Cerita Dikdas 2016
Hai,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya dan sedang ngelakuin apa? Beberapa minggu
terakhir ini lumayan sibuk parah. Mulai dari tugas liputan dari kantor, rapat
ini rapat itu, persiapan dikdas, dan sebagainya. Yang paling menyita waktu itu
pas dikdasnya. Harus stand by disekre tiga hari dua malam.
Seperti
biasa ditiap tahunnya, organisasi yang aku ikuti buka Open Recruitment. Setelah
sesi wawancara, adik-adik yang dinyatakan lulus diwajibkan mengikuti Dikdas
Jurnalistik yang diadakan sejak jum’at tanggal 21 sampai 23 Oktober. Aku masuk
sebagai anggota HID dan juga jadi pamong buat adik-adik kelompok dua.
Baca juga : Cerita Panitia Dikdas 2015
Yang
namanya ngebuat acara, capek itu pasti ada. Banget malah. Kesal-kesal dan
marah-marahan sama tiap panitia itu juga nggak bisa terelakkan. Aku anggota
HID, tapi lebih banyak bantu-bantu dikonsumsi soalnya bagian konsumsi memang
kekurangan orang. Tapi parahnya Koordinator Konsumsi ini lebih kebanyakan
menye-menyenya ketimbang kerjanya, alhasil aku sama Ika-lah lebih banyak
berjibaku didapur, padahal kami berdua pamong. Kasihan adik-adik yang pamongnya
kami, nggak terurus ;’)
Di
sore penutupan, aku sempat ngasih hadiah kepeseta terheboh. Yang nyeseknya, pas
disore penutupan itu juga, saat ditanya ke adik-adik itu siapa panitia terbaik,
jawaban mereka kebanyakan Koordinator Konsumsi. Nggak tau aja mereka.
Sampai-sampai aku bilang ke Ika : “Nggak papalah Ka. Kita orang dibalik layar.
Allah kan nggak tidur. Setiap usaha yang kita lakuin tak kan pernah
mengkhianati hasil. Pasti akan balik kekita juga.”
Kalau
mau egois dan jahat keadik-adik itu, aku bisa aja nggak mau bantuin mereka. Ya
banyak kok alasan yang masuk akalnya, aku pamong, harusnya kebanyakan duduk
didepan bareng adik-adik kelompok dua. Aku juga bukan panitia inti. Selain itu,
aku juga Pimred. Tapi kan aku nggak egois. Okelah skip! Terlepas dari semua
itu, Alhamdulillah acara dikdas 2016 ini bisa terbilang sukses, walaupun ada
satu kendala parah saat alumni disesi temu alumni nggak ada yang datang
dikarenakan kesibukan mereka ;’)
Acara
dikdas tahun ini nggak terlalu banyak konflik seperti tahun sebelumnya. Semua
seksi bekerja dengan baik. Kalau aku ditanya siapa panitia terbaik, aku bakal
jawab semuanya! Ya, semuanya terbaik. Apalah arti sebuah acara tanpa adanya
seksi acara kan? Apa jadinya sebuah acara kalau nggak ada seksi HID yang
nyari-nyari sponsor dan dokumentasi acarakan?
Apa
jadinya sebuah acara tanpa adanya seksi perlengkapan yang nyiapin karpet,
infocus, dan perlengkapan lainnya kan? Apa jadinya sebuah acara tanpa adanya
makanan yang disantap kan? Ya, semuanya terbaik! Nggak ada salah satu seksi
itu, nggak akan berjalan dengan baik dikdas kemaren. Trimakasih untuk seluruh
panitia. Trimakasih juga untuk seluruh sponsor.
Malamnya
setelah sholat magrib, kami ngelakuin evaluasi. Semuanya pada ngeluarin
unek-unek. Karna aku sering barengan dengan Ika, jadi apa yang kami rasakan itu
sama. Saat Adrial dan Arul ngeluarin unek-unek, ada yang mereka katakan
nyinggung Ika. Ika nangis. Aku yang udah lama kenal Ika agak emosi juga
ngelihat tuduhan mereka. Setelah evaluasi selesai, ngelihat Ika nangis kaya
gitu, aku jadi ikut-ikutan nangis diruang belakang.
Ah
banyak pelajaran berharga minggu-minggu terakhir ini, termasuk dari acara
dikdas ini. Semoga kedepannya bisa lebih baik lagi dan semoga juga ditahun
depan, aku udah nggak lagi nyandang status pengurus, tapi alumni :D
Semangat
Mut! Masih banyak yang harus dikejar, masih banyak juga yang harus
diperjuangkan. Ini bukan akhir, tapi awal dari sesuatu hal yang baru. Mungkin
itu aja, salam sayang, @muthihaura1
Senin,
24 Oktober 2016. 17.52 WIB.
Semangat Mba, kalau kepanitian begini kan kerja tim. Semua pasti punya kontribusi. Yang penting acaranya sukses ya.
BalasHapusIyaa mbak, Alhamdulillah lah sukses. makasih ya mbak :))
HapusMumpung masih muda, do your best!
BalasHapusSiip. makasih mbak ;))
HapusSemangat Mbak, kadang kita emang yg orang belakang layar itu gak dianggap itu yah, isshh.. tapi gpp, Allah Yang Maha Tahu segalannya. Terus semangat :)
BalasHapusIya mbak. makasih mbak ;)) Gpp deh jadi orang dibalik layar hehe
Hapustetap semangat Mba Muthi! Kelak hal ini akan menjadi kenangan yang apabila diingat akan membuat tersenyum :)
BalasHapusIya mbak, makasih mbak :D
HapusAaaa kak muteee huhuhu kami baru tahu pengorbanan kakak :* terimakasih untuk waktu dan tenaganya kakak :***
BalasHapus