[review buku] Derita Wanita karna Cinta

11.43 muthihaura 1 Comments



Haay hay haay guys! Assalamua’laikum. Kali ini lagi-lagi aku habis baca buku yang judulnya Derita wanita karna cinta. Dari pada ilmunya Cuma aku yang dapat, nggak ada salahnya kan aku bagiin review bukunya ke pembaca semua. Kali-kali aja sama-sama bermanfaat. Lumayan nabung pahala. Insya Allah. :D 


Judul : Derita Wanita karna Cinta
Penulis : Syaikh Nada Abu Ahmad
                                                      Penerbit : Kiswah Media

Bukunya keren banget. Awal ngebacanya sih rada-rada bosan gitu, tapi makin dibaca perbabnya makin asik. Ditiap bab pasti disediain cerita. Kata-katanya gampang dicerna dan diberikan beberapa ayat plus hadits agar semakin memperkuat isi buku ini. Buku ini menjabarkan secara gamplang tentang cinta palsu. Lebih banyak kedampak negatif cinta palsu terhadap seorang wanita.

Dihalaman 31 dijelaskan bahwa cinta adalah penyakit kronis yang menyerang akar dan pangkal hati, bukan tepi dan ujung hati. Dengan demikian, cinta palsu akan memalingkan manusia dari cinta sejati yang karenanya ia diciptakan, yaitu cinta Allah, menuju cinta lain yang jauh lebih membahayakan dirinya melebihi apa pun juga.

Fenomena pacaran saat ini sudah sangat merebak yakan? Banyak para muda-mudi yang berdalih bahwa pacaran akan mampu menambah semangat belajarnya dan semangat berprestasi. Tapi nyatanya nggak seperti itu. Banyak sekali dampak negatif dari cinta palsu itu, salah satunya kegagalan studi.

Menurut pendapat Prof.Dr.Musthafa Mahmud saat ditanya tentang cinta pra nikah, ia menjawab : “Cinta adalah ikatan emosi yang sangat dalam. Memisahkan hubungan cinta menimbulkan rangkain siksa dan derita yang kadang terus berlangsung hingga mati. Terkadang berujung pada kepribadian seseorang secara drastis dan merubah kepribadian sebagaimana radium berubah menjadi timah setelah memancarkan sinar radioaktif.”

Didalam buku ini banyak sekali diterangkan tentang dampak pacaran. Selain merusak studi, pacaran juga akan menimbulkan kasus percerain setelah muda-mudi itu menikah nantinya. Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan di Amerika Serikat menjelaskan bahwa sebagian besar mereka yang menikah setelah pacaran, tidak berhasil dalam pernikahannya. Selain itu menurut sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit di Riyadh yang khusus menangani pasien kasus percerain membuktikan bahwa sebagian besar kasus percerain terjadi karna pernikahan yang dilakukan setelah adanya hubungan asmara sebelumnya.

Dr. Khadijah Alawi, pakar ilmu sosial berpendapat bahwa alasan muda-mudi berpacaran itu katanya untuk membentuk etika dan mengenal karakter masing-masing, sebenarnya alasan itu hanya omong kosong belaka. Sebab, hubungan ini akan menimbulkan dampak sebaliknya terhadap hubungan itu sendiri jika terjadi pernikahan diantara keduanya. Pada umumnya terjadi banyak sekali pertikain dan tidak adanya saling pengertian yang semakin tajam. Masing-masing mulai mengintai aib dan keburukan pasangan setelah sebelumnya tidak terlihat akibat buain cinta. Pernikahan seperti ini seringkali menemui kegagalan, sebab landasannya sejak awal lemah.

Kalau direnungi secara mendetail, benar juga kan? coba deh kita ambil contoh artis-artis Indonesia yang bertahun-tahun pacaran lalu kemudian menikah dan pada akhirnya? Cerai! Mungkin memang nggak semuanya, tapi kebanyakan kaya gitu ya kan? Selain itu dihalaman 91 dari buku ini dikatakan bahwa pada masa awal pacaran, biasanya si pemuda memperlihatkan sifat terbaik yang dimiliki demi menyenangkan gadisnya. Begitu pun sebaliknya. Keduanya bergaul erat dan saling menyuapi makanan pada suatu waktu. Awalnya mereka saling berbisik, saling bersentuhan, bergesekan, dekapan, dan akhirnya bermain cinta. Cinta pun meleleh dan lenyap saat si gadis menyerahkan dirinya dan si pemuda tidak lagi mempercayainya, hingga akhirnya mencari gadis lain.

Banyak sekali kisah bermakna yang dituturkan dibuku ini. kisah yang bikin bulu kudukku merinding. Oke, aku akan menceritakan sebuah satu kisah dari buku ini yang menurutku lumayan ‘greget’.  Begini ceritanya :

Aku adalah seorang gadis yang tidak patut mendapat kasih sayang. Aku berlaku tidak baik terhadap orang tua dan saudara-saudaraku. Aku selalu membuat pandangan mereka tertunduk hina, mereka tidak kuasa mengangkat kepala karena malu oleh pandangan orang lain. Semua itu disebabkan olehku. Aku mengkhianati kepercayaan yang mereka berikan kepadaku, lantaran telpon terkutuk itu. Latar belakangnya, lelaki yang tidak punya perasaan itu yang memperdayaiku dengan kata-kata manisnya. Ia mempermainkan perasaanku, hingga aku menempuh jalan buruk bersamanya.

