Kamu
Ya, lagi-lagi ini
cerita tentang kamu. Aku tau ini sebenarnya nggak boleh, tapi aku hanya ingin
menuliskannya. Aku hanya ingin menuliskannya biar perasaan aku jadi lega dan
nggak mikirin kamu lagi. Maaf, lagi-lagi telah dengan lancang menjadikanmu
sumber insfirasiku. Dan trimakasih atas setiap kenangan dan memori indah yang
sempat kamu berikan. Bukan, kami bukan pacaran. Aku menganggapnya sahabat.
Awalnya aku tak
mengenalmu. Haha. Klasik. Bukankah memang pada awalnya semua orang tak saling
mengenal? Ya,ya. Kita dipertemukan di pusat bahasa. Entah takdir apa yang membuat kita sekelas, tapi
sama sekali waktu itu kita masih tak saling mengenal. Waktu itu aku tak tau
kamu, apakah kamu tau aku? Yang aku tau sahabatmu, karna sahabatmu itu selalu
aktif bertanya saat dikelas. Tidak dengan kamu. Sama sekali tak ada sedikitpun
mata ini memperhatikan kamu. Yah, dulu aku memang belum terlalu tertarik
masalah cowok. Aku ingin fokus. Capek selalu dikecewain masalah cinta. Aku yakin,
Allah pasti ngasih yang terbaik buat aku disaat yang tepat.
Lagi-lagi takdir
membuat aku mengenalmu. Mengenal namamu. Kita dipertemukan dalam satu kelompok.
Waktu itu aku ingat, kamu datang nyamperin aku.
Kamu : Kita satu
kelompok ya?
Aku : Oh iya ya? Namamu
siapa?
Kamu : *tuuuut*
Aku : iya. Minta no
hpnya. Entar kalau sama-sama ada jadwal kosong, kita kerjain bareng-bareng ya.
Sejak kita satu
kelompok, kamu jadi sering minjam buku bahasa Arabku. Memuji gambar dibuku
bahasa Arabku. Sering nyapa juga. Aah,
ngingat itu semua bikin senyum-senyum sendiri. Masih banyak memori yang sedikit
banyak sudah kamu lukis dan entah kenapa bikin aku merasa spesial. Aku tak mau
berharap lebih. Aku mau fokus kuliah! Aku mau sukses dulu.
Kemaren lagi-lagi kamu
nginbox dan bodohnya aku selalu tak bisa nahan untuk nggak balas. Seperti biasa
kamu selalu bisa bikin ketawa. Selalu bisa bikin senyum-senyum sendiri. kita
cerita banyak.
Kamu : Mut sendiri
siapa cowoknya?
Aku : Manalah ada aku
cowok.
Kamu : Entar pacarannya
habis nikah aja.
Aku : haha. Ya ya,
bener tu. (y)
Pacaran habis nikah? Pasti
itu. Insya Allah. Selalu ingatin aku ya :D Pernah kemaren cerita-cerita sama
Lelek tentang kamu. Kata Lelek : “Gantenglah dia lagi dibanding *tuut* (tuut
ini ehemnya Lelek). Tinggi pula tuh. Entar kan kalau mau nyender enak.”
Astagfirullah Qod-Qod -_- wkwk.
Aah, kamu denger itu
pasti langsung senyum-senyum nggak jelas. Selama aku hidup, kamu termasuk salah
satu cowok terbaik dalam hidup aku. Kamu, Ayah aku, adik cowok aku, dan
pastinya calon suami aku besok. Haha. Amin. Makasih ya. Makasih udah jadi cowok
yang baik itu. Makasih udah menutup mata atas semua kekuranganku. Aku akan
selalu doain kamu. Sukses selalu!
Salam entah,
@muthiiihauraa
3 Juli 2014. 11.50 WIB
yang percakapan: 'kita satu kelompok, ya?' 'boleh minta nomer hape?' itu kok kaya de javu ya. kaya pernah baca itu di sini....hmmm...
BalasHapus