Pelatihan Media Cetak #1
Haaay
haay haay, Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Sehat kan ya? Aku baru selesai
UTS hukum tadi nih, mudah-mudahan hasilnya memuaskan deh. Amin. Hari ini rada
merasa bersalah juga sama ayah aku. maafin
kakak ya Ba. Maaf karna kakak masih childish banget. kakak sayang Aba :*
Aku
pengen share nih ilmu yang aku dapat dari pelatihan media cetak yang aku ikuti
di gedung teater fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Keren banget ilmunya! Dua
hari ditanggal 8-9 Novemper kami digembleng dan dikasih motivasi. Sebelum aku
sharing, aku mau kenalin dulu pematerinya ya.
pak Erry Farid, S.Sos
Nah
itu dia pemateri pelatihan media cetak selama dua hari. Pada kenal nggak? Oke,
aku bakal kenalin. Nama beliau Pak Erry Farid, biasa disapa dengan mas Anto.
Masih pada ingat novel Lupus nggak? Itu lho yang pernah booming. Salah satu
penulis di novel Lupus ini adalah mas Anto.
cover lupus
Nggak
hanya itu, Mas Anto ini pernah berkecimpung di seputar Indonesia (RCTI), salah
satu orang yang berperan dalam pembuatan film Cinta Fitri, sudah mensutradai
422 film, saat ini salah satu jajaran staff Jokowi-JK, dan masih banyak lagi
deh. Aku belajar banyak dari seorang mas Anto. Pembahasan di pelatihan media
cetak ini lebih banyak diberikan motivasi oleh beliau.
Sebenarnya
pelatihan media ini untuk anak konsentrasi Jurnalistik, tapi
aku-Mumun-Zizah-Ides, malah ikut-ikutan, padahal kami konsentrasi Broadcasting.
Makanya kami dibilang ‘penyelundup’ oleh mas Anto. Tapi rasanya bangga aja dibilang
gitu, seenggaknya kami diingat. Haha ;)) oke deh, langsung kepembahasan aja ya.
Seorang
jurnalis harus bisa membuat tulisan yang bermodal awal sederhana menjadi
catatan yang besar dan bisa diterima di Broadcasting. Ya, memang pada dasarnya
Jurnalistik dan Broadcasting itu adalah ilmu yang tidak bisa dipisahkan. Saling
berkaitan, bedanya hanya jurnalistik lebih ke media cetak, sedangkan broadcast
lebih ke televisi dan radio. 80 % yang diajarkan di Jurnalistik hampir sama
dengan Broadcasting, yang beda itu Public Relation.
Seorang
Jurnalis atau Broadcaster atau siapa pun harus komitmen terhadap apa yang ia
pilih. Misal ia memilih untuk melanjutkan kuliah, maka dia harus komitmen
terhadap pilihan dia itu. Jangan malah menyepelekan pilihannya sendiri. Kata
mas Anto, saat kuliah juga nggak usah bangga deh dapat SKS atas, toh entar kita
juga bakal sama-sama lulus kan? kecuali kalau kita dapat SKS atas dan langsung
bisa lulus setahun, ya itu baru bangga. Buat apa ngambil banyak tapi ilmunya
yang nyantol hanya sedikit, right?
Menurut
mas Anto, membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahan. Ketika
kamu membaca satu buku, maka kamu mempunyai hutang satu tulisan. Begitu
seterusnya. Yap, membaca dan menulis itu penting guys! Dalam hidup ini, kita harus
percaya dengan diri kita sendiri. kita harus bangga dengan diri sendiri. Ada
dua teori yang mas Anto terapkan dalam hidupnya, yaitu :
1. Teori
berbohong. Saat seseorang berbohong, maka otaknya langsung berputar untuk
membuat kebohongan-kebohongan yang baru. Teori berbohong ini jika diterapkan
didalam kehidupan maksudnya begini yang aku tangkap, jika seseorang berkarya
seperti ia berbohong, maka otaknya akan berputar untuk terus-terus-terus-terus
membuat karya. Berkaryalah. Berkaryalah seperti kamu mengalirkan darah didalam
tubuhmu!
2. Teori
metabolisme. Teori ini sedikit jorok ya. Saat ini umur aku 19 tahun, maka teori
ini akan menjelaskan bahwa selama umur sembilan belas tahun ini, apa yang aku
produksi nggak aku pikirin. Misal aku produksi pipis/pup, apa aku pernah
mikirin tentang pipis/pup itu? Nggak! Nah maksud dari teori ini menurut
simpulan aku adalah dalam berkarya, nggak usah deh pikirin berapa banyak
karya-karya kamu. Semakin kamu pikirin, kamu akan merasa diri kamu hebat.
