Review film : Dibalik 98

09.05 muthihaura 0 Comments



Hay Assalamua’laikum. Lagi apa? Gimana liburannya? Atau malah udah masuk kuliah? Apapun itu semoga semangat dalam ngadepin harinya ya. Ah hari ini waktu kurang produktif, seharian asik nonton TV. -_- Udah coba buat nulis tapi mandet ditempat, wajar sih mandet, orang aku nulisnya didepan TV. Biasanya aku kalau nulis itu ditempat sepi dan paling susah konsen kalau udah diganggu.
            Nilai semester 3 udah beberapa yang keluar. Rada nyesek ngeliat nilai photografi. B! Iya, B. Anak Broadcast nilai photografinya B, siapa yang bisa disalahkan? Aku! Nggak ada gunanya aku nyalahin dosen, emang iya sih photografi aku nggak nguasai sama sekali. Bahkan tombol on-off aja kadang sering lupa. Introfeksi diri sendiri Muth! jangan nyalahin orang lain. Semoga ini terakhir kali dapat nilai B, Amin! Semangat disemester 4 moga lebih baik.
            Kemaren dihari Kamis lebih tepatnya ditanggal 22 Januari 2015, aku sama sahabat aku si Laila Muqaddasa pergi nonton bioskop. Aku lagi kepengen banget nonton Assalamua’laikum Beijing plus pengen ngerasaian gimana rasanya nonton dibioskop. What! Sembilan belas tahun hidup didunia dan itu kali pertama kamu nonton bioskop? Haah? Nggak usah ngina gitu lah -_- 


cieee nonton ciee :v



Walaupun dari kecil aku di Pekanbaru yang nota bene udah termasuk kota besar, tetap aja aku tu anaknya masih polos *uhuk Nih ya aku kasih tau, sejak SD sampai SMA, sekolah aku itu dari pagi sampai sore. Dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Kalau libur diisi dengan ngerjain PR. Bisa bayangin nggak?
Okelah skip, kepanjangan curhat kayanya! Karna kepengen banget nonton, aku ngajakin si Laiqod. Laiqod ini sahabat aku sejak SMA. Awalnya kami ke matahari, eh ternyata film Assalamua’laikum Beijing udah nggak diputar lagi. Akhirnya kami bertolak ke Holiday 88 dan Assalamua’laikum Beijing juga nggak ada, jadilah kami nonton ‘Dibalik 98’.
Film ‘Dibalik 98’ ini menceritakan kisah fiksi yang mengambil setting kejadian di 98. Ingat kan kejadian penembakan mahasiswa Trisakti? Meruntuhkan rezim orde baru ke reformasi. Dimana ditahun Mei 98 itu keadaan Indonesia lagi carut marutnya dan meminta presiden Suharto turun dari jabatannya.
 


