Tentang Turki #1
Hay
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya duhai para pengejar mimpi? Semoga selalu
optimis dalam menjalankan setiap harinya. Hari Kamis kemaren aku baru saja
menyelesaikan novel karya Kang Abik yang berjudul ‘Api Tauhid’. Novel ini
tebalnya nggak nanggung-nanggung dan isinya semua mengandung hikmah. Membaca
novel ini membawa pikiranku mengembara entah kemana-mana. Aku jadi merasakan
terlibat dalam peperangan perebutan Konstantinopel. Aku jadi mengenal dekat
sosok ulama tersohor di Turki yang diberi gelar Badiuzzaman yang artinya
keajaiban zaman, ulama itu bernama Badiuzzaman Said Nursi. Aku juga jadi
tenggelam didalam kisah cinta Fahmi dan Nuzula yang dimana memang pada dasarnya
cinta setelah nikah adalah cinta yang terindah. Dimana dua pasang muda-mudi
saling mengenal setelah nikah, saling menyatukan visi yang jelas, saling
berbagi banyak cerita, dan saling menyentuh tangan untuk yang pertama kalinya.
Kalau pacaran dulu mah pasti udah sentuhan tangan atau bahkan ‘lebih’, terus
apa indahnya setelah nikah? Cinta yang berakar dari kesucian, melahirkan
keberkahan.
Novel
ini punya Ama, teman aku di Gagasan yang bisa dibilang kami lumayan dekat. Pas
aku dikos Ama, awalnya Ama keberatan minjamin, takut dia bukunya rusak gegara
aku. Tenang Ma, Muthi jaga baik-baik kok
=)) Hampir semingguan lebih aku baca novel ini, sebenarnya bisa lebih
cepat, tapi karna ada beberapa tugas dan UTS, jadi ya ketunda. Dari novel ini
aku belajar banyak hal dan mulai terkagum-kagum dengan Turki. Aku jadi tau
kenapa kak Sofia Zhanzabila begitu tertarik dan ingin sekali berkunjung ke
Turki. Ternyata di Turki memiliki peradaban Islam yang luar biasa. Nah kali ini
aku pengen sharing tentang perkembangan Turki dari awal perebutan sampai saat
ini sebisa yang aku tangkap dari buku Api Tauhid karya kang Abik. Simak ya
baik-baik dan semoga bermanfaat ;)
Saat
Rasulullah mendapatkan wahyu untuk menyampaikan dakwahnya secara
terang-terangan, Rasulullah mengirim surat lewat utusan-utusannya kepada
raja-raja yang berkuasa diberbagai daerah. Dari semua utusan Rasulullah, ada
salah satu utusan yang dibunuh dikota Konstantinopel oleh raja yang berkuasa.
Ajakan dakwah Rasulullah ditentang habis-habisan oleh raja Konstantinopel.
Sejak itu pergulatan antara umat Muslim dengan kerajaan Konstantinopel dimulai.
Kota
Konstantinopel adalah kota yang memiliki benteng tertinggi dan terkuat,
sehingga tidak ada satu negara lainpun yang berani menghadapi dan menguasai
Konstantinopel. Rasulullah pernah berkata : “Kota Konstantinopel itu akan
ditaklukkan oleh umat Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baiknya
pemimpin dan pasukan yang dibawah komandonya adalah sebaik-baiknya pasukan”
(HR.Ahmad)
Kata-kata
Rasulullah itu seakan menjadi sayembara bagi umat islam untuk menaklukkan
Konstantinopel, termasuk setelah Rasulullah wafat. Pada masa kepemimpinan
khulafaur rasyidin pun, Konstantinopel masih belum bisa ditaklukkan. Saat tiba
pada dinasti Umayyah pada Kamis tanggal 26 Rabiul Awwal 857 H/ 6 April 1453,
Sultan Muhammad II bersama 150.000 pasukan dan 400 kapal perang mengepung
Konstantinopel. Kaisar Byzantium saat itu yang bernama Constantine XI
Paleologus melakukan berbagai penawaran untuk mengamankan kedudukannya, namun
ditolak oleh Sultan Muhammad II.
