[Sosok] : Eni Martini
Hidup
itu penuh teka-teki. Kita tak pernah bisa menebak pangkal dan ujungnya
kehidupan kita akan seperti apa, kita hanya bisa ngelakuin semua hal terbaik
menurut kita. Kita juga tak pernah tau alur mana yang akan dipilihkan untuk kita,
sekali lagi kita hanya bisa melakukan yang terbaik.
Mungkin
begitu menurut sosok yang satu ini. Namanya Eni Martini atau di Arisan Link III
biasa disapa dengan nama mbak Eni. Mbak Eni sosok yang supel menurutku, ia mau
berbagi banyak cerita dengan gamplang. Entah itu cerita tentang pertemuan antara dirinya dan suaminya, sampai
berbagi cerita horror.
Aku
paling enggan buka grub WA Arisan Link III kalau pembahasannya tentang horror,
maklum aku orangnya rada penakut, tapi penasaran juga akhirnya. Ternyata mbak
Eni penulis cerita horror. Salah satu naskah novel horrornya malah pernah di
film-kan ditahun 2010. Itu lho novel dengan judul ‘Toilet I05’, ada yang pernah
nonton? Kayanya judul film ini nggak asinglah, familiar gitu, kayanya aku
pernah nonton deh! Nggak nyangka sekarang malah kenalan langsung dengan
penulisnya. ;))
Novel-novel
horror mbak Eni disampulnya tidak memakai nama dirinya, tetapi memakai nama pena.
Mau tau berapa jumlah novel mbak Eni yang sudah diterbitkan secara mayor? 23
buku solo. Iya, 23! Waw yah, produktif banget! Ternyata mbak Eni itu memulai
nulis sejak berusia 20 tahun-an. Wah sama dong sama aku? Semoga kedepannya, aku
juga bisa punya karya sebanyak karnyanya mbak Eni atau mungkin bisa lebih hehe
:p
Mbak
Eni memulai ngeblog sejak 2010, sudah sangat senior yah! Ditengah kesibukannya
sebagai ibu rumah tangga dengan empat orang anak (satu almarhum), mbak Eni
masih tetap bisa produktif menulis. Baik itu menulis di blog atau menghasilkan
buku. Bukan hanya itu, mbak Eni juga punya usaha online menjual buku di www.bliblibuku.com.
Blog
mbak Eni di www.enimartini.com
pun sering update dengan cerita-cerita parenting. Seringnya juga, mbak Eni
ketiban job review. Salah satu entry yang aku suka dari blognya mbak Eni postingan
yang judulnya ‘Jejak Langkahku di RAINBOW’. Di postingan ini mbak Eni bercerita
tentang proses menulis naskah RAINBOW hingga diterbitkan. Didalam proses
menulis itu, mbak Eni tengah mengandung alm.Gibran ditahun 2012.
Di
dalam postingan ini, ada salah satu kalimat yang aku suka, entah kenapa aku
setuju dengan kalimat itu, yakni : ‘Buat saya, naskah itu seperti anak. Setelah
kita menghadirkannya, mengasuhnya, dan melepaskannya untuk mendapatkan jodoh,
maka biarkan takdir yang menentukannya.’
Bener
banget tuh! Dulu pas aku kirim naskah kepenerbit, aku selalu nunguin
pemberitahuan ACC. Hampir tiap hari ngecek e-mail. Nunggu dan nunggu hingga aku
lupa kalau seharusnya aku nggak perlu menunggu seperti itu. Seharusnya aku
nggak boleh berfokus kepemberitahuan itu. Seharusnya fokusku kembali pada
naskah yang akan aku tulis selanjutnya. Trimakasih mbak sudah kembali
mengingatkan lewat tulisan itu ;’)
Oh
ya, mbak Eni memberikan pesan-pesannya buat generasi muda yang ingin terus
berkarya lewat menulis, yakni : ketika berkarya jangan focus tentang bagaimana
karyamu. Ditolak berarti ada yang kurang. Bisa jadi genrenya, stylenya kurang
pas dengan penerbit tersebut atau memang karya kita masih harus terus
diperbaiki.
Oke,
mungkin sekian dulu ulasan tentang mbak Eni-nya. Semangat untuk terus berkarya.
Salam sayang, @muthiiihauraa.
Minggu,
1 Mei 2016. 14.15 WIB.
wah udah nulis 23 novel.. produktif banget :')
BalasHapusTentang Satu Pertanyaan http://sastraananta.blogspot.com/2016/04/tentang-satu-pertanyaan.html?spref=tw
iyaaa, produktifnya kebangetan mbak nya haha. :D
Hapusnasihat Mba Eni itu juga berlaku buat emak2 kan dek
BalasHapusIyaa mbak Mil, berlaku :D
HapusHmm memamgn keren ya mbak eni.
BalasHapusiyaaa :D
Hapussuka sama pesan Mba Eni :)
BalasHapusayo semangat dan jangan malas menulis..!!
Ayo semangat kita mbaak! :))
HapusMakasih ya Muthi
BalasHapusayuk, terus menulis selagi waktu berdamai denganmu
Mb itu alamat blog aku salah, bisa jadi broken link di blogmu nanti
BalasHapusYang benar www.duniaeni(dot)com