Sedikit ngasih gambaran cerita, ada mahasiswi Trisakti bernama Diana (Chelsea Islan) yang sangat ingin menurunkan Suharto. Diana aktif ikut demo sana sini bersama pacarnya yang keturunan Tionghoa bernama Daniel (Boy William). Kakak Diana yang tengah hamil bernama Salma (Ririn Ekawati) adalah seorang staff dapur Istana Negara, sedangkan suami Salma yang seorang TNI bernama Bagus (Donny Alamsyah).
Salma melarang Diana untuk ikut demo karna mengkhawatirkan keadaan Diana, tapi Diana sama sekali tak mempedulikan perkataan kakaknya. Dan Diana juga sangat membenci Bagus (abang iparnya). Alasan Diana membenci abang iparnya tersebut karna menurut Diana seorang TNI adalah orang-orang yang juga gemar menginjak-nginjak masyarakat miskin.
Cerita yang disutradarai oleh Lukman Sardi ini menurut aku bisa dibilang bagus. Walaupun fiktif, tapi konfliknya ngena. Pastinya nggak mudah membuat film berlatar sejarah kaya gitu. Mengambil setting zaman 98 itu juga nggak mudah. Sedangkan aku bikin film berlatar biasa aja udah ngap-ngapan bareng teman-teman.
Difilm ini menampilkan bagaimana tragedi Mei 98, memang nggak persis sama. Tapi setidaknya seperti itu. Bagaimana rakyat miskin merasakan dampak pemerintahan Suharto. Orang Tionghoa atau luar negri yang dibantai. Demo sana-sini. Difilm itu juga diperlihatkan bagaimana perjuangan mahasiswa-mahasiswa diseluruh Indonesia dengan jaket almamaternya memperjuangkan reformasi. Ditempak, ditangkap, bahkan harus rela menginap digedung DPR demi reformasinya Indonesia.
Film ini menyadarkanku bahwa menjadi mahasiswa bukan sekedar duduk dikelas ngedengerin semua perkataan dosen. Menjadi mahasiswa lebih dari itu. Banyak yang harus diperjuangkan. Tentang mimpi, tentang masa depan, tentang masyarakat. Menjadi mahasiwa bukan hanya sekedar tempatnya cinta-cintaan, tapi bagaimana mengubah Indonesia kedepannya menjadi lebih baik. Karna ditangan pemuda Indonesialah kelak negara ini akan dibawa. Aah, mahasiswa! Penggerak perjuangan. Bisakah mahasiswa saat ini membuat perubahan positif seperti mahasiswa ditahun 98.
Ngomongin tentang mahasiswa, aku tadi ada baca sebuah artikel dari situs anakunsri.com. sebuah artikel ditulis oleh Bapak I Made Andi Arsana (Teknik Geodesi UGM) yang entah kenapa menggelitik aku dan aku ingin mengsharenya disini. begini isinya :
1. Kamu ingin dapat beasiswa S2 ke luar negeri nanti? Pastikan IP di atas 3 dan TOEFL di atas 500! Merasa tidak pinter? BELAJAR!
2. Empat atau lima tahun lagi kamu bisa sekolah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Itu kalau kamu tidak cuma twitteran saja sampai lulus nanti.
3. Kamu tidak akan bisa S2 di luar negeri karena akan ditolak profesor kalau nulis email formal saja tidak bisa. Alay itu tidak keren, tidak usah bangga!
4. Tidak usah tanya tips cara menghubungi professor di luar negeri kalau kirim email ke dosen sendiri saja kamu belum bisa. Hey, ganti dulu akun niennna_catique@gmail.com itu!
5. Tidak usah ikut meledek Vicky, kamu saja tidak tahu kapan harus pakai tanda tanya, tanda seru, tanda titik, spasi, huruf besar, huruf kecil di email kok!
6. Mana bisa diterima di perusahaan multinasional biarpun IP tinggi kalau nulis email saja lupa salam pembuka dan penutup
7. Sok mengkritik kebijakan UN segala, dari cara menulis email saja kelihatannya kamu tidak lulus Bahasa Indonesia kok. Tidak usah gaya!
8. Bayangkan kalau kamu harus menulis email ke pimpinan sebuah perusahaan besar. Apa gaya bahasa email kamu yang sekarang itu sudah sesuai? Jangan-jangan bosnya tertawa!
9. Apapun bidang ilmu kamu, akhirnya kamu akan berhubungan dg MANUSIA yang beda umur dan latar belakangnya. Belajar komunikasi yang baik. Jangan bangga jadi alay!
