Impian
Kamu
punya apa untuk hidup? Aku punya Allah dan berjuta mimpi untuk diwujudkan.
Ngomongin
soal mimpi memang nggak pernah ada habisnya dan entah kenapa selalu menjadi
topik yang aku suka. Mimpi, mimpi, dan mimpi. Hanya karna mimpi dan aku percaya
dengan mimpi itu, makanya aku mampu bertahan sejauh ini. Mampu tetap berdiri
kokoh hanya dengan berkeyakinan bahwa mimpi itu akan terwujud. Dalam waktu
dekat ini, entah sekarang, entah nanti.
Masih
ingat dengan Arai dinovel sang pemimpi? Dimana ia dan ikal berani bermimpi dan
berani mewujudkan mimpi tersebut apapun rintangannya. Dinovel itu Arai pernah
bilang : “Anak kaya kita kalau tidak
punya mimpi akan mati boy!” Dan aku menyetujuinya. Ya, kalau aku tidak
punya mimpi, aku pasti tidak akan punya semangat untuk hidup. Tidak akan punya
semangat untuk membahagiakan orang-orang yang aku sayang. Mimpi adalah jembatan
untuk membahagiakan mereka yang aku sayang. Begitulah menurutku.
Banyak
sekali orang-orang yang punya mimpi, tapi hanya menjadikan mimpi itu bunga
tidur. Aku nggak ingin seperti itu. Aku ingin mimpi aku terwujud menjadi nyata
dengan action yang aku lakukan. Seperti Ikal. Seperti Arai. Dan seperti
mereka-mereka yang berani bermimpi tinggi dan berani mewujudkannya.
Aku
punya banyak mimpi. Banyak sekali. Salah satunya menjadi penulis. Ini mimpi
sejak aku SD. Mimpi yang aku tanam dan pupuk jauh-jauh hari. Aku introvert yang
lebih suka menyampaikan sesuatu lewat tulisan ketimbang lisan. Aku suka nulis.
Paradigma masyarakat zaman sekarang masih berfikiran bahwa menulis bukanlah
sebuah pekerjaan yang harus diimpi-impikan. Menulis hanya sampingan. Bahkan
almarhumah umiku sempat tidak menyetujui mimpiku untuk menjadi seorang penulis.
Umi bilang : “Kenapa harus jadi penulis? Kalau bukunya nggak laku, mau makan
pakai apa?”
Tapi
semenjak aku menunjukkan kesungguhan dalam bidang menulis, umi mulai
mengizinkannya. Dizaman sekarang ini, penulis bukan lagi pekerjaan sampingan.
Banyak banget peluang yang bisa didapat oleh seorang penulis. Kita ambil
contoh Raditya Dika, Asma Nadia, dan Andrea Hirata. Mereka orang-orang hebat yang
memulai karya lewat menulis.
Pas
ke Gramedia atau ketoko buku, aku pasti selalu berdiri didekat rak buku sambil
tanganku memegang rak buku tersebut. Kupejamkan mata sesaat dan kubisikkan
didalam hati bahwa suatu hari nanti, salah satu buku karyaku akan berada
dirak-rak toko buku seluruh Indonesia. Bukan hanya itu, disaat lagi temu
penulis atau bahasa kerennya itu meet and great, aku pasti selalu nyeletuk
keteman-temanku sejenis : “Besok aku yang
ngadain meet and great”, “Besok aku yang diminta tanda tangannya lagi”, “Besok
aku yang diminta photo bareng lagi” Alhamdulillah teman-temanku nggak
pernah ngeledek, mereka Cuma mengaminkan dan juga ikut-ikutan berucap seperti
yang aku ucapkan. Memang hal itu sepele, tapi bagi aku memiliki arti lain, dengan
bertindak begitu membuatku merasa mimpi itu semakin dekat.
Tentu
saja aku nggak tinggal diam dengan mimpi-mimpi itu. Aku berusaha untuk
mewujudkannya sebisaku. Untuk saat ini udah ada satu naskah novelku yang di ACC
penerbit mayor dan dalam proses antri untuk naik cetak. Itu masih awal bagiku
dan saat ini aku tengah berjuang menyelesaikan targetku. Ya targetku tahun ini
adalah menghasilkan enam naskah fiksi atau nonfiksi.
Selain
menulis, aku juga mempunyai mimpi lain. Menjadi pengusaha atau istilah kerennya
itu berkecimpung didunia entreprenuer. Bukan tanpa alasan, karna setiap pilihan
itu pasti memiliki alasan. Aku ingin menjadi pengusaha yang bisa membuka
lapangan pekerjaan buat orang lain, sehingga menipiskan jumlah pengangguran
dinegri ini. Memang proses menjadi seorang pengusaha itu tidak mudah. Harus
tahan banting dan tidak mudah nyerah. Aku akan berusaha menikmati setiap
prosesnya.
Aku
selalu kagum dengan cerita sukses para pengusaha muda, salah satunya Yasa
Singgih. Selain itu menjadi pengusaha pastilah banyak uangnya. Nggak munafik
bahwa aku juga butuh uang. Aku pengen ngehajiin ayahku, almarhumah umi, dan
almarhumah nenek. Aku pengen nyekolahin adik-adikku hingga mereka menjadi
sarjana. Saat adik-adikku sukses nanti, tentu aku juga akan merasa bahagia,
karna ada campur tangan aku untuk masa depan mereka. Selain itu hal yang paling
nggak ngenakin dalam hidup adalah disaat ngelihat orang yang paling kamu sayang
terbaring sakit, tapi kamu nggak bisa berbuat apa-apa. Bahkan untuk ngebayar perobatannya
pun nggak bisa. Itu terjadi pada almarhumah nenekku. Nenek sakit kanker, tapi
keluarga kami nggak bisa berbuat apa-apa karna keterbatasan biaya.
Makanya
aku bertekad untuk sukses dan impian menjadi pengusaha ini tentu saja butuh
tindakan action. Tanggal 28 Januari kemaren, aku udah buka toko online yang aku
kasih nama Rala Beauty Olshop. Aku berharap Rala bisa berkembang dengan baik,
selain itu aku juga punya satu ide bisnis lagi yang Insha Allah akan aku
wujudkan ditahun 2016. Sekarang masih ngumpulin modal.
Yang dijual di Rala Beauty Olshop
Itu
dua impian terbesarku. Dua impian yang aku yakin bahwa suatu hari nanti aku
bisa mewujudkannya. Nggak mudah memang, aku tau bakal banyak rintangan
didepannya, tapi bukan berarti nggak bisa kan? Jika satu pintu tertutup untukku,
masih ada pintu lain yang terbuka lebar, selalu ada jalan buat orang-orang yang
mau berusaha.
Lelah
itu pasti, karna tak ada kesuksesan tanpa diawali kelelahan. Bila kegagalan itu
bagai hujan dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk
melihat pelangi. Keep fighting till the end! ;))
“Postingan ini diikut sertakandalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu”
semoga sukses mbak toko onlinenya, insyaallah rejeki bisa mengalir dari sana
BalasHapusMimpi itu akan terwujud juka diiringi tindakan nyata dan doa, tanpa itu maka hanya akan menjadi hayalan belaka. Semoga sukses meraih mimpinya
BalasHapusSetuju banget sama semua tulisannya :)
BalasHapusAmmmmmiiiinn semiga terwujud kak :))
BalasHapuskeep fighting jangan menyerah terhadap kegagalan ya mbak, semoga sukses selalu. terimakasih atas partispasinya ya
BalasHapus