KPP Adakan Lomba
Hay
Assalamua’laikum. Selamat bermalam minggu wahai kalian orang-orang hebat.
Isilah malam ini untuk hal-hal yang bermanfaat ya. Hari ini luar biasa
menurutku. Mendapatkan pengalaman baru dan pastinya ketemu dengan orang-orang
yang luar biasa.
Kenapa Mut? Ngapain
hari ini? Hari ini aku mengikuti perlombaan menulis yang
ditaja oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan (KPP) BEM UIN SUSKA Riau dengan
tema mensinergikan peran perempuan untuk pendidikan dan peradaban. Ada tiga
lomba yang diadakan, yakni lomba debat-menulis-berpuisi. Tentu saja aku memilih
mengikuti lomba menulis. H-1 sebelum deadline, aku mencoba menuliskan ideku dan
dihari Deadlinenya, aku meminta Desnot untuk mengirimkan tulisanku lewat pesan
facebooknya.
Ditanggal
15 kemaren, diadakan technical meeting untuk semua lini perlombaan. Sayangnya
aku nggak ikut disebabkan memang bentrok dengan jadwal kuliah. Aku sama sekali
nggak tau apa-apa yang harus dipersiapkan. Malamnya aku dapat SMS yang
menyatakan kalau tulisan aku itu masuk 9 besar dari 19 peserta yang ikut. 9
besar ini wajib datang keesokan harinya jam 8 di gedung teater UIN SUSKA.
Awalnya
aku ngajak Chrystin untuk nemenin, tapi setelah dipikir-pikir kasihan juga
ngerepotin orang lain. Sempat bingung juga gedung teater UIN SUSKA letaknya
dimana. -_- Akhirnya aku memberanikan diri untuk datang tadi pagi seorang diri.
Iya, seorang diri. Celinguk sana-celinguk sini kaya orang bodoh, benar-benar
seperti orang tersesat dan kebingungan yang nggak tau apa-apa.
Akupun
memberanikan diri untuk menyapa seseorang dan orang yang pertama kali menjadi
teman aku di ajang lomba ini bernama Herda Marni Novi. Entah kenapa langsung
bisa cerita banyak hal dengan sosoknya. Ia sosok yang ramah dan ternyata
dulunya ia anak Gagasan yang sama Dikdas dengan Hikma dkk. Novi sekarang jadi
anak BEM entah berada dibagian kementrian apa, aku lupa. Dari Novi aku tau
kalau ternyata sembilan tulisan yang lulus itu nantinya akan dipresentasikan
dan dipilih enam terbaik.
Aku
rada kaget juga ngedengarnya, masalahnya aku nggak ada persiapan apa-apa.
Bahkan kertas tulisanku itupun nggak aku bawa. Sempat pesimis dan ingin mundur,
tapi setelah dipikir-pikir lagi, aku udah sampai sejauh ini dan aku harus
mundur begitu saja? Oh tentu saja tidak! Aku tidak sepengecut itu. Aku udah terlanjur
nyebur, ya udah nyebur aja lebih dalam sekalian.
Yang
namanya Indonesia, ngaret itu kayanya udah jadi bagian dari kehidupan. Jam 8
yang seharusnya acara dimulai, malah belum juga dimulai. Aku sempat-sempatnya
nemenin Novi makan dibuluh Cina. Banyak cerita yang Novi bagi padaku, tentang
BEM-tentang Gagasan-dan tentang tentang lainnya.
Selesai
nemeni Novi makan, kami kembali ketempat acara yang ternyata sudah dimulai dan
yang ikut lumayan ramai. Untuk pertama kalinya aku melihat sosok kak Suci. Sosok
yang sempat aku kagumi lewat dunia maya. Awal aku mengaguminya saat ia diundang
siaran diradio IMIKI, entah kenapa kata-kata yang ia ucapkan begitu menyentuh
dan memotivasi. Aku sampai nangis mendengar kisah hidupnya saat siaran. Kak
Suci juga udah nulis buku dan tengah membesarkan bisnis bimbingan belajarnya
yang ia beri nama Syakillah.
Saat
melihat sosoknya secara langsung, bertambah kekagumanku padanya. Sosok cantik,
insfiratif, anggun, sholeha, berwibawa, pintar. Menatap sosok itu membuat
pikiranku mengembara pada sosok Oki Setiana Dewi. Jilbab lebarnya semakin
menambah pesonanya. Ah, bisakah aku sepertimu kak?
Saat
selesai membacakan teknis lomba, ada break. Aku sempat kenalan dengan
teman-teman hebat dan luar biasa lainnya. Ada Alifa, Oca, Dila, dan teman-teman
lainnya. Ada juga penampilan nasyid dari kak Ade. Nasyid yang dibawakan kak Ade
adalah lagunya almarhum Ustadz Jeffry Al-Buchori yang judulnya bidadari surga,
tapi pas bagian bidadari surganya diganti jadi pangeran surga. Lagu ini entah
kenapa membuatku tersadar tentang hakikat cinta yang sebenarnya. Tentang cinta
didalam islam.
Setiap manusia punya
rasa cinta, yang mesti dijaga kesuciannya. Namun ada kala insan tak berdaya,
saat dusta mampir bertahta. Kuinginkan dia, yang punya setia. Yang mampu
menjaga kemurniannya. Saat ku tak ada kujauh darinya, amanah pun jadi
penjaganya. Hatimu tempat berlindungku, dari kejahatan syahwatku. Tuhanku
merestui itu, dijadikan engkau suamiku. Engkaulah pangeran surgaku.
Lagu
yang indah dan menyentuh. Lanjut deh ke acara lomba. Untuk berbagai macam
lomba, tempatnya itu dibeda-bedakan karna kalau dalam satu ruangan takutnya
nggak cukup waktunya. Aku dapat urutan keempat untuk mempersentasikan
tulisanku, tanpa persiapan apa-apa. Asli aku aja nggak tau apa yang aku
presentasikan tadi -_- Aku pesimis, apa lagi yang lain tampilnya bagus-bagus.
Bawa ayat-ayat juga. Tapi pas dibacakan pengumuman, nama aku masuk kedalam
urutan enam besar yang artinya ikut ketahap selanjutnya. Suprise? Pasti.
Padahal pasrah aja tadi.
Masuk
ketahap selanjutnya yaitu tanya jawab plus disuruh buat tulisan lagi dari
pertanyaan jurinya. Kami enam peserta yang tersisa sama-sama memaksimalkan
waktu yang ada untuk menulis lagi, padahal waktu yang dikasih cuma sepuluh
menit. Ternyata pengumuman acaranya sore hari setelah anggota debat selesai.
Lama menunggu, aku sama Yunita Amelia berbagi cerita. Ya memang Uni juga
termasuk dalam anggota lomba nulis yang masuk enam besar.
Banyak
hal yang kami ceritakan. Banyak sekali dan tentu saja tidak bisa aku tuliskan
disini karna bersifat privasi. Kami cerita tentang organisasi, tentang sahabat,
tentang dakwah, tentang komitmen, dan tentang lain sebagainya. Banyak hal yang
aku dapat hari ini lewat cerita Uni, bahkan kami juga sempat meneteskan air
mata ditengah cerita. Entah kenapa diskusi bareng Uni membuatku semakin sadar
tentang hakikat diri. Hakikat cinta yang sebenarnya. Hakikat kehidupan. Waktu
yang dari dzuhur sampai ashar kami gunakan untuk bercerita, sambil juga
sesekali mendengarkan teman-teman yang ikut lomba debat. Pas pengumuman, namaku
benar-benar tidak ada ditiga besar. Sedankan Uni juara II, kak Imel juara III,
dan Anisa juara I. Mereka sosok-sosok yang luar biasa. Wanita hebat berprestasi
yang menggunakan waktu hidupnya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Kecewa
karna tidak masuk tiga besar? Sedikit! Tapi tetap bersyukur untuk pengalaman
luar biasa dihari ini. Nggak apa-apa tidak masuk 3 besar yang penting hari ini
aku mampu mengalahi sikap pengecut didalam diri. Bukankah masuk 6 besar
diantara mereka yang luar biasa lainnya termasuk hal yang luar biasa?
Alhamdulillah. Fa bi’ayyi ‘alaa’i rabbikumaa tukadz dzibaan. Mungkin Allah
bilang : “Muthi nggak sekarang ya, besok coba lagi :D”
Selesai
pengumuman, Uni menemaniku menunggu bus. Tentu saja kami masih sambil berbagi
cerita. Aku juga menceritakan tentang ‘dia’. Entah kenapa aku bisa
mempercayainya, seperti aku percaya layaknya pada Ulan-Mumun-Lelek-Chrystin.
Aku cerita semuanya ke Uni. Cerita tentang kedekatan aku dan ‘dia’. Tentang
panggilan spesial aku dan ‘dia’. Bahkan kulihatkan juga BBM kami ke Uni.
Semuanya! Kebetulan Uni juga cukup mengenal sosok ‘dia’. Aku meminta saran ke
Uni bagaimana caranya menghilangkan rasa ini ke ‘dia’, aku kalau udah bm-an
sama dia, paling malas buat ngapa-ngapain dan aku rasa itu nggak bagus.
Menurutku masih ada aba yang harus kubahagiakan dibanding harus memadu cinta
dalam balutan sahabat sekalipun dengan sosoknya.
Uni
cerita banyak hal secara jujur hari ini padaku. Banyak hal! Termasuk Uni
mengakui ternyata ia sering stalkerin aku. Kata Uni dia memang suka stalkerin
orang yang menurutnya bisa ia ambil hikmah dan pelajaran. Wah ternyata ada juga
yang suka stalkerin aku :v Yang kenal aku didunia nyata dan ternyata suka
stalkerin aku juga, kasih tau dong. :D Ahaha, narsis -_-
Diakhir
cerita, Uni memberiku sebuah daun yang ia rakit sendiri. Uni berpesan agar aku
menjaga daun itu untuk selamanya, sampai aku punya anak-cucu-cicit. Entah apa
maksudnya, tetapi aku menuruti. Uni,
daunnya udah Muthi simpan ditempat yang aman Insha Allah. Muthi simpan dikotak
yang didalamnya juga berisi kertas-kertas impian Chrystin yang dulu sempat
diberikannya. Trimakasih ya Uni! :D
Diakhir pertemuan, Uni merangkulku sambil bilang : “Uni sayang sama Muthi”. So
swiiiit!
Trus
tadi pas aku cek BBM, Novi buat status. Memang kami sudah saling bertukar pin.
Status Novi kaya gini : “Luar biasa (y) bangga bisa bergabung dengan kalian
perempuan-perempuan hebat UIN SUSKA.”
Aku
balas PM-nya : Bangga ketemu Novi hari ini
Novi
balas : Hehehe iya Muthi. Bangga juga bisa ketemu penulis hebat seperti Muthi
diajang ini.
Aah
Novi lebai, makasi {} Ya Allah makasi untuk hari ini. Makasi udah mempertemukan
dengan mereka yang luar biasa. Makasi untuk pengalaman berharga hari ini.
Makasi my Allah. Makasi aba yang selalu ngedukung setiap aktivitasku. Makasi
buat Ulan-Ides yang neror lewat SMS dan BM dengan pertanyaan : “Menang nggak
Mut?” Haha, maaf belum bisa membanggakan kalian ya. Next time Insha Allah.
Ayo
Mut upgrade diri. Perbaiki diri. Dekatkan diri pada Allah. Fokus karna masih
banyak yang harus dilakukan dengan waktu yang ada ini. Terus maksimalkan diri.
Banyak baca! Allah dulu, Allah lagi,
Allah selamanya. Salam sayang, @muthiiihauraa
Sabtu,
17 Mei 2015. 00.25 WIB.
Selamat ya...pengalaman menjadi guru yang baik walau blm menang
BalasHapus