10. Bangga bisa software dan gunakan alat-alat canggih? Suatu saat kamu harus yakinkan MANUSIA akan skill itu. Belajar komunikasi dengan bahasa manusia biasa!
11. Kamu orang teknik dan hanya peduli skil teknis? Kamu salah besar! Nanti kamu akan jual skil itu pada MANUSIA, bukan pada mesin!
12. Kamu kira orang teknik hanya ngobrol sama mesin dan alat? Kamu harus yakinkan pengambil kebijakan suatu saat nanti dan mereka itu manusia. Belajar ngomong sama manusia!
13. Malas basa-basi sama orang yang tidak dikenal? Enam tahun lagi kamu diutus kantor untuk presentasi sama klien yang tidak kamu kenal. Belajar!
14. Malas belajar bikin presentasi? Lima thn lagi bos kamu datang dengan segepok bahan, “saya tunggu file presentasinya besok!”
15. Kamu orang sosial dan malas belajar hal-hal kecil di komputer? Lima tahun lagi bos kamu datang bertanya “cara membesarkan huruf di Ms Word dengan shortcut gimana ya?’ Mau nyengir?
16. Mahasiswa senior, jangan bangga bisa membully Mahasiswa baru, tujuh tahun lagi kamu diinterview sama dia saat pindah kerja ke perusahaan yang lebih bagus
17. Mahasiswa senior, keren rasanya ditakuti Mahasiswa baru? JANGAN! Urusan kalian nanti bersaing sama orang-orang ASEAN dan Dunia. Bisa bikin mereka takut tidak?
18. Bangga bisa demo untuk mengundurkan jadwal ujian karena kamu tidak siap? Kamu itu mahasiswa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, masa’ urusannya cetek-cetek begitu sih?!
19. Tidak usah lah sok hebat demo nyuruh SBY berani sama Amerika kalau kamu diskusi sama mahasiswa Singapura saja tergagap-gagap
20. Tidak perlu lah teriak-teriak “jangan tergantung pada barat” jika kamu belum bisa tidur kalau tidak ada BB dekat bantal
21. Tentara kita tidak takut sama tentara Malaysia kalau kamu bisa kalahkan mahasiswa Malaysia debat ilmiah dlm forum di Amerika!
22. Tidak perlu beretorika menentang korupsi kalau kamu masih nitip absen sama teman saat demo antikorupsi!
23. Boleh kampanye “jangan tergantung pada barat” tapi jangan kampanye di Twitter, Facebook, BBM, Path dan Email! Memangnya itu buatan Madiun?!
24. Kalau file laporan praktikum masih ngopi dari kakak kelas dan hanya ganti tanggal, tidak usah teriak anti korupsi ya Boss!
25. Minder karena merasa dari kampung, tidak kaya, tidak gaul? Lima tahun lagi kamu bisa S2 di negara maju karena IP, TOEFL dan kemampuan kepemimpinan. Bukan karena kaya dan gaul!
26. Pejabat kadang membuat kebijakan tanpa riset serius. Sama seperti mahasiswa yang membuat tugas dalam semalam hanya modal Wikipedia
27. DPR kadang studi banding untuk jalan-jalan doang. Sama seperti mahasiswa yang tidak serius saat kunjungan ke industri lalu nyontek laporan sama temannya
28. Pejabat kadang menggelapkan uang rakyat. Sama seperti mahasiswa yang melihat bahan di internet lalu disalin di papernya tanpa menyebutkan sumbernya.
29. Alah, pakai mengkritik kebijakan pemerintah segala, bikin paper saja ngopi file dari senior dan ubah judul, pendahuluan sama font-nya
30. Gimana mau membela kedaulatan bangsa kalau waktu menerima kunjungan mahasiswa asing saja kamu tidak bisa ngomong saat diskusi. Mau pakai bambu runcing?
31. Kalau kamu berteriak “jangan mau ditindas oleh asing”, coba buktikan. Ikuti forum ASEAN atau Dunia dan buktikan di situ kamu bisa bersuara dan didengar!


Kata-katanya keren bukan? Memang sih nggak nyambung dengan pembahasan film, tapi setidaknya bisa jadi renungan. Untuk film, bisa kalian tonton sendiri dibioskop sebelum kehabisan :p  Jadi nagih nonton bioskop. Oke mungkin sekian dulu, salam sayang by Muthi Haura.
Jum’at, 23 Januari 2015. 19.31 WIB

Baca Artikel Populer Lainnya

0 komentar: