[review buku] Derita Wanita karna Cinta
Haay hay haay guys!
Assalamua’laikum. Kali ini lagi-lagi aku habis baca buku yang judulnya Derita
wanita karna cinta. Dari pada ilmunya Cuma aku yang dapat, nggak ada salahnya
kan aku bagiin review bukunya ke pembaca semua. Kali-kali aja sama-sama
bermanfaat. Lumayan nabung pahala. Insya Allah. :D
Judul
: Derita Wanita karna Cinta
Penulis
: Syaikh Nada Abu Ahmad
Penerbit : Kiswah Media
Bukunya keren banget.
Awal ngebacanya sih rada-rada bosan gitu, tapi makin dibaca perbabnya makin
asik. Ditiap bab pasti disediain cerita. Kata-katanya gampang dicerna dan
diberikan beberapa ayat plus hadits agar semakin memperkuat isi buku ini. Buku
ini menjabarkan secara gamplang tentang cinta palsu. Lebih banyak kedampak
negatif cinta palsu terhadap seorang wanita.
Dihalaman 31 dijelaskan
bahwa cinta adalah penyakit kronis yang menyerang akar dan pangkal hati, bukan
tepi dan ujung hati. Dengan demikian, cinta palsu akan memalingkan manusia dari
cinta sejati yang karenanya ia diciptakan, yaitu cinta Allah, menuju cinta lain
yang jauh lebih membahayakan dirinya melebihi apa pun juga.
Fenomena pacaran saat
ini sudah sangat merebak yakan? Banyak para muda-mudi yang berdalih bahwa
pacaran akan mampu menambah semangat belajarnya dan semangat berprestasi. Tapi
nyatanya nggak seperti itu. Banyak sekali dampak negatif dari cinta palsu itu,
salah satunya kegagalan studi.
Menurut pendapat
Prof.Dr.Musthafa Mahmud saat ditanya tentang cinta pra nikah, ia menjawab :
“Cinta adalah ikatan emosi yang sangat dalam. Memisahkan hubungan cinta
menimbulkan rangkain siksa dan derita yang kadang terus berlangsung hingga
mati. Terkadang berujung pada kepribadian seseorang secara drastis dan merubah
kepribadian sebagaimana radium berubah menjadi timah setelah memancarkan sinar
radioaktif.”
Didalam buku ini banyak
sekali diterangkan tentang dampak pacaran. Selain merusak studi, pacaran juga
akan menimbulkan kasus percerain setelah muda-mudi itu menikah nantinya. Sebuah
penelitian ilmiah yang dilakukan di Amerika Serikat menjelaskan bahwa sebagian
besar mereka yang menikah setelah pacaran, tidak berhasil dalam pernikahannya.
Selain itu menurut sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah rumah sakit di
Riyadh yang khusus menangani pasien kasus percerain membuktikan bahwa sebagian
besar kasus percerain terjadi karna pernikahan yang dilakukan setelah adanya
hubungan asmara sebelumnya.
Dr. Khadijah Alawi,
pakar ilmu sosial berpendapat bahwa alasan muda-mudi berpacaran itu katanya
untuk membentuk etika dan mengenal karakter masing-masing, sebenarnya alasan
itu hanya omong kosong belaka. Sebab, hubungan ini akan menimbulkan dampak
sebaliknya terhadap hubungan itu sendiri jika terjadi pernikahan diantara
keduanya. Pada umumnya terjadi banyak sekali pertikain dan tidak adanya saling
pengertian yang semakin tajam. Masing-masing mulai mengintai aib dan keburukan
pasangan setelah sebelumnya tidak terlihat akibat buain cinta. Pernikahan
seperti ini seringkali menemui kegagalan, sebab landasannya sejak awal lemah.
Kalau direnungi secara
mendetail, benar juga kan? coba deh kita ambil contoh artis-artis Indonesia
yang bertahun-tahun pacaran lalu kemudian menikah dan pada akhirnya? Cerai!
Mungkin memang nggak semuanya, tapi kebanyakan kaya gitu ya kan? Selain itu
dihalaman 91 dari buku ini dikatakan bahwa pada masa awal pacaran, biasanya si
pemuda memperlihatkan sifat terbaik yang dimiliki demi menyenangkan gadisnya.
Begitu pun sebaliknya. Keduanya bergaul erat dan saling menyuapi makanan pada
suatu waktu. Awalnya mereka saling berbisik, saling bersentuhan, bergesekan,
dekapan, dan akhirnya bermain cinta. Cinta pun meleleh dan lenyap saat si gadis
menyerahkan dirinya dan si pemuda tidak lagi mempercayainya, hingga akhirnya
mencari gadis lain.
Banyak sekali kisah
bermakna yang dituturkan dibuku ini. kisah yang bikin bulu kudukku merinding. Oke,
aku akan menceritakan sebuah satu kisah dari buku ini yang menurutku lumayan
‘greget’. Begini ceritanya :
Aku
adalah seorang gadis yang tidak patut mendapat kasih sayang. Aku berlaku tidak
baik terhadap orang tua dan saudara-saudaraku. Aku selalu membuat pandangan
mereka tertunduk hina, mereka tidak kuasa mengangkat kepala karena malu oleh
pandangan orang lain. Semua itu disebabkan olehku. Aku mengkhianati kepercayaan
yang mereka berikan kepadaku, lantaran telpon terkutuk itu. Latar belakangnya,
lelaki yang tidak punya perasaan itu yang memperdayaiku dengan kata-kata
manisnya. Ia mempermainkan perasaanku, hingga aku menempuh jalan buruk
bersamanya.
