Tentang Sebuah Pilihan
Haay,
Assalamua’laikum. Udah malam senin aja, gimana kabarnya? Sehat dong ya :D Lama
tak ngisi blog ha, kangen. Sebenarnya malam ini aku mau ngerjain tugas, tapi
lagi ada yang pengen ditulis. Huft, semester tiga ini kerasa banget banyak
tugasnya. Tugas teknik kamera video mandiri, tugas makalah politik mandiri dan
kelompok, plus tugas-tugas lainnya. Gapapa, namanya juga anak kuliah kan?
Semangat Muth!
Ah
waktu terus berlalu dan aku masih tetap stuck ditempat. Aku sering banget
ngestalkerin orang-orang hebat, ngelihat mereka kok kayanya produktif banget
ngunain waktu untuk berkarya sebanyak mungkin. Mereka tidak hanya hebat
dibidang akademik, tapi juga organisasi, bisnis, dan juga punya karya nyata
yang diterima dimasyarakat. Aku salut. Aku sadar kesuksesan itu nggak bisa
hanya digapai dengan cara salut ke orang lain, berharap bisa kaya mereka tapi
nggak ada action. Yang penting dalam menggapai impian itu do’a dan action!
Sekuat
apa pun kamu berdo’a tapi nggak ada action, nggak akan dapat deh! Gitu juga
kebalikannya. Aku sadar kalau aku ini terlalu banyak rencana tapi minim action.
Aku udah ngatur kegiatan perbulan-perminggu, bahkan perhari, tapi sering banget
ngelanggar sendiri. Banyak target yang ingin aku capai sebelum umur dua puluh
ini dan tentu saja target untuk menggapai itu kadang dijalanin kadang nggak. Muth-Muth, piye toh -__-
Aku
akan berusaha mulai hari ini untuk terus berusaha dan berusaha berjalan diatas
target dan plan yang aku buat. Dalam hidup kita semua punya pilihankan? Aku-kamu-kita,
pasti kadang berada diposisi dimana harus memilih, iya kan? Dan kini aku lagi
berada diposisi itu. Aku dihadapkan dalam dua pilihan. Pilihan apakah harus
keluar dari sebuah komunitas atau tetap
stay disana.
Komunitas
ini adalah komunitas yang aku impikan sejak dulu. Sejak SMA dan saat ini aku
berhasil masuk didalamnya. Awal masuk kesana aku senang, have fun! Tapi makin
kesini dan makin kesini aku udah nggak ada cheimistry disana disebabkan
beberapa hal. Aku nggak nyaman. Apakah aku harus bertahan atau keluar?
Itu
yang menjadi beban pikiranku beberapa minggu belakangan ini. Aku udah berusaha
untuk mencari alasan agar bertahan dan aku udah mencoba untuk bertahan, tapi
rasa nggak nyaman itu semakin menggunung. Ya, mungkin karna komunitas itu
terlalu hebat buat aku yang ‘nothing’ ini. Aku mencoba belajar banyak hal
disana dan mencoba bersabar, tapi susah.
Dulu
awal masuk komunitas ini aku pernah bilang dihadapan anak satu komunitas bahwa
aku ingin sama-sama sukses bareng komunitas ini, tapi bagaimana mungkin aku
bisa sukses bareng-bareng kalau aku nggak ngerasa nyaman didalamnya? Misal
diibaratkan begini, komunitas itu punya satu sayap dan aku juga punya satu
sayap. Kalau aku merasa nyaman dan merasa diterima disana, aku bisa terbang
keangkasa bareng komunitas itu. Tapi kalau aku ngerasa nggak nyaman dan ngerasa
nggak diterima, bagaimana mungkin aku bisa terbang hanya dengan satu sayap? Solusinya
apa aku harus mencari sayap lain?
Kalau
kalian dihadapkan dalam situasi seperti ini, apa yang akan kalian lakukan? Bertahan
atau mencari sayap baru? Aku bukan type orang yang ada masalah langsung pergi
gitu aja, kalau aku ngerasa nyaman aku akan bertahan. Dulu pas SMA aku pernah ditunjuk
sebagai ketua Jurnalistik dan disuruh membuat majalah sekolah. Itu hal baru
buat aku, bahkan aku hampir saja mengundurkan diri. Aku nggak kuat. Tapi saat
itu teman-teman organisasi ngedukung aku. Mereka percaya aku bisa. Mereka buat
aku nyaman berada disamping mereka dan mereka nggak pernah meremehkan kemampuan
aku, padahal saat itu aku nggak pandai apa-apa.
Yang
terpenting saat itu mereka bisa buat aku nyaman dan percaya sama aku. Itu
membuat aku berjanji didalam hati kalau aku harus bisa. Kalau aku harus bisa
membantu memajukan organisasi itu. Aku belajar buat video, aku belajar editing
dengan photoshop, aku belajar design majalah. Semua itu aku pelajari secara otodidak!Aku belajar banyak hal disana. Di
organisasi itu juga aku tau siapa diri aku dan apa yang aku inginkan. Kalau sekarang?
Merasa nyaman pun nggak.
Aku
harus gimana? Aku bingung jika harus memilih. Aku bukan type orang yang pandai
memilih. Terkadang untuk memilih sesuatu pun aku harus minta banyak pendapat
orang. Jika aku memilih untuk bertahan di komunitas itu, apa aku harus
menyianyiakan waktu aku untuk sesuatu yang nggak aku senangi? Kalau waktu yang
nggak aku senangi itu aku isi untuk menulis, pasti aku udah bisa menulis
beberapa bab novel kan?