Sultan
Muhammad II mengirim surat yang menyatakan jika Konstantinopel diserahkan
dengan damai, maka masyarakat dan kaisar diberi keamananan. Kaisar Constantine
XI membalas bahwa ia telah bersumpah untuk melindungi Konstantinopel hingga
nafas terakhir. Pada 20 Jumadil Ula 857/29 Mei 1453, terjadi pertempuran dan islam
menang dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Teriakan takbir berkumandang haru.
Ah sangat indah pastinya saat aku bisa berada disana menyaksikan kemenangan
umat Islam atas Konstantinopel. Sejak kemenangan itu, Sultan Muhammad II
mendapat gelar Sultan Muhammad Al Fatih.
Ditangan
Sultan Muhammad Al Fatih, Konstantinopel semakin jaya dan menjadi singa yang
ditakuti. Kekhilafahan Turki Utsmani menguasai separuh Asia,separuh Eropa, dan
sebagian Afrika, yang berdiri tegak 624 tahun dimuka bumi. Subhanallah. Konstantinopel
yang dikenal dengan Turki itu melahirkan banyak ulama-ulama hebat, salah
satunya Badiuzzaman Said Nursi. Badiuzzaman Said Nursi adalah ulama terpandang
di Turki. Ulama yang tidak hanya hebat dibidang agama, tapi juga hebat
dicabang-cabang ilmu lainnya. Kepintarannya terkenal dipenjuru Turki. Said
Nursi adalah orang yang berperan penting juga untuk mempertahankan islam saat
kepemimpinan Mustama Kemal.
Banyak
hal yang aku pelajari dari sosok Said Nurse, salah satunya ia adalah sosok yang
penggila ilmu sejak umurnya masih belia. Ia melahap banyak buku. Said Nursi
berani menantang bahaya untuk mendapatkan ilmu didesa lain, ia berjalan seorang
diri tanpa rasa takut. Lihat kita sekarang, udah diberikan banyak kemudahan
untuk menuntut ilmu, masih saja bermalas-malasan. Masih saja banyak alasan.
Malu dan ketampar banget. -_-
Yuk
kita lanjut kisah tentang Turkinya ;) Ada beberapa pemimpin-pemimpin Turki yang
bersekolah di daerah Barat, pemimpin-pemimpin itu menganut paham sekuler. Paham
yang memisahkan antara agama dengan negara, salah satunya adalah Mustafa Kemal.
Ngomongin soal pemisahan agama dan negara, tadi di Gagasan aku bareng Desnot
dan bang Rico sharing tentang seorang ‘sosok’ yang bisa untuk dikagumi, namun
sayang, beliau memisahkan agama dengan negara. Menurut pendapat ‘sosok’ itu
agama dan negara tidak bisa disatukan. Jika agama disatukan, maka agama-agama lain yang minoritas akan merasa tersingkirkan.
Pemikiran sekuler menurutku, tapi disatu sisi ada benarnya. Tapi apa bisa negara
berdiri sendiri tanpa agama? Sedangkan agama tidak dipisahkan dengan negara
saja, negara masih awut-awutan. Apalagi agama dipisahkan dari negara?
Bagaimana
mungkin akhirat bisa dipisahkan dengan duniawi padahal jelas-jelas mereka
saling berhubungan? Bagaimana cara memisahkan akhirat dengan dunia? Jika
diibaratkan akhirat itu seperti padi dan dunia itu rumput. Jika kita menanam
padi, rumput juga pasti akan ikut tumbuh. Tapi kalau semisalnya kita hanya
menanam rumput, apakah padi juga ikut tumbuh? Do you know what i mean? Jika kita mengejar akhirat, dunia itu bakal
ngikut aja. Kalau dunia yang kita kejar, apa akhirat akan ngikut?
