Workshop Chinematografi
Hay
guys, Assalamua’laikum. Kemaren ditanggal 6-7 Desember 2014 kemaren aku ikutan
workship chinematografi di taman budaya yang diselenggarakan oleh DISBUDPAR
Riau. Sebenarnya sih aku Cuma ikut ditanggal enam doang, itu pun Cuma sampai
siang. Bukannya nggak minat dengan chinematografi, minat banget malah! Secara
workshop ini berhubungan dengan jurusan yang aku ambil. Broadcasting.
Itulah,
aku Cuma ikut tanggal enam aja. Nyesel sih nyia-nyiain ilmu, apalagi dikasih
baju + sertifikat + makan, gratis lagi! Kenapa
Muth? kok Cuma ikut ditanggal enam aja? Kemaren itu pas nyampai ditaman
budaya, aku ngelihat cowok masa lalu aku. Iya, cowok yang pernah aku taksir
waktu SMP. Dia itu jahat banget dan ngelihat dia bikin aku ilfeel plus badmood.
Ternyata dia salah satu panitianya dan kami sama sekali tak saling menyapa.
Akhirnya
aku mutusin buat nggak ngelanjutin itu workshop, rugi banget kan? -_- Aku emang
gini orangnya, kalau udah sekali ngena dihati atau udah disakitin sama orang,
aku bakal cenderung menjauh dari orang itu. Walaupun ‘dia’ udah minta maaf,
tetap aja aku nggak akan bisa dekat. Mungkin tetap baik kedia, tapi aku
berusaha jaga jarak. Tapi sayangnya cowok masa lalu aku itu nggak pernah minta
maaf dan aku pernah berjanji kediri sendiri kalau aku bakal ketemu dia disaat
aku udah sukses, tapi kenapa harus waktu itu Ya Allah? Disaat aku belum punya
apa-apa -_-
Nah,
kira-kira beberapa hari yang lalu, itu cowok masa lalu nginvite aku di BBM.
Trus tanpa ngerasa bersalah dia nyapa dan nanya kabar. Kenapa baru sekarang?
Kenapa nggak dari lima tahun yang lalu? Kemana aja? Ah udah ah, nggak usah
dibahas! Hanya masa lalu dan walaupun aku bersikap baik didepan dia, tetap aja
rasa sakit itu masih ada. Hey, ini hati! Bukan terminal bus yang kamu datang,
lalu nyakitin trus pergi dan datang lagi -__-
Eeh,
kok malah curcol ya? Hehe. Oke deh, aku bakal sharing sedikit ilmu yang aku
dapatkan dari workshop chinematografi itu. Pematerinya itu bang Ocid Pilling,
alumni Institut Kesenian Jakarta.
Sebelum
mebahas lebih lanjut, kita harus tau dulu nih apa itu
fiksi-dokumenter-eksperimental-animasi. Fiksi itu adalah film imajinasi atau
fantasi, dokumenter adalah film realita, eksperimental adalah film abstrak yang
sifatnya teknis, dan animasi adalh film kartun. Nah dalam pembuatan film,
departeman-departemen yang masing-masing memiliki tugas tersedendiri. Apa saja?
Langsung check this out :
Producer/produser : Pimpinan
dalam sebuah produksi. Produser adalah seorang yang bertanggung jawab atas
filmnya secara langsung dan melaksanakannya secara sadar. Menyediakan segala
kebutuhan disaat shooting.
Penulis sjenario/script writer : Sineas profesional yang menciptakan dan
meletakkan dasar acuan bagi pembuatan film dalam bentuk format naskah/skenario.
Director/Sutradara : Sutradara
menduduki posisi tertinggi dari segi artistik. Ia memimpin membuatan film
tentang bagaimana yang harus tampak oleh penonton. Sutradara harus mampu
membuat film dengan wawasan, sense of art, serta pengetahuan tentang medium
film, untuk mengontrol film dari awal produksi sampai dengan tahap penyelesain.
Penata kamera/Director of
Photografi : Seorang sinematografer diharapkan
menterjemahkan naskah cerita dan konsep sutradara kedalam imaji visual.
Kolaborasi mereka sudah dimulai jauh sebelum shooting dimulai.
Penata artistik/Art Director : Tata
artistik sebagai seni dan kerajinan (craft) dari cara bertutur sinematik.
Penata suara/soundman : Desain
suara adalah seni penciptaan dan penempatan suara yang tepat pada tempat dan
saat yang tepat.
Editor : Bertugas
untuk membentuk rangkain penuturan cerita sinematik yang memenuhi standar
dramatik, artistik, dan teknis.
Itu
dia bagian-bagian departemennya, kalau kamu minat di editing, berarti kamu
bagian departemen editing. Begitu juga yang lainnya. Setelah mengetahui
bagian-bagian dapertemen, ini lho Tahap-tahap
dalam produksi film :
Development
: Biasa disebut juga pengembangan, tahapan ini membahas tentang ide, sinopsis,
treatment, dan skenario. Melibatkan sutradara, prodused, dan penulis skenario.
Pra produksi :
Membahas tentang kesiapan equipment, lokasi, budgeting, casting, dll.
Melibatkan crew inti dari tiap departemen.
Produksi : Sudah melibatkan seluruh crew, asisten, unit
produksi, dll.
Pasca produksi :
Tahap editing melibatkan editor, asisten editor, komputer grafik, sound
designer, pemusik, unit, sutradara, dan produser.
Distribusi :
Mencakup segala hal tentang penyaluran hal-hal untuk siap ditayangkan
menyangkut promosi, dll.
Eksebisi :
Penayangan dibeberapa tempat, baik itu bioskop, maupun diajang-ajang festival.
Itu
dia beberapa tahapan proses dalam pembuatan film. Gampang-gampang susah bukan?
Enaknya dalam satu team itu kompak, kalau nggak kompak mah bakal susah, apalagi
kalau ada yang childish dan pengen menang sendiri. Dalam proses pembuatan film
itu berkelompok, nggak bisa dilakuin sendiri dan dalam kelompok itu semuanya
punya peran masing-masing.
Di
tahun 2015 ini aku nargetin udah punya 5 karya film. Yang barengan sama Arifin
itu masih dalam tahap shooting dan karna mau UAS jadi kepending, tapi aku
berharap film ‘aku dipersimpangan’ itu cepat finalnya dan mulai garap film baru
lagi. Liburan nanti aku juga rencananya pengen bikin film pendek sendiri. Iya
editornya aku, scriptwriternya aku, kameramen aku, talentnya adik-adik aku.
Bisa nggak ya? Dicoba nanti!
Ngomongin
masalah film jadi keingat buku ‘dibalik layar film laskar pelangi’ dan buku
‘dibalik layar film sang pemimpi’. Didua buku itu mengupas tuntas tentang
proses pembuatan kedua film fenomenal itu dari awal. Mulai dari nyari nyusun
script, nyari talent, nyari lokasi, dan lain-lain. Keren! Emang sih butuh
proses yang lama, tapi pas ngelihat hasilnya rasanya puas banget. Sampai-sampai
lokasi pembuatan film itu dijadikan object wisata dan novel-novel karya Andrea
Hirata di terjemahkan dalam banyak versi bahasa asing.
Aku
juga pengen kaya gitu, naskah novel atau film yang aku buat bisa sefenomenal
karya Andrea Hirata. Aku akan berusaha! Nggak mudah memang, tapi bukan berarti
aku nggak bisa kan? Oke, mungkin sekian dulu dari aku. Kalau ada ilmu lain,
nanti aku bagi-bagi. ;) salam sayang, @muthiiihauraa
Sabtu,
3 Januari 2015. 10.24 WIB
Hehehe, ketemu mantan/masa lalu yang pisahnya gak baik-baik memang gak enak, ya. Tapi sudah, kita move up ;) Aku juga tertarik sama dunia perfilman, makanya waktu novelku dijadikan film semangat banget baca script nya, sampai soal talent aja ikut cerewet, hihihi. Semoga cita-citamu tercapai, ya :)
BalasHapusini yang bikin fokus malah awalnya ya muth hahaha
BalasHapus