Tentang Turki #1

17.09 muthihaura 6 Comments



Hay Assalamua’laikum. Gimana kabarnya duhai para pengejar mimpi? Semoga selalu optimis dalam menjalankan setiap harinya. Hari Kamis kemaren aku baru saja menyelesaikan novel karya Kang Abik yang berjudul ‘Api Tauhid’. Novel ini tebalnya nggak nanggung-nanggung dan isinya semua mengandung hikmah. Membaca novel ini membawa pikiranku mengembara entah kemana-mana. Aku jadi merasakan terlibat dalam peperangan perebutan Konstantinopel. Aku jadi mengenal dekat sosok ulama tersohor di Turki yang diberi gelar Badiuzzaman yang artinya keajaiban zaman, ulama itu bernama Badiuzzaman Said Nursi. Aku juga jadi tenggelam didalam kisah cinta Fahmi dan Nuzula yang dimana memang pada dasarnya cinta setelah nikah adalah cinta yang terindah. Dimana dua pasang muda-mudi saling mengenal setelah nikah, saling menyatukan visi yang jelas, saling berbagi banyak cerita, dan saling menyentuh tangan untuk yang pertama kalinya. Kalau pacaran dulu mah pasti udah sentuhan tangan atau bahkan ‘lebih’, terus apa indahnya setelah nikah? Cinta yang berakar dari kesucian, melahirkan keberkahan.

Novel ini punya Ama, teman aku di Gagasan yang bisa dibilang kami lumayan dekat. Pas aku dikos Ama, awalnya Ama keberatan minjamin, takut dia bukunya rusak gegara aku. Tenang Ma, Muthi jaga baik-baik kok =)) Hampir semingguan lebih aku baca novel ini, sebenarnya bisa lebih cepat, tapi karna ada beberapa tugas dan UTS, jadi ya ketunda. Dari novel ini aku belajar banyak hal dan mulai terkagum-kagum dengan Turki. Aku jadi tau kenapa kak Sofia Zhanzabila begitu tertarik dan ingin sekali berkunjung ke Turki. Ternyata di Turki memiliki peradaban Islam yang luar biasa. Nah kali ini aku pengen sharing tentang perkembangan Turki dari awal perebutan sampai saat ini sebisa yang aku tangkap dari buku Api Tauhid karya kang Abik. Simak ya baik-baik dan semoga bermanfaat ;)

Saat Rasulullah mendapatkan wahyu untuk menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan, Rasulullah mengirim surat lewat utusan-utusannya kepada raja-raja yang berkuasa diberbagai daerah. Dari semua utusan Rasulullah, ada salah satu utusan yang dibunuh dikota Konstantinopel oleh raja yang berkuasa. Ajakan dakwah Rasulullah ditentang habis-habisan oleh raja Konstantinopel. Sejak itu pergulatan antara umat Muslim dengan kerajaan Konstantinopel dimulai.

Kota Konstantinopel adalah kota yang memiliki benteng tertinggi dan terkuat, sehingga tidak ada satu negara lainpun yang berani menghadapi dan menguasai Konstantinopel. Rasulullah pernah berkata : “Kota Konstantinopel itu akan ditaklukkan oleh umat Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baiknya pemimpin dan pasukan yang dibawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan” (HR.Ahmad)

Kata-kata Rasulullah itu seakan menjadi sayembara bagi umat islam untuk menaklukkan Konstantinopel, termasuk setelah Rasulullah wafat. Pada masa kepemimpinan khulafaur rasyidin pun, Konstantinopel masih belum bisa ditaklukkan. Saat tiba pada dinasti Umayyah pada Kamis tanggal 26 Rabiul Awwal 857 H/ 6 April 1453, Sultan Muhammad II bersama 150.000 pasukan dan 400 kapal perang mengepung Konstantinopel. Kaisar Byzantium saat itu yang bernama Constantine XI Paleologus melakukan berbagai penawaran untuk mengamankan kedudukannya, namun ditolak oleh Sultan Muhammad II.

Sultan Muhammad II mengirim surat yang menyatakan jika Konstantinopel diserahkan dengan damai, maka masyarakat dan kaisar diberi keamananan. Kaisar Constantine XI membalas bahwa ia telah bersumpah untuk melindungi Konstantinopel hingga nafas terakhir. Pada 20 Jumadil Ula 857/29 Mei 1453, terjadi pertempuran dan islam menang dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Teriakan takbir berkumandang haru. Ah sangat indah pastinya saat aku bisa berada disana menyaksikan kemenangan umat Islam atas Konstantinopel. Sejak kemenangan itu, Sultan Muhammad II mendapat gelar Sultan Muhammad Al Fatih.

Ditangan Sultan Muhammad Al Fatih, Konstantinopel semakin jaya dan menjadi singa yang ditakuti. Kekhilafahan Turki Utsmani menguasai separuh Asia,separuh Eropa, dan sebagian Afrika, yang berdiri tegak 624 tahun dimuka bumi. Subhanallah. Konstantinopel yang dikenal dengan Turki itu melahirkan banyak ulama-ulama hebat, salah satunya Badiuzzaman Said Nursi. Badiuzzaman Said Nursi adalah ulama terpandang di Turki. Ulama yang tidak hanya hebat dibidang agama, tapi juga hebat dicabang-cabang ilmu lainnya. Kepintarannya terkenal dipenjuru Turki. Said Nursi adalah orang yang berperan penting juga untuk mempertahankan islam saat kepemimpinan Mustama Kemal.

Banyak hal yang aku pelajari dari sosok Said Nurse, salah satunya ia adalah sosok yang penggila ilmu sejak umurnya masih belia. Ia melahap banyak buku. Said Nursi berani menantang bahaya untuk mendapatkan ilmu didesa lain, ia berjalan seorang diri tanpa rasa takut. Lihat kita sekarang, udah diberikan banyak kemudahan untuk menuntut ilmu, masih saja bermalas-malasan. Masih saja banyak alasan. Malu dan ketampar banget. -_-

Yuk kita lanjut kisah tentang Turkinya ;) Ada beberapa pemimpin-pemimpin Turki yang bersekolah di daerah Barat, pemimpin-pemimpin itu menganut paham sekuler. Paham yang memisahkan antara agama dengan negara, salah satunya adalah Mustafa Kemal. Ngomongin soal pemisahan agama dan negara, tadi di Gagasan aku bareng Desnot dan bang Rico sharing tentang seorang ‘sosok’ yang bisa untuk dikagumi, namun sayang, beliau memisahkan agama dengan negara. Menurut pendapat ‘sosok’ itu agama dan negara tidak bisa disatukan. Jika agama disatukan, maka agama-agama  lain yang minoritas akan merasa tersingkirkan. Pemikiran sekuler menurutku, tapi disatu sisi ada benarnya. Tapi apa bisa negara berdiri sendiri tanpa agama? Sedangkan agama tidak dipisahkan dengan negara saja, negara masih awut-awutan. Apalagi agama dipisahkan dari negara?

Bagaimana mungkin akhirat bisa dipisahkan dengan duniawi padahal jelas-jelas mereka saling berhubungan? Bagaimana cara memisahkan akhirat dengan dunia? Jika diibaratkan akhirat itu seperti padi dan dunia itu rumput. Jika kita menanam padi, rumput juga pasti akan ikut tumbuh. Tapi kalau semisalnya kita hanya menanam rumput, apakah padi juga ikut tumbuh? Do you know what i mean?  Jika kita mengejar akhirat, dunia itu bakal ngikut aja. Kalau dunia yang kita kejar, apa akhirat akan ngikut?

Intinya menurutku agama dan negara tidak bisa dipisahkan! Bukankah Rasulullah sudah menerapkan cara kepemimpinan yang dimana menyatukan negara dengan berbagai macam agama, termasuk agama minoritas. Bukankah kepemimpinan Rasulullah masyarakatnya begitu sejahtera? Dikepemimpinan Rasulullah, kaum minoritas apapun agamanya pasti darah dan kebebasannya dilindungi. Haram hukumnya membunuh orang berbeda agama yang darahnya dilindungi.

Eh melenceng jauh ya? Okee, kita kembali ke masa pemerintahan Turki. Pada tanggal 29 Oktober 1923, Majelis Agung mengadopsi konstitusi yang menciptakan Republik Turki. Pada hari itu juga, Mustafa Kemal dipilih sebagai presiden pertamanya. Dan pada tanggal 3 Maret 1924, Majelis Nasional Agung mengeluarkan UU yang isinya menghapus kekhalifahan dan memutus segala hubungan antara Republik Turki dengan kekhilafahan Utsmani. Secara otomatis UU itu mengakhiri Abdulmecit sebagai khalifah. Ia dan seluruh keluarganya diusir dari Turki.

16 Maret 1924, Majelis Agung Nasional mengeluarkan UU Penyatuan Pendidikan, yaitu UU nomor 430. Dengan UU itu, pendidikan agama dihapus. Semua madrasah agama dilebur jadi satu kedalam kementrian pendidikan umum. 24 April 1924, Kementrian Waqaf dan urusan agama serta pengadilan agama dihapus. 25 Juli 1925, penanggalan di Turki itu yang biasa dipakai adalah Rumi sejak zaman Turki Utsmani. Penanggalan Rumi dihapus dan diganti dengan penanggalan Gregorian Eropa. 2 September 1925, Ziarah kemakam wali dilarang. Seluruh makam wali dan sufi ditutup.
-to be contiuned-

Cerita tentang Turkinya aku potong dulu ya. Capek. Insha Allah bakal dilanjut di ‘Tentang Turki#2’. Intinya setelah pemimpin-pemimpin Turki yang sekuler itu memisahkan agama dengan negara, berlahan singa yang ditakuti itu mulai bisa ditumbangkan. Tidak ditakuti lagi seperti dulu. Apa yang aku sampaikan diatas hanya sebatas pemahaman kecil aku tentang apa yang aku baca. Koreksi jika salah karna kebenaran itu datangnya dari Allah dan kesalahan itu murni dari diri sendiri. Aku masih harus banyak membaca kok, terutama untuk dua bidang yang sangat aku minati, Broadcast dan Jurnalistik. Semangat Mut! Salam sayang, @muthiiihauraa
Jum’at, 15 Mei 2015. 21.14 WIB.

Baca Artikel Populer Lainnya

6 komentar:

  1. wah keren semangat yah mantap....

    BalasHapus
  2. Jujur saja yang aku tahu tentang cuma 3, Laut Marmara, istanbul, dan tentunya KEBAB Turki :3

    BalasHapus
  3. saya sudah baca novelnya kereeen emang kisahnya, nambah wawasan nambah cinta ama Turki juga

    BalasHapus
  4. coba dtg kesana mba :).. Aku baru sekali ke Turki, tepatnya Istanbul, dan lgs jatuh cinta. Budayanya, itu kayaaa bgt. liat bangunan2nya, musium nya, duhhh ga pgn kluar mba ;) ...Yg pastinya jd pgn dtg lg ke kota2 lain Turki

    BalasHapus
  5. Aku kok booring bgt ya baca novel itu :((

    BalasHapus
  6. Insya Allah kita bisa ke Turki suatu saat nanti, dek. Kakak juga udah baca novelnya, bagus memang. Kisahnya Said Nursi bikin kita sadar dan malu sendiri.

    BalasHapus