Intinya
menurutku agama dan negara tidak bisa dipisahkan! Bukankah Rasulullah sudah
menerapkan cara kepemimpinan yang dimana menyatukan negara dengan berbagai
macam agama, termasuk agama minoritas. Bukankah kepemimpinan Rasulullah masyarakatnya
begitu sejahtera? Dikepemimpinan Rasulullah, kaum minoritas apapun agamanya
pasti darah dan kebebasannya dilindungi. Haram hukumnya membunuh orang berbeda
agama yang darahnya dilindungi.
Eh
melenceng jauh ya? Okee, kita kembali ke masa pemerintahan Turki. Pada tanggal 29 Oktober 1923, Majelis Agung
mengadopsi konstitusi yang menciptakan Republik Turki. Pada hari itu juga,
Mustafa Kemal dipilih sebagai presiden pertamanya. Dan pada tanggal 3 Maret 1924, Majelis Nasional Agung
mengeluarkan UU yang isinya menghapus kekhalifahan dan memutus segala hubungan
antara Republik Turki dengan kekhilafahan Utsmani. Secara otomatis UU itu
mengakhiri Abdulmecit sebagai khalifah. Ia dan seluruh keluarganya diusir dari
Turki.
16 Maret 1924,
Majelis Agung Nasional mengeluarkan UU Penyatuan Pendidikan, yaitu UU nomor
430. Dengan UU itu, pendidikan agama dihapus. Semua madrasah agama dilebur jadi
satu kedalam kementrian pendidikan umum. 24
April 1924, Kementrian Waqaf dan urusan agama serta pengadilan agama
dihapus. 25 Juli 1925, penanggalan
di Turki itu yang biasa dipakai adalah Rumi sejak zaman Turki Utsmani.
Penanggalan Rumi dihapus dan diganti dengan penanggalan Gregorian Eropa. 2 September 1925, Ziarah kemakam wali
dilarang. Seluruh makam wali dan sufi ditutup.
-to
be contiuned-
Cerita
tentang Turkinya aku potong dulu ya. Capek. Insha Allah bakal dilanjut di
‘Tentang Turki#2’. Intinya setelah pemimpin-pemimpin Turki yang sekuler itu
memisahkan agama dengan negara, berlahan singa yang ditakuti itu mulai bisa
ditumbangkan. Tidak ditakuti lagi seperti dulu. Apa yang aku sampaikan diatas
hanya sebatas pemahaman kecil aku tentang apa yang aku baca. Koreksi jika salah
karna kebenaran itu datangnya dari Allah dan kesalahan itu murni dari diri
sendiri. Aku masih harus banyak membaca kok, terutama untuk dua bidang yang
sangat aku minati, Broadcast dan Jurnalistik. Semangat Mut! Salam sayang,
@muthiiihauraa
Jum’at,
15 Mei 2015. 21.14 WIB.
wah keren semangat yah mantap....
BalasHapusJujur saja yang aku tahu tentang cuma 3, Laut Marmara, istanbul, dan tentunya KEBAB Turki :3
BalasHapussaya sudah baca novelnya kereeen emang kisahnya, nambah wawasan nambah cinta ama Turki juga
BalasHapuscoba dtg kesana mba :).. Aku baru sekali ke Turki, tepatnya Istanbul, dan lgs jatuh cinta. Budayanya, itu kayaaa bgt. liat bangunan2nya, musium nya, duhhh ga pgn kluar mba ;) ...Yg pastinya jd pgn dtg lg ke kota2 lain Turki
BalasHapusAku kok booring bgt ya baca novel itu :((
BalasHapusInsya Allah kita bisa ke Turki suatu saat nanti, dek. Kakak juga udah baca novelnya, bagus memang. Kisahnya Said Nursi bikin kita sadar dan malu sendiri.
BalasHapus