Secara
berlaha, ia membuatku terus menjalin hubungan dengannya, hingga tergelincir ke
titik nadir. Itu semua dikarenakan cinta palsu yang membutakan mataku dari
melihat obyek sebenarnya. Pada akhirnya membuatku kehilangan barang termahal
yang paling dibanggakan seorang wanita dan dibanggakan oleh kedua orang tuanya
bila menikahkannya dengan dengan pemuda yang datang kerumah dengan halal. Aku
menyia-nyiakan kemuliaan itu bersama seseorang yang tidak memiliki kemuliaan,
orang yang menjual perasaan dan kemanusiaannya setelah merenggut segalanya
dariku. Ia membuatku menderita hanya karna waktu singkat yang aku lalui
bersamanya. Ia meninggalkan petaka besar padaku setelah aku hamil.
Saat
aku berusaha mencari-carinya, ternyata ia pergi begitu saja meninggalkanku,
berbeda seperti yang pernah ia lakukan padaku sebelum ia mendapatkan yang
diinginkannya. Aku hidup didalam neraka dan siksa panjang selama empat bulan.
Kehamilan memberatkan dan meletihkan jiwaku. Aku berpikir bagaimana caranya
menghadapi keluarga dengan janin yang bergerak-gerak didalam perutku. Ayahku
hanyalah lelaki lemah yang bersusah payah membanting tulang demi kami
anak-anaknya. Gaji bulanannya hampir tidak mencukupi. Ibuku adalah wanita
baik-baik. Ia membantu segala sesuatu untukku agar aku bisa menyelesaikan
studiku dan mendapatkan rangking tertinggi.
Aku
telah memusnahkan harapan mereka karna kesalahan yang tidak bisa termaafkan.
Hingga kini aku terus merasakan derita ini. kesedihan itu sedikit mereda saat
aku menjawab teleponnya, setelah sebelumnya tidak aku angkat-angkat. Saat ia
tahu kehamilanku, ia menawarkan untuk membantu menggugurkan janinku. Aku hampir
gila, ia sama sekali tidak berfikir untuk menawarkan pernikahan demi
memperbaiki kerusakan yang telah ia perbuat. Bahkan ia memberikan dua pilihan kepadaku
: ia meninggalkanku dengan musibah yang menimpaku atau menggugurkan janin itu
agar terhindar dari aib.
Ngeri bukan? Mungkin
kisah diatas udah sering banget kita temui. Baik dari film atau bahkan kisah
nyata teman sendiri. Bahkan mungkin ada kisah yang lebih sadis dari pada ini.
Siapa yang bisa disalahkan? Kalau ngelihat dari dua sisi dih kayanya
kedua-duanya salah. Yang cewek salahnya mungkin nggak menjaga aurat dan terlalu
mudah percaya dengan yang namanya laki-laki, sedangkan laki-laki ya salahnya
sangat jelas. Terlalu mudah terbawa nafus. Mungkin fitrah kali ya? Kalau
diibaratkan ni ya, laki-laki itu kaya pencuri dan kita sebagai perempuan dengan
dandanan seksi seakan-akan mengatakan kepada pencuri : “Silahkan masuk. Anggap
aja rumah sendiri.” Dan setelah kita kecurian, baru deh teriak. Baru deh nyesal
and marah-marah.
Sebenarnya kalau
dipelajari secara mendalam, islam itu indah. Setiap aturan yang dibuat dalam
islam, pastilah memang baik untuk kehidupan kita. Islam ngelarang pacaran,
karna memang nanti pasti akan ada saatnya kita memiliki seseorang yang halal
buat kita. Islam ngelarang perempuan menutup aurat karna perempuan itu
berharga. Diibaratkan kaya emas deh. Emas itu semakin berharga dan semakin
mahal harganya, pastilah semakin disimpan dengan rapi. Nggak sembarang orang
bisa menyentuh dan melihat emas berharga itu. kalau misalnya kita disuruh milih
antar dua kue. Yang satu kuenya masih terbungkus rapi, sedangkan kue satu lagi
udah nggak berbunggkus dan dihinggapi lalat, kita pilih kue yang mana? Yang
terbungkus kan?
Begitu pun laki-laki.
Kalau milih calon istri, pasti carinya yang baik-baik. Sebejat-bejat dan
sejahat-jahatnya laki-laki pasti pengen dapetin istri yang baik-baik. Udah
ketentuan yang ada dalam Al-Qur’an kaya gitu. Lelaki itu sama perempuan yang
‘nggak baik’ hanya untuk main-main. Kita juga sebagai perempuan kalau mau
dapetin suami yang baik, perbaiki diri dulu. kalau mau dapat yang sembilan,
sembilankan diri kamu dulu. jodoh itu cerminan diri lho.
Buku ini mengingatkan
aku tentang banyak hal. Membuat aku belajar untuk terus menginstropeksi dan
memperbaiki diri. Aku nulis review ini bukan mau menggurui siapa-siapa, tapi
lebih buat ngingetin diri aku sendiri dan kali-kali bisa bermanfaat juga buat
kalian. Sekarang terserah diri masing-masing, toh kita sama-sama udah dewasa
kan? sama-sama udah ngerti yang baik dan benar.
Kalau aku sekarang
pengen fokus berkarya aja dulu. Pengen memperbaiki diri. No pacaran before married is an elegant choice, dan cuma orang terpikih yang mau menjalaninya. Guys, karya itu
seperti candu. Dalam proses pembuatannya emang susah, tapi nanti setelah karya
itu selesai pasti bakal ketagihan untuk membuatnya lagi dan lagi. Selamat
berkarya sob. Salam cinta, @muthiiihauraa
Rabu, 16 Juli 2014.
09.25 WIB
Lanjutkan prinsip nya mut!!!
BalasHapusaku juga akan berusaha buat lebih baik lagi dan insya allah gak akan terjebak ke dalam cinta yang semu kyk begitu... :))