Tentang Kamu
Malam
ini entah kenapa aku ingin sekali menceritakan tentangmu. Tenang, aku memang
sedang tidak sholat sehingga tidak ikut tarawih. Maaf untuk segala
kelancanganku menuliskan tentang sosokmu disini. Maaf sudah menjadikan dirimu
inspirasi dalam tulisanku.
Aku
tak berharap kamu membacanya. Dan jikapun kamu membaca, mengingat kamu salah
satu orang yang tau aku suka ngeblog, aku akan berpura-pura seakan kamu memang
tidak membacanya. Aku hanya ingin menceritakanmu disini. Menceritakan tentang
sosokmu dengan beribu tingkah anehmu. Tenang, aku tidak akan membuka jati
dirimu sedikitpun. Atau hal-hal mengarah pada sesuatu yang membuat orang menangkap
bahwa itu kamu. Kamu aman dalam tulisanku.
![]() |
source: google |
Ah
seharusnya aku tak perlu menuliskan ini, mengingat umur kita bukan lagi remaja
ingusan. Mengingat usia kita adalah 20-an, bukan lagi belasan. Tapi biarlah,
biarlah tulisan ini akan menjadi kisah using yang kelak akan aku baca kembali.
Salah satu part dibagian hidupku.
Kita
mengenal sudah dua tahun lamanya. Entah apa sebutan yang pas untuk kita. Dekat?
Nggak juga, mengingat kita selalu berantem tiap kali ketemu untuk hal-hal kecil
sekalipun. Kamu dengan segala keras kepalamu dan aku dengan egoku. Kita selalu
berbeda pendapat. Kamu akan selalu menentang setiap kata-kataku, begitupun aku.
Kamu
bilang A, aku bilang Z. Jarang sekali kompak. Tapi makin kesini, aku nggak bisa
bohong kalau aku sayang kamu. Aku sayang kamu dengan segala tingkah kamu, walau
jujur saja, begitu banyak tingkah kamu yang kadang bikin sakit. Kamu seperti
senang untuk selalu menyakitiku. Kamu selalu senang saat ngelihat aku kesal
dengan segala tingkah polahmu, dan setelah itu kamu akan tersenyum puas.
Aku
ingat saat awal-awal kita kenal, aku sering memanggilmu dengan panggilan ‘boy’.
Ya, panggilan yang Cuma aku dan kamu yang tau. Tidak ada lelaki yang aku
panggil seperti itu selain kamu. Itu panggilan special dariku untukmu, terserah
kamu nanggepinnya gimana.
![]() |
source: google |
Makin
hari kita kenal, kamu semakin usil. Kamu semakin jahil. Kamu selalu suka
membuatku kesal. Kamu tau, aku sering menangis karna ulahmu. Lalu kemudian aku
akan bