Pelatihan Media Cetak #1

11.50 muthihaura 13 Comments



Haaay haay haay, Assalamua’laikum. Gimana kabarnya? Sehat kan ya? Aku baru selesai UTS hukum tadi nih, mudah-mudahan hasilnya memuaskan deh. Amin. Hari ini rada merasa bersalah juga sama ayah aku. maafin kakak ya Ba. Maaf karna kakak masih childish banget. kakak sayang Aba :*

Aku pengen share nih ilmu yang aku dapat dari pelatihan media cetak yang aku ikuti di gedung teater fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Keren banget ilmunya! Dua hari ditanggal 8-9 Novemper kami digembleng dan dikasih motivasi. Sebelum aku sharing, aku mau kenalin dulu pematerinya ya.


pak Erry Farid, S.Sos
 
Nah itu dia pemateri pelatihan media cetak selama dua hari. Pada kenal nggak? Oke, aku bakal kenalin. Nama beliau Pak Erry Farid, biasa disapa dengan mas Anto. Masih pada ingat novel Lupus nggak? Itu lho yang pernah booming. Salah satu penulis di novel Lupus ini adalah mas Anto.

 
cover lupus
 
Nggak hanya itu, Mas Anto ini pernah berkecimpung di seputar Indonesia (RCTI), salah satu orang yang berperan dalam pembuatan film Cinta Fitri, sudah mensutradai 422 film, saat ini salah satu jajaran staff Jokowi-JK, dan masih banyak lagi deh. Aku belajar banyak dari seorang mas Anto. Pembahasan di pelatihan media cetak ini lebih banyak diberikan motivasi oleh beliau.

Sebenarnya pelatihan media ini untuk anak konsentrasi Jurnalistik, tapi aku-Mumun-Zizah-Ides, malah ikut-ikutan, padahal kami konsentrasi Broadcasting. Makanya kami dibilang ‘penyelundup’ oleh mas Anto. Tapi rasanya bangga aja dibilang gitu, seenggaknya kami diingat. Haha ;)) oke deh, langsung kepembahasan aja ya.

Seorang jurnalis harus bisa membuat tulisan yang bermodal awal sederhana menjadi catatan yang besar dan bisa diterima di Broadcasting. Ya, memang pada dasarnya Jurnalistik dan Broadcasting itu adalah ilmu yang tidak bisa dipisahkan. Saling berkaitan, bedanya hanya jurnalistik lebih ke media cetak, sedangkan broadcast lebih ke televisi dan radio. 80 % yang diajarkan di Jurnalistik hampir sama dengan Broadcasting, yang beda itu Public Relation.

Seorang Jurnalis atau Broadcaster atau siapa pun harus komitmen terhadap apa yang ia pilih. Misal ia memilih untuk melanjutkan kuliah, maka dia harus komitmen terhadap pilihan dia itu. Jangan malah menyepelekan pilihannya sendiri. Kata mas Anto, saat kuliah juga nggak usah bangga deh dapat SKS atas, toh entar kita juga bakal sama-sama lulus kan? kecuali kalau kita dapat SKS atas dan langsung bisa lulus setahun, ya itu baru bangga. Buat apa ngambil banyak tapi ilmunya yang nyantol hanya sedikit, right?

Menurut mas Anto, membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa dipisahan. Ketika kamu membaca satu buku, maka kamu mempunyai hutang satu tulisan. Begitu seterusnya. Yap, membaca dan menulis itu penting guys! Dalam hidup ini, kita harus percaya dengan diri kita sendiri. kita harus bangga dengan diri sendiri. Ada dua teori yang mas Anto terapkan dalam hidupnya, yaitu :
1.      Teori berbohong. Saat seseorang berbohong, maka otaknya langsung berputar untuk membuat kebohongan-kebohongan yang baru. Teori berbohong ini jika diterapkan didalam kehidupan maksudnya begini yang aku tangkap, jika seseorang berkarya seperti ia berbohong, maka otaknya akan berputar untuk terus-terus-terus-terus membuat karya. Berkaryalah. Berkaryalah seperti kamu mengalirkan darah didalam tubuhmu!

2.      Teori metabolisme. Teori ini sedikit jorok ya. Saat ini umur aku 19 tahun, maka teori ini akan menjelaskan bahwa selama umur sembilan belas tahun ini, apa yang aku produksi nggak aku pikirin. Misal aku produksi pipis/pup, apa aku pernah mikirin tentang pipis/pup itu? Nggak! Nah maksud dari teori ini menurut simpulan aku adalah dalam berkarya, nggak usah deh pikirin berapa banyak karya-karya kamu. Semakin kamu pikirin, kamu akan merasa diri kamu hebat.

Saat kamu merasa diri kamu hebat, maka kamu akan malas untuk terus berkarya. Jadilah orang yang tidak merasa hebat dan dia akan terus menghasilkan karya, biarlah orang lain yang menilai dia hebat. Jadi kembali ke teori metabolisme, karya itu seperti pipis/pup, jangan dipikirin, tapi kamu akan terus memproduksinya. Right?

Waw, keren kan teori yang diterapkan mas Anto dalam hidupnya. Pantes deh sukses kaya sekarang. Ada 2 hal yang harus dimiliki oleh seorang wartawan :
Pertama, memiliki fine art. Maksud fine art tersebut adalah kepekaan. Seorang wartawan harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap apa pun. kedua, punya performence. Maksudnya disini seorang jurnalis/broadcaster/siapa pun harus menunjukkan diri dia didepan orang lain. harus menunjukkan siapa dia dan karya-karya dia dihadapan orang lain.

Intinya apa pun yang kamu punya/bisa, tunjukkan! Nggak berlaku lagi tuh teori padi yang mengatakan semakin berisi semakin merunduk. Yang berlaku itu teori petani, semakin tinggi ilmu kamu, semakin kamu tunjukkan. Nyombong dong Muth? Nggak lah, itu agar kamu nggak dipandang sebelah mata dan agar orang-orang bisa menilai kamu kalau kamu itu bisa. Apalagi didunia komunikasi, cari muka itu penting! ;D

Dalam wawancara untuk media apa pun, ada satu teknik yang tidak diajarkan oleh dosen-dosen Indonesia kebanyakan. Teknik ini didapat mas Anto saat ia kuliah diluar negri. Teknik ini adalah teknik bonsing. Teknik bonsing adalah teknik saat kita mewawancarai seseorang berawal dari satu pertanyaan, setelah pertanyaan itu terjawab oleh narasumber, disini kepekaan kita dibutuhkan. Dari jawaban narasumber tersebut kita bonsingkan/kita jadikan pertanyaan lain. Ngerti? Misal gini deh, aku ngewawancarai Mumun dengan satu pertanyaan. Aku : Siapa cowok yang kamu suka Mun?
Mumun : Nggak ada, lagi nggak mau pacaran. Cuma ada sih yang menarik.
Aku : Kamu bilang ada yang menarik, siapa?

Gitu-gitu deh pokoknya. Dingertiin aja ya :D Oh ya, ada satu pepatah lagi yang udah nggak berlaku. Sering kan dengar pepatah ini ‘keledai tidak akan jatuh kelubang yang sama untuk kedua kalinya’, ini pernyataan salah! Kita manusia, bukan keledai. Semakin sering kita masuk kelubang yang sama, maka akan semakin banyak kita belajar.

Mas Anto selalu menekankan untuk melakukan sesuatu dengan memakai otak terlebih dahulu. Take your brain! Misal saat pemuda Riau mau pindah ke Jakarta, take your brain! Banyak yang bisa dikembangkan dari Riau, khususnya Pekanbaru. APBD Riau itu besar. Lakukan semua didaerah, jangan beranggapan pengen ke Jakarta. Jakarta itu udah sumpek. Di Jakarta juga individualistiknya lebih tinggi. Bukan aku yang bilang lho, itu kata mas Anto :p

Aah, pokoknya keren-keren deh apa yang disampaikan mas Anto. Beliau juga dalam menyampaikan enak dan nggak bikin bosan. Malah dibuat ketawa-ketawa. Orangnya ramah pula tuh. Mas Anto juga bilang untuk mencapai sesuatu/mimpi, maka menetapkan target itu perlu! Ibaratnya gini nih, jika MU melawan Bercelona dilapangan hijau, mereka pasti punya target untuk memasukkan bola ke gawang kan? Nah, jika kedua gawangnya dicabut, apa yang mereka bakal lakukan? Mereka tentu hanya berputar-putar dilapangan itu tanpa tau apa yang akan mereka lakukan. Iya kan?

Dan kalau setiap pemain bola dikasih bola, tentu saja jadi nggak menarik kan? Gitu juga hidup, jika kamu nggak punya target, kamu hanya akan berputar-putar saja tanpa kejelasan. Jika kamu dikasih bola alias dikasih semua sama dengan yang lain, apa serunya hidup.

Gitu deh. sebenarnya masih banyak yang diajarkan mas Anto, tapi aku mau baca buku dulu nih. Tungguin part duanya ya. salam sukses, @muthiiihauraa
Selasa, 11 November 2014. 19.12 WIB.


Baca Artikel Populer Lainnya

13 komentar:

  1. "Saat kamu merasa diri kamu hebat, maka kamu akan malas untuk terus berkarya." Setuju. Kayak aku, nilaiku dulu tinggi dan sekarang aku malas belajar. Akhirnya nilaiku turun. Sekarang saatnya aku berubah menjadi anak yang lebih baik lagi. Mungkin Mas Anto mau jadi guru disekolahku :')

    BalasHapus
  2. ketika membaca, maka berhutang satu tulisan. ini bener banget. bener banget bahwa membaca dan menulis itu penting. karna dari membacalah kita mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis.
    walaupun menyeludup, demi sebuah ilmu yang gak semua orang bakalan dapatkan. apalagi dari seorang yang sangat berpengalaman dibidangnya.
    pasti bakalan mendatangkan inspirasi.
    pengalamannya keren-keren muthi. lanjutkan.

    BalasHapus
  3. Seberapa banyak yang kamu hasilkan, tidak perlu kamu pikirkan. Ini teori yang keren banget ya, andai aja gue bisa ikutan. Jelas seru banget.

    BalasHapus
  4. keren banget kak, , aku juga jadi tau sedikit ilmunya, , thaks kak, , :)

    BalasHapus
  5. Setujuuuu. Jadi pengen ikut pelatihan media cetak juga :D

    BalasHapus
  6. Teori yang keren banget. Jadi pengen ikutan pelatihan juga :D

    BalasHapus
  7. Tulisan yang bermanfaat. Gue suka teori-teorinya. Gampang di mengerti.

    Kalau lo aja nyeritainnya santai kaya gini, gimana mas anton ya? Wah, jadi pengen berguru sama dia hehehe

    BalasHapus
  8. Keren lah pelatihannya. Memang perlu banyak persiapan menjadi seorang jurnalis. Enggak salah juga kalau Muthi yang broadcast belajar jurnalistik. Bocoran aja, dulu saya juga enggak nyangka bisa jadi jurnalis hanya karena iseng mengikuti sebuah pelatihan jurnalistik. Padahal saya kuliah jurusan Pendidikan Agama Islam. Hehe. *curcol

    Semoga bermanfaat ilmu yang di dapat, dan ditunggu tulisan menambah wawasan berikutnya^^

    BalasHapus
  9. Wah kamu anak Broadcasting ya? Irinya, dulu aku pengen banget ngambil prodi itu. Sayangnya waktu jaman aku belum ada prodi itu, yang ada cuma public relations sama jurnalistik.

    Wah teorinya Mas Anto unik-unik banget ya? Hihi, tapi kedengarannya masuk akal. Katanya sih, penulis yang baik seharusnya bisa juga jadi pembaca yang baik, senada sama yang mas Anto bilang. Baca buku bikin kita ngutang satu buku.
    Tulisan yang bagus, Muthii :)

    BalasHapus
  10. terimakasih ilmunya ya Muthi...hehehe..iya emang benar. kalo kita emang bisa ya tunjukkan..kalo terlalu rendah hati nanti orang bisa mikir kita rendah diri.hehehe..cuman ya gimana dong aku ke jakarta soalnya di aku mau berpetualang tapi emang Jakarta sumpek sih. abis ini mau berpetualang kemana lagi yaaaakk hehehehe. nice post!

    BalasHapus
  11. wah,. beruntung sekali saya kuliah semester 1 bisa bertemu dengan dosen pak anto lupus,.
    dan benar seperti yg disampaikan oleh mbk muti, saya sudah mendengar langsung semua tulisan diatas dari pak anto langsung,.

    BalasHapus
  12. wah,. beruntung sekali saya kuliah semester 1 bisa bertemu dengan dosen pak anto lupus,.
    dan benar seperti yg disampaikan oleh mbk muti, saya sudah mendengar langsung semua tulisan diatas dari pak anto langsung,.

    BalasHapus