Oke
aku akan membuat keputusan sekarang. Bismillah, Aku QUIT! Masih banyak
komunitas lain yang bisa nerima aku dan
buat aku nyaman berada disana. Dan kalau udah ngerasa nyaman, pasti akan bisa
terbang bersama-sama untuk menggapai sukses kan?
Jika
satu jalan tertutup untukmu, masih ada jalan lain yang terbuka lebar. Jangan jadi
seperti burung yang terkurung didalam sebuah ruangan. Burung itu hanya terpaku
dan berusaha mencari jalan keluar dari jendela yang tertutup. Bagaimana mungkin
burung itu bisa keluar untuk terbang tinggi jika hanya terpaku pada jendela
yang tertutup sedangkan pintu dihadapan jendela itu terbuka lebar kan? Intinya
masih ada jalan lain untuk sukses. Jangan sia-siakan waktu kamu untuk ngelakuin
hal yang nggak kamu senangi. Hidup hanya sekali, terlalu sia-sia jika harus
bertahan ditempat yang nggak kamu suka.
Oh
ya sekedar info yang super nggak penting, novel aku udah 97 halaman. Sedikit lagi
selesai dan bakal kirim kepenerbit! Sambil nunggu berita naskah novel itu akan
di ACC atau nggak, aku udah ada plan buat nulis buku baru lagi, tapi kayanya
nonfiksi. Do’ain aku ya ;)) Semoga kita bisa sama-sama sukses!
Kesuksesan
tidak diraih dengan hanya berdiam diri saja. kesuksesan tidak diraih jika
terlalu cepat menyerah. Kesuksesan diraih dengan do’a-kerja keras-tekad yang
kuat-pengaturan waktu yang bagus-ACTION! Belajar
ketika orang lain tertidur. Bekerja ketika orang lain bermalasa. Dan mengejar
mimpi saat orang lain berharap. See you guys! Salam hangat, @muthiiihauraa
12
Oktober 2014. 20.20 WIB.
life is a choice .. semangat dan berjuang yaaa :)
BalasHapusSemangat ya kak mut. Dalam sebuah organisasi, yang dicari sebenernya ya kenyamanan, betah apa enggak, dihargai apa enggak, dan diterima dengan baik apa enggak. Kalau memang enggak, boleh jadi memang bukan tempat kita, jadi harus pergi, nyari tempat lain.
BalasHapusDan juga untuk poin yang more planning less action Itu aku setuju. Kalo kebanyakan rencana minim action mah sama aja. Gak bakal gerak. Cuma hanya angan2 yg terbang di langit langit kamar. Jadi harus take actions.. Hahaha..
Sukses untuk novelnya ya kak..
Endingnya kek acara Pak Mario. :D
BalasHapusPada dasarnya, *Asyikkk ya* semua orang butuh kenyamanan untuk melakukan hal apapun, jadi tidak menutup kemungkinan untuk kita mencoba pergi dari yang telah kita pilih jika itu justru buat kita gak nyaman.
Samalah kek pacaran, kalo udah gak nyaman tinggalin aja. *Simpel... :D
Kamu semangat ya muthii
Ada award dari Pangeran, ambil disini: http://www.tulisanwortel.com/2014/10/liebster-award-for-tulisan-wortel.html
HapusHai ijin blogwalking ya ;-)
BalasHapusAda info lomba blog nih. Klik link di blog ini ya. Makasih :)
Benar, hidup adalah tentang pilihan akan keputusan dalam menentukan prinsip sendiri. Dan kalau memang kita merasa tidak nyaman dengan sebuah keadaan tak usah dipaksakan karena masih banyak pilihan yang lain.
BalasHapusIya sih kak, kalo kita udah enggak punya alasan untuk bertahan ya mending tinggalkan saja. Bukankah suatu hal pasti harus ada alasan yang kuat untuk mendukungnya :))
BalasHapusIya kak, kalo udah nggak nyaman di komunitas apalagi kalo sampai kita nggak pernah dihargain ya rasanya tuh pasti sakit malah terkadang bikin kita buang-buang waktu untuk pusing memikirkan hal yang mungkin orang lain tidak pernah memikirkan bagaimana kitanya :D
Aku juga kak terkadang susah untuk membagi waktu, terkadang udah punya rencana tapi menjalankannya tidak sesuai dengan rencana. Akhirnya ya itu stuck di tempat :(
Iya juga sih kak kalo sudah berencana tapi kurang action ya hasilnya 0 :(
Wahhh, semoga sukses kak novelnya. Dan aku juga cepat menyusul :)
orang-orang yang berani memilih adalah sosok yang tangguh menghadapi masalah...
BalasHapusapapun itu, kebimbangan baik atau buruk situ soal belakang....yang sulit adalah keberanian menentukan pilihan.....dan kamu menunjukkan kualitasmu sebagi manusia yang tangguh
sama seperti halnya hubungan, ketika sudah ketidakada kenyamanan, pilihan untuk berakhir selalu ada..tapi bukan berarti itu jalan satu-satunya dan bukan main-main..
tapi toh hal tersbut diperkenankan ketika "hubungan" tidak bisa dipertahankan..
salut untuk keputusannya..
selamat buat novelnya, semoga yang memberi selamat nanti dapat kiriman..amiin