Saat
kamu merasa diri kamu hebat, maka kamu akan malas untuk terus berkarya. Jadilah
orang yang tidak merasa hebat dan dia akan terus menghasilkan karya, biarlah
orang lain yang menilai dia hebat. Jadi kembali ke teori metabolisme, karya itu
seperti pipis/pup, jangan dipikirin, tapi kamu akan terus memproduksinya.
Right?
Waw,
keren kan teori yang diterapkan mas Anto dalam hidupnya. Pantes deh sukses kaya
sekarang. Ada 2 hal yang harus dimiliki oleh seorang wartawan :
Pertama,
memiliki fine art. Maksud fine art tersebut adalah kepekaan. Seorang wartawan
harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap apa pun. kedua, punya performence.
Maksudnya disini seorang jurnalis/broadcaster/siapa pun harus menunjukkan diri
dia didepan orang lain. harus menunjukkan siapa dia dan karya-karya dia
dihadapan orang lain.
Intinya
apa pun yang kamu punya/bisa, tunjukkan! Nggak berlaku lagi tuh teori padi yang
mengatakan semakin berisi semakin merunduk. Yang berlaku itu teori petani,
semakin tinggi ilmu kamu, semakin kamu tunjukkan. Nyombong dong Muth? Nggak lah, itu agar kamu nggak dipandang
sebelah mata dan agar orang-orang bisa menilai kamu kalau kamu itu bisa.
Apalagi didunia komunikasi, cari muka itu penting! ;D
Dalam
wawancara untuk media apa pun, ada satu teknik yang tidak diajarkan oleh
dosen-dosen Indonesia kebanyakan. Teknik ini didapat mas Anto saat ia kuliah
diluar negri. Teknik ini adalah teknik bonsing. Teknik bonsing adalah teknik
saat kita mewawancarai seseorang berawal dari satu pertanyaan, setelah
pertanyaan itu terjawab oleh narasumber, disini kepekaan kita dibutuhkan. Dari
jawaban narasumber tersebut kita bonsingkan/kita jadikan pertanyaan lain.
Ngerti? Misal gini deh, aku ngewawancarai Mumun dengan satu pertanyaan. Aku :
Siapa cowok yang kamu suka Mun?
Mumun
: Nggak ada, lagi nggak mau pacaran. Cuma ada sih yang menarik.
Aku
: Kamu bilang ada yang menarik, siapa?
Gitu-gitu
deh pokoknya. Dingertiin aja ya :D Oh ya, ada satu pepatah lagi yang udah nggak
berlaku. Sering kan dengar pepatah ini ‘keledai tidak akan jatuh kelubang yang
sama untuk kedua kalinya’, ini pernyataan salah! Kita manusia, bukan keledai.
Semakin sering kita masuk kelubang yang sama, maka akan semakin banyak kita
belajar.
Mas
Anto selalu menekankan untuk melakukan sesuatu dengan memakai otak terlebih
dahulu. Take your brain! Misal saat pemuda Riau mau pindah ke Jakarta, take
your brain! Banyak yang bisa dikembangkan dari Riau, khususnya Pekanbaru. APBD
Riau itu besar. Lakukan semua didaerah, jangan beranggapan pengen ke Jakarta.
Jakarta itu udah sumpek. Di Jakarta juga individualistiknya lebih tinggi. Bukan
aku yang bilang lho, itu kata mas Anto :p
Aah,
pokoknya keren-keren deh apa yang disampaikan mas Anto. Beliau juga dalam
menyampaikan enak dan nggak bikin bosan. Malah dibuat ketawa-ketawa. Orangnya
ramah pula tuh. Mas Anto juga bilang untuk mencapai sesuatu/mimpi, maka
menetapkan target itu perlu! Ibaratnya gini nih, jika MU melawan Bercelona
dilapangan hijau, mereka pasti punya target untuk memasukkan bola ke gawang
kan? Nah, jika kedua gawangnya dicabut, apa yang mereka bakal lakukan? Mereka
tentu hanya berputar-putar dilapangan itu tanpa tau apa yang akan mereka
lakukan. Iya kan?
Dan
kalau setiap pemain bola dikasih bola, tentu saja jadi nggak menarik kan? Gitu
juga hidup, jika kamu nggak punya target, kamu hanya akan berputar-putar saja
tanpa kejelasan. Jika kamu dikasih bola alias dikasih semua sama dengan yang
lain, apa serunya hidup.
Gitu
deh. sebenarnya masih banyak yang diajarkan mas Anto, tapi aku mau baca buku
dulu nih. Tungguin part duanya ya. salam sukses, @muthiiihauraa
Selasa,
11 November 2014. 19.12 WIB.
"Saat kamu merasa diri kamu hebat, maka kamu akan malas untuk terus berkarya." Setuju. Kayak aku, nilaiku dulu tinggi dan sekarang aku malas belajar. Akhirnya nilaiku turun. Sekarang saatnya aku berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Mungkin Mas Anto mau jadi guru disekolahku :')
BalasHapusMenarik Tulisannya.. Teruskan Trend positifnya ya SOB!!!
HapusSob..yukkk Ikuti Kontes Online Berhadiah Menarik Dibawah Ini..
☼ Kontes SEO Terbaru Hadiah Jutaan ☼
☼ Ikuti Kontes Tulisan Terbaik Kompasiana ☼
☼ Kontes Artikel Terbaik 2014 ☼
☼ Kuis Berhadiah Pulsa 50ribu ☼
☼ Lomba Menulis Cerpen Hadih Jutaan ☼
ketika membaca, maka berhutang satu tulisan. ini bener banget. bener banget bahwa membaca dan menulis itu penting. karna dari membacalah kita mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis.
BalasHapuswalaupun menyeludup, demi sebuah ilmu yang gak semua orang bakalan dapatkan. apalagi dari seorang yang sangat berpengalaman dibidangnya.
pasti bakalan mendatangkan inspirasi.
pengalamannya keren-keren muthi. lanjutkan.
Seberapa banyak yang kamu hasilkan, tidak perlu kamu pikirkan. Ini teori yang keren banget ya, andai aja gue bisa ikutan. Jelas seru banget.
BalasHapuskeren banget kak, , aku juga jadi tau sedikit ilmunya, , thaks kak, , :)
BalasHapusSetujuuuu. Jadi pengen ikut pelatihan media cetak juga :D
BalasHapusTeori yang keren banget. Jadi pengen ikutan pelatihan juga :D
BalasHapusTulisan yang bermanfaat. Gue suka teori-teorinya. Gampang di mengerti.
BalasHapusKalau lo aja nyeritainnya santai kaya gini, gimana mas anton ya? Wah, jadi pengen berguru sama dia hehehe
Keren lah pelatihannya. Memang perlu banyak persiapan menjadi seorang jurnalis. Enggak salah juga kalau Muthi yang broadcast belajar jurnalistik. Bocoran aja, dulu saya juga enggak nyangka bisa jadi jurnalis hanya karena iseng mengikuti sebuah pelatihan jurnalistik. Padahal saya kuliah jurusan Pendidikan Agama Islam. Hehe. *curcol
BalasHapusSemoga bermanfaat ilmu yang di dapat, dan ditunggu tulisan menambah wawasan berikutnya^^
Wah kamu anak Broadcasting ya? Irinya, dulu aku pengen banget ngambil prodi itu. Sayangnya waktu jaman aku belum ada prodi itu, yang ada cuma public relations sama jurnalistik.
BalasHapusWah teorinya Mas Anto unik-unik banget ya? Hihi, tapi kedengarannya masuk akal. Katanya sih, penulis yang baik seharusnya bisa juga jadi pembaca yang baik, senada sama yang mas Anto bilang. Baca buku bikin kita ngutang satu buku.
Tulisan yang bagus, Muthii :)
terimakasih ilmunya ya Muthi...hehehe..iya emang benar. kalo kita emang bisa ya tunjukkan..kalo terlalu rendah hati nanti orang bisa mikir kita rendah diri.hehehe..cuman ya gimana dong aku ke jakarta soalnya di aku mau berpetualang tapi emang Jakarta sumpek sih. abis ini mau berpetualang kemana lagi yaaaakk hehehehe. nice post!
BalasHapuswah,. beruntung sekali saya kuliah semester 1 bisa bertemu dengan dosen pak anto lupus,.
BalasHapusdan benar seperti yg disampaikan oleh mbk muti, saya sudah mendengar langsung semua tulisan diatas dari pak anto langsung,.
wah,. beruntung sekali saya kuliah semester 1 bisa bertemu dengan dosen pak anto lupus,.
BalasHapusdan benar seperti yg disampaikan oleh mbk muti, saya sudah mendengar langsung semua tulisan diatas dari pak anto langsung,.