kan sekarang satu kos.
Mumun : Eh aku nggak enak sama kamu.
Kamu kan dari dulu bareng Ulan. *sambil megangin tangan aku. sweet deh beb.
Haha.*
Aku : Aduh lebai! Nggak papa do.
Mumun : Pokoknya aku usahain kamu bisa
bareng Halim atau nggak Iqbal.
Ulan : Iya. Sama mereka aja. mereka mau
tu nyo.
Hiks, terharu aku. ternyata kalian masih
peduli sama aku. Sayang deh sama kalian. Kalian kepingan terindah yang aku
punya :* Setelah ngomongin itu, tercetus ide ke stadion sorenya. Yang bakal
ikut adalah : Nikmah, Ani, Nova, Halim, aku, Mumun, Ulan, dan Iqbal.
Setelah mencapai kesepakatan bersama,
kami bakal ngumpul di stadion jam 17.00. Sorenya, aku siap-siap. Halim udah
sms, coz soalnya aku pergi sama Halim. Aku ngesms Iqbal : ‘Bal, jadikan?’
Iqbal : Iya, ini aku lagi mandi ha.
Ya ampun Bal, kami aja ke stadion nggak
mandi nyah! -,- Intinya pas udah nyampai distadion kami ketemu Anto dan temen
plus ceweknya. Anto ngajak gabung bareng mereka, tapi kaminya segan. Akhirnya
kami muterin stadion dengan jalan kaki. Konco-konco yang ikut Cuma
aku-Iqbal-Halim-Ulan-Mumun. Tiga sejoli alias Nikmah-Ani-Nova nggak tau
rimbanya kemana. Di smsin nggak balas. Di BBM-min juga nggak balas. Ya sudah-ya
sudah.
Capek muter-muter stadion sambil
photo-photo, kami duduk-duduk. Ketawa-ketawa ngeliat tingkah aneh si Halim.
Masa cewek cantik lewat nggak diphotonya, malah cowok seksi lewat diphotonya.
Diih -_- kenapa kamu Lim? :p Ahaks!
Halim-Iqbal-Ulan-Mumun.
Mereka :*
Capek ketawa-ketawa, tiba-tiba Ulan
nunduk kaya nyimpan sesuatu gitu. Dari awal pergi itu aku udah ngerasa ada yang
beda dengan Ulan.
Ulan : Aku capek ha! Aku nggak nyangka
dia ngomong kaya gitu.
Aku nyikut lengan Mumun sambil bisik :
Ngapa Ulan?
Mumun : Panjang ceritanya beb.
Aku : Ya makanya critain ke aku. Aku
nggak ngerti apa-apa ini.
Mumun ngajak aku ngejauh dari
Ulan-Iqbal-Halim. Kami ngejongkok sambil Mumun cerita.
Mumun : Aku nggak pernah bisa
nyembunyiin sesuatu apa pun itu dari kalian. Aku sebenarnya nggak mau ngasih
tau Ulan. Aku mau cerita sama kamu aja, tapi aku tersiksa nyimpan ini trus. Aku
nggak bisa. Aku nggak sanggup. Aku ngerasa bersalah jadinya sama Ulan.
Aku : Iya-iya. Masalahnya gimana?
Mumun : Gini bla bla bla bla
bla...........
Pas aku crita sama Mumun, Ulannya
nangis. Iqbal sama Halim ngelihatin dengan tampang bingung.
Iqbal : Ini kenapa kalian nih? Yang satu
nangis, yang duanya sibuk cerita berdua. Ngapa-ngapa?
Kepo deh Bal! Haha. Karna merasa nggak
direspon, si Iqbal dan Halim mutusin buat ninggalin kami bertiga. Mungkin
mereka pikir kami butuh waktu untuk nyelesain masalah. Wah kalian ngerti banget :D haha!
Setelah Mumun selesai menceritakan semua
kronologis yang terjadi. Aku bilang : Kenapa kamu crita ke Ulan? Kamu taukan
Ulan kaya gitu? Kenapa nggak ke aku aja?
Mumun : Aku kan udah bilang kalau aku
nggak bisa nyimpan apa-apa dari kalian. Iya, aku yang salah.
Ulan ngusap air matanya, trus brediri
nyamperin kami.
Ulan : Udah ah. Kita disini buat have
fun, bukan malah ngegalau kaya gini.
Aku : Ulan sini, aku mau peluk.
Ulan nggak ngerespon apa yang aku
bilang. Akhirnya aku nyamperin dia dan meluk dia. Dia nya nangis lagi. Mumun
masih ngejongkok sambil ngasih patuah gitu. Jadi inget pas dulu aku nagis
didepan Ulan-Mumun. Mumun ngecoba nenangin aku dengan patuahnya, Ulan peluk aku
sambil bilang : ‘Udah ante jangan nangis. Nanti aku ikutan nangis.’
Mumun-ulan
Ah, kalian. Aku beruntung banget punya
kalian. Aku beruntung dipertemukan dengan orang-orang seperti kalian. Sahabat dan
teman terbaik yang sangat mengerti. Jangan pernah ngejauh ya, walau besok kita
nggak sekelas sekalipun. Kalian pelengkap fuzzle dalam hidup aku. kalian bagian
yang tak akan pernah terganti. EMTRI teteplah EMTRI, sampai kapan pun!
Selesai ngenenangin Ulan, kami
ngelilingi stadion nyariin Halim dan Iqbal. Pas udah ketemu mereka, dua cowok
itu dengan sangat pengertiannya sama sekali nggak ngungkit masalah
tangis-menangis itu. Kami kembali asik berphoto-photo dan mencari angle yang
bagus. Ketawa ditemani sang sore yang kembali merangkak naik.
Aku senang woi, walau kita Cuma ke
stadion. Setidaknya kita bisa menjejakkan langkah bersama disini. Menikmati
sore bersama dengan canda tawa walau diselingi tangisan. Menutup hari ini
dengan photo abadi yang suatu hari nanti jika kita tidak bersama lagi, photo
itu akan menjadi bukti bahwa kita pernah menjejakkan langkah disini. Menuliskan
nama kita dengan alaynya ditugu dan merasakan nikmatnya masa muda bersama
cerita indah yang akan dikenang.
Suatu hari nanti kalau kita tak bersama
lagi, jangan pernah lupakan cerita ini. jangan pernah lupakan kisah yang sudah
terajut indah. Walau ini bukan kisah tentang cinta, tapi kisah tentang
persahabatan.
Suatu hari nanti kalau aku kembali ke
stadion bukan dengan kalian, setidaknya kenangan bareng kalian berserakan
disini. Haha. Tetep nikmati masa-masa muda kita dengan hal positif ya!
Menjejaki banyak tempat bersama agar kelak bisa diceritakan pada anak-cucu
kita, dan jangan lupakan Allah!
Dan buat Mumun-Ulan, kemana lagi kita
akan melangkah? Kemana lagi kita akan membangun kepingan cerita? Menceritakan
kepada dunia, bahwa kita pernah menjejaki langkah, walau bukan tempat-tempat
yang keren. Asal bersama kalian, itu sudah berarti.
Bahagia itu sederhana, saat kamu mampu
bersyukur dalam hidup. Bahagia itu sederhana, saat kamu mampu mengukir senyum
pada orang-orang yang kamu sayang. Bahagia itu sederhana, saat kamu mampu
menghabiskan waktu bareng keluarga dan sahabat. Bahagia itu sederhana, saat
kamu bisa dekat dengan-Nya. Bahagia itu sederhana, saat kamu masih bisa melihat
orang-orang yang kamu sayang tetep berada disamping kamu. Bahagia itu
sederhana, saat kamu bisa mendapatkan apa yang kamu impikan.
Bahagia itu sederhana, saat kamu punya
sahabat yang sangat mengerti kamu. Bahagia itu sederhana, saat kamu mampu
belajar dari masa lalu dan kehidupan. Bahagia itu sederhana, saat kamu
dikelilingin banyak orang yang care sama
kamu. Bahagia itu sederhana, saat kamu bisa melihat orang yang kamu cintai tak
kekurangan suatu apa pun. Bahagia itu sederhana apabila kamu mampu dan mau
menikmati hidup plus bersyukur didalamnya! Tetep melukis kisah berarti dalam
hidupmu sobat. Fighting untuk kita!
Aku
dengan muka kucel dan senyuman tak ikhlas. -_-
Okee, sekian dulu. mau siap-siap ngampus
nih. See you next post and babay! Salam unyu, @muthiiihauraa
27 Maret 2014. 07.59 WIB.
0 komentar: