Menulis
Hay
Assalamua’laikun. Gimana kabarnya? Sehat dong yaa. Lagi pada apa? Udah makan
belum? Udah mandi? Bawel deh Muth -__-
Hehe, upps sorry! Sebenarnya pengen belajar buat UAS lisan bahasa Arab dan
bahasa Inggrish besok, tapi lagi ada yang mendesak ingin dikeluarkan lewat
tulisan ini. Takutnya kalau nggak aku tulisin, jadi kepikiran sendiri.
Ngomongin
soal UAS jadi keingat kejadian beberapa hari yang lalu. Waktu itu aku lagi
nemenin Ama ngeprint tugas didekat warung photocopy kampus, nah ada beberapa
cewek pakai pakain putih-hitam. Kayanya mereka mau ujian tuh. Kenapa dengan mereka Muth? jadi mereka
itu lagi motocopy buku dengan ukuran kertasnya kecil. Aku dengar-dengar katanya
sih untuk kopekan (contekan.red), miris aja aku ngeliatnya. Seharusnya dari
pada capek-capek buat kopekan kaya gitu, mending itu buku dibaca. Dipahami.
Sempat
kepikir sih mahasiswa kok kaya gitu. Kalau lulus ilmu apa yang bakal dibawanya
kalau semua ujian itu hasil nyontek? Miris. Alah
Muth, nggak usah muna gitu lah! Kemaren ujian juga ada nyontek kan? Iya
maaf, nggak bermaksud apa-apa kok. Aku ujian memang masih ada nyontek kok.
Bahasa Arab-Bahasa Inggrish apa lagi, entah kenapa payah banget di bahasa. Tapi
aku nyontek nggak semuanya. Nggak harus ngopy buku diperkecil gitu. Aku nyontek
kalau emang udah nggak bisa mikir lagi. Tapi aku selalu berusaha sebelum ujian
itu baca-baca materi dulu. Belajar dulu. Usaha sendiri dulu.
Yang namanya nyontek tetap aja
nyontek Muth! okelah, maaf! Skip. Jauh banget ya
melenceng dari judul? Hehe. Ini tentang menulis. Aku mencintai dunia menulis,
kalian tau itu bukan? Bagi aku, menulis itu bukan hanya sekedar hobby. Bukan
hanya sekedar passion. Bukan hanya sekedar menuliskan kata-kata tanpa makna.
Menulis itu hidup aku. Menulis is my life. Aku lagi sedih, nulis. Aku lagi
bahagia, nulis. Lagi bosan dengerin dosen, nulis. Lagi nggak ada kerjaan,
nulis.
Dari
nulis juga udah ada satu naskah novelku yang tembus penerbit mayor. Aku udah
dibayar untuk naskah itu, tapi sampai sekarang belum naik cetak. Kadang bingung
sendiri kalau ada yang nanya : “Muth, kapan naskahnya terbit?”, “Muth, udah
beredar?”, dan pertanyaan sejenis lainnya. Asli bingung mau jawab apa. Masalah
proses cetak itu bukan kuasa aku, aku juga nggak bisa nyuruh penerbit itu untuk
segera dinaikkan. Hey siapa aku coba? Lagian kata teman-teman penulis lain,
konsep menulis itu : nulis-kirim-lupakan-nulis lagi.
Banyak
juga yang nanya seputar masalah kepenulisan dan ada juga yang minta diajarin
nulis. Aku sampai bingung, ngajarin orang nulis gimana? Aku bukannya sombong
atau pelit berbagi ilmu, tapi aku emang nggak pandai ngajarin orang untuk
menulis. Aku bahkan nggak ngerti teori-teori tentang menulis. Aku nggak ngerti
penulisan feature, EYD, straight news, dan segala penulisan-penulisan lainnya.
Jadi salah besar kalau mau minta diajarin nulis sama aku. Aku nulis seenak udel
aku aja. Apa yang aku rasa bagus, itu yang aku tulis. Apa yang aku rasakan, itu
yang aku tulis.
Kalau
pengen tau tentang teknik menulis-EYD-feature-straight news-dan lain
sebagainya, jangan tanya aku. Justru aku masih belajar soal itu. Mending tanya
ke yang ahlinya atau searching di google. Aku nggak ngerti yang begituan, maaf!
Aku
Cuma bisa kasih saran kalau mau pandai nulis itu ya harus nulis. Action! Aku
nggak kan bisa ngajarin kalian nulis, kalau kalian sendiri nggak mau untuk
memulai. Aku sejak SD emang udah suka nulis, makanya sekarang tulisan aku
mungkin bisa dibilang nggak seamburadul dulu. Kalau dulu mah nggak kan paham
kalian baca tulisan aku.
Dulu
pas SMP, aku pernah ikut seminar bunda Asma Nadia. Aku pernah berphoto dengan
beliau dan dapat buku gratis yang bertanda tangan langsung dari beliau. Tapi
sayang photo dan bukunya udah nggak tau kemana -__- Nah diseminar itu, bunda
Asma ngasih tips menulis. Apaan itu Muth?
bagi-bagi dong! Kunci sukses menulis dari bunda Asma ada tiga M :
Menulis-Menulis-Menulis!
Intinya
kalau pengen pandai menulis itu ya harus menulis. Kalau mau pandai berenang ya
harus berani nyemplung kekolam! Kalau mau pandai ngendarai mobil, ya harus
masuk mobil dan jalanin! Nggak ada sesuatu yang bisa didapatkan dengan instan.
Ngelihat orang sukses itu jangan dilihat sekarangnya, tapi lihat masa lalunya.
Lihat bagaimana perjuangan dia buat meraih kesuksesan. Lihat apa yang dia
korbankan. Lihat berapa banyak air mata dan keringat yang diteteskan. Terkadang
manusia itu melihat seseorang itu pas dia udah sukses, padahal nggak tau
perjuangannya gimana.
Aku
nembus penerbit bukan langsung nembus gitu aja. Udah sering juga aku nerima
surat penolakan dari penerbit. Baru satu novel aku yang bakal naik cetak, kalah
dengan teman-teman penulis lainnya yang aku kenal. Mereka bahkan udah nerbitin
empat, lima, dan sebagainya. Satu itu belum seberapa.
Tapi satu itu juga udah keren Muth.
aku juga pengen! Kalau pengen ayo sama-sama belajar! Ayo
nulis! Tapi Muth, aku nggak bisa bagi
waktu. Heey, sesibuk apa sih kalian? Kalau kalian memang mencintai kegiatan
menulis, sesibuk apa pun pasti bakal nyempetin. Oki Setiana Dewi aja mampu
melahirkan buku ‘melukis pelangi’ yang best seller itu disaat shooting Ketika
Cinta Bertasbih dan kuliah didua kampus. Belum lagi dia juga sering ngisi seminar.
Oki Setiana Dewi yang sibuk gitu aja bisa tuh nyempatin buat nulis, masa kamu
nggak?
Aku
nggak punya laptop Muth! Emang nulis harus dilaptop doang? Kan bisa nulis
dibuku atau kertas. J.K. Rowling aja bisa menghasilkan karya sefenomenal Harry
Potter dengan hanya menulis dimesin tik. Tau kan gimana susahnya nulis dimesin
tik? Kalau salah satu huruf aja, ngulang dari awal! Sebelum Harry Potter menjadi fenomenal kaya
sekarang, naskah novel itu pernah ditolak oleh beberapa penerbit. Tapi apa J.K.
Rowling nyerah gitu aja? Nggak! Kalau J.K. Rowling nyerah, nggak akan ada tuh
Harry Potter.
No
excuse lah! Orang sukses itu tidak mencari-cari alasan! Tadi pas buka facebook,
tersentak dengan status Pak Edi (foundernya penerbit Diva Press). Statusnya
kaya gini : “Tahun 2015, saya mau nerbitin kumcer Hujan Pertama untuk Aysila,
lalu novel Aysila, lalu non fiksi ngehek Jomblo adalah Yang-yangan yang
Tertunda. Plus mau rajin nulis cerpen dimedia massa. Kalian! Ya, kalian! Yang
ngaku penulis keren, tangguh, muda, majuu! Kita bersaing diberbagai media.”
Aih
statusnya bikin semangat aja! Ayo semangat guys! Mungkin segini dulu dari aku
ya, maaf kalau ada yang kesinggung! Salam sayang, @muthiiihauraa
Kamis,
15 Januari 2015. 09.11 WIB.
semangat terus mbak, semoga menjadi penulis terkenal
BalasHapussalam kunjungan salam perkenalan
Ayo semangat menulis, tak ada salahnya mencoba :)
BalasHapus