Secara berlaha, ia membuatku terus menjalin hubungan dengannya, hingga tergelincir ke titik nadir. Itu semua dikarenakan cinta palsu yang membutakan mataku dari melihat obyek sebenarnya. Pada akhirnya membuatku kehilangan barang termahal yang paling dibanggakan seorang wanita dan dibanggakan oleh kedua orang tuanya bila menikahkannya dengan dengan pemuda yang datang kerumah dengan halal. Aku menyia-nyiakan kemuliaan itu bersama seseorang yang tidak memiliki kemuliaan, orang yang menjual perasaan dan kemanusiaannya setelah merenggut segalanya dariku. Ia membuatku menderita hanya karna waktu singkat yang aku lalui bersamanya. Ia meninggalkan petaka besar padaku setelah aku hamil.

Saat aku berusaha mencari-carinya, ternyata ia pergi begitu saja meninggalkanku, berbeda seperti yang pernah ia lakukan padaku sebelum ia mendapatkan yang diinginkannya. Aku hidup didalam neraka dan siksa panjang selama empat bulan. Kehamilan memberatkan dan meletihkan jiwaku. Aku berpikir bagaimana caranya menghadapi keluarga dengan janin yang bergerak-gerak didalam perutku. Ayahku hanyalah lelaki lemah yang bersusah payah membanting tulang demi kami anak-anaknya. Gaji bulanannya hampir tidak mencukupi. Ibuku adalah wanita baik-baik. Ia membantu segala sesuatu untukku agar aku bisa menyelesaikan studiku dan mendapatkan rangking tertinggi.

Aku telah memusnahkan harapan mereka karna kesalahan yang tidak bisa termaafkan. Hingga kini aku terus merasakan derita ini. kesedihan itu sedikit mereda saat aku menjawab teleponnya, setelah sebelumnya tidak aku angkat-angkat. Saat ia tahu kehamilanku, ia menawarkan untuk membantu menggugurkan janinku. Aku hampir gila, ia sama sekali tidak berfikir untuk menawarkan pernikahan demi memperbaiki kerusakan yang telah ia perbuat. Bahkan ia memberikan dua pilihan kepadaku : ia meninggalkanku dengan musibah yang menimpaku atau menggugurkan janin itu agar terhindar dari aib.
 


Ngeri bukan? Mungkin kisah diatas udah sering banget kita temui. Baik dari film atau bahkan kisah nyata teman sendiri. Bahkan mungkin ada kisah yang lebih sadis dari pada ini. Siapa yang bisa disalahkan? Kalau ngelihat dari dua sisi dih kayanya kedua-duanya salah. Yang cewek salahnya mungkin nggak menjaga aurat dan terlalu mudah percaya dengan yang namanya laki-laki, sedangkan laki-laki ya salahnya sangat jelas. Terlalu mudah terbawa nafus. Mungkin fitrah kali ya? Kalau diibaratkan ni ya, laki-laki itu kaya pencuri dan kita sebagai perempuan dengan dandanan seksi seakan-akan mengatakan kepada pencuri : “Silahkan masuk. Anggap aja rumah sendiri.” Dan setelah kita kecurian, baru deh teriak. Baru deh nyesal and marah-marah.

Sebenarnya kalau dipelajari secara mendalam, islam itu indah. Setiap aturan yang dibuat dalam islam, pastilah memang baik untuk kehidupan kita. Islam ngelarang pacaran, karna memang nanti pasti akan ada saatnya kita memiliki seseorang yang halal buat kita. Islam ngelarang perempuan menutup aurat karna perempuan itu berharga. Diibaratkan kaya emas deh. Emas itu semakin berharga dan semakin mahal harganya, pastilah semakin disimpan dengan rapi. Nggak sembarang orang bisa menyentuh dan melihat emas berharga itu. kalau misalnya kita disuruh milih antar dua kue. Yang satu kuenya masih terbungkus rapi, sedangkan kue satu lagi udah nggak berbunggkus dan dihinggapi lalat, kita pilih kue yang mana? Yang terbungkus kan?

Begitu pun laki-laki. Kalau milih calon istri, pasti carinya yang baik-baik. Sebejat-bejat dan sejahat-jahatnya laki-laki pasti pengen dapetin istri yang baik-baik. Udah ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an kaya gitu. Lelaki itu sama perempuan yang ‘nggak baik’ hanya untuk main-main. Kita juga sebagai perempuan kalau mau dapetin suami yang baik, perbaiki diri dulu. kalau mau dapat yang sembilan, sembilankan diri kamu dulu. jodoh itu cerminan diri lho.

Buku ini mengingatkan aku tentang banyak hal. Membuat aku belajar untuk terus menginstropeksi dan memperbaiki diri. Aku nulis review ini bukan mau menggurui siapa-siapa, tapi lebih buat ngingetin diri aku sendiri dan kali-kali bisa bermanfaat juga buat kalian. Sekarang terserah diri masing-masing, toh kita sama-sama udah dewasa kan? sama-sama udah ngerti yang baik dan benar.

Kalau aku sekarang pengen fokus berkarya aja dulu. Pengen memperbaiki diri. No pacaran before married is an elegant choice, dan cuma orang terpikih yang mau menjalaninya. Guys, karya itu seperti candu. Dalam proses pembuatannya emang susah, tapi nanti setelah karya itu selesai pasti bakal ketagihan untuk membuatnya lagi dan lagi. Selamat berkarya sob. Salam cinta, @muthiiihauraa
Rabu, 16 Juli 2014. 09.25 WIB

Baca Artikel Populer Lainnya

1 komentar:

  1. Lanjutkan prinsip nya mut!!!

    aku juga akan berusaha buat lebih baik lagi dan insya allah gak akan terjebak ke dalam cinta yang semu kyk begitu... :))

    BalasHapus