Kegalaun di Umur 20-an
Tahun
ini usiaku memasuki 22 tahun. Usia yang bukan lagi dikatakan remaja. Saat ini,
entah apa yang tengah aku pikir. Entah apa yang tengah aku rasa. Tiba-tiba aku
gamang. Aku takut. Aku, ah entahlah! Sulit untuk mendiskripsikan perasaan ini.
Akhir-akhir ini, aku jadi orang yang super sensitif. Sebentar-bentar nangis.
![]() |
sumber : google |
Aku
galau, aku gamang. Aku takut dengan kemungkinan-kemungkinan kedepannya akan
seperti apa. Trus berbagai pertanyaan bermunculan dalam benak. Selesai kuliah
ini aku ngapain? Jodohku siapa dan seperti apa? Sebenarnya yang aku inginkan
itu apa? Tujuan masa depanku apa? Apa yang aku cari didunia ini?
Mengapa
setiap langkah yang aku lakukan terasa jauh dengan impian? Kenapa mereka mudah
banget proses skripsinya? Kok aku nggak bisa kaya dia? Jadi dia kok kayanya
enak banget ya? Aku ingin gini, tapi kenapa nggak bisa? Rasanya aku udah
berusaha seoptimal mungkin, tapi kenapa tetap gagal?
Kenapa
orang yang ‘kayanya’ usahanya nggak maksimal, tetapi begitu gampang dapat yang
ia inginkan? Mengapa? Kenapa? Dan berbagai macam jenis pertanyaan bermunculan.
Sampai
aku berada disatu titik dimana aku tersadar bahwa ternyata aku jarang
bersyukur. Aku terlalu berfokus mengagumi kesuksesan orang lain dan tanpa
sadar, aku meremehkan kemampuan diriku sendiri. Aku terlalu berfokus terhadap
hidup orang lain, sampai aku lupa untuk memfokuskan diri pada tujuan hidupku
sendiri.
“Muth,
kau itu hebat loh”, “Kau keren, Mut”, “Kau luar biasa”, “Kau itu calon istri
idaman”, pernyataan-pernyataan seperti itu sering sekali mampir ditelingaku.
Bukan dari satu dua orang, tapi lebih. Dan aku masih jadi orang yang jarang
bersyukur. Selalu merasa kurang. Selalu ngelihat keatas, trus ngebandingi
dengan apa yang nggak aku punya. Sampai
kapan Mut? Nggak capek ingin memiliki sesuatu yang sama dengan orang lain? Capek!
Iya, capek.
Satu
hal yang dapat aku ambil pelajaran bahwa ngestalkerin orang hebat itu perlu,
tapi bukan buat menyamai apa yang sudah mereka capai. Bukan untuk berusaha
menjadi sukses lebih dari mereka. Itu bukan sebagai ukuran, karna pada
nyatanya, ukuran kesuksesan itu saat kamu bisa jadi lebih baik dari kamu yang
dulu. Saat kamu bisa jadi lebih baik dari hari yang lalu.
Beberapa
bulan lagi, usiaku akan memasuki 22 tahun, aku tak ingin lagi terjebak dalam
rasa mengagumi orang lain yang berlebihan hingga aku melupakan focus hidupku
sendiri. Karna setiap orang punya kisah hidupnya masing-masing. Tiap orang
punya masalahnya sendiri-sendiri. Tiap orang punya ‘jalan’nya sendiri.
Mencontek ‘cara sukses’ orang lain tentu bisa dilakukan, tapi tidak boleh
semuanya, karna jalan hidup aku dan mereka berbeda.
Kini,
aku ingin terus memperbaiki diri. Belajar tentang banyak hal. Focus terhadap
tujuan yang ingin aku capai. Menguprade diri dengan mengikuti banyak
perlombaan, baik dari dunia maya ataupun dunia nyata. Tentu saja tak melupakan
membaca. Mencari tujuan aku hidup untuk itu apa? Dan yang paling utama, aku
ingin mendekatkan diri pada Allah. Sudah terlalu jauh diri ini melangkah
tanpa-Nya. Sudah terlalu banyak dosa yang aku timbun, padahal kematian itu
pasti adanya, cepat atau lambat, tua atau muda.
Semoga
di 2017 ini adalah tahun terakhir aku menyandang status ‘mahasiswa’. Dan
sebelum status itu berubah, aku ingin melakukan banyak hal bermanfaat. Aku
ingin lebih serius di Gagasan. Aku ingin ciptain banyak momen bareng sahabat
dan teman-temanku, karna di tahun 2018, entah masih bisa bertemu dengan mereka
atau tidak. Aku ingin lebih berbakti kepada aba. Aku ingin belajar masak.
Pokoknya, 2017 ini harus ngoptimalkan waktu untuk hal-hal yang lebih
bermanfaat.
Semangat
Mut! Fighting. Karna usaha tak kan pernah mengkhianati hasil. Salam sayang,
@muthihaura1
Senin,
6 Februari 2017. 19.32 WIB.
semangat mba Mut, usia 22 aku galau milih tempat kerja lalu dapet dan mulai belajar buat mencapai target masa depanku :)
BalasHapusiya kakak, semangat jugaa. (y)
HapusSemangat Muthi. Keep enjoy your life while you work hard for your achivement
BalasHapuswww.extraodiary.com
Pasti selalu enjoy kok kak. semangat juga buat kakak :D
HapusSemangat ya cantik. Kok, tulisan ini seperti menggambarkan diri saya saat ini ya? Ah sudahlah.
BalasHapusMungkin kita memang tengah galau haha
HapusKu juga di umur 20an dan sedikit banyak merasakan kegalauan yang sama. Semangat ya mbak untuk kita :D
BalasHapuskegalaun ini berarti dialami oleh semua anak yang memasuki usia 20-an kali ya mbk :D
HapusSemangaaat mbak.. Rileeekkss... Let it floww...
BalasHapusBarokallah mbak.. Aamiin ya robbal aalaamiin..
Amin. trimakasih mbak :D
HapusAmin, semangat yaaa neng.. Aku jadi inget umur �� Moga semua tercapai yaa..nggak akan pernah cukup ya tergantung gmn kitanya, bersyukur dan selalu berusaha
BalasHapusAmin. makasih ya mbak. semangat juga buat mbak :))
HapusAyooo Mut, gak boleh galau lagi yah. Masih banyak hal positif yg bisa dilakukan ketimbang memupuk rasa galau itu. Ayooo, semangat yaahh.. Byebye galau ;)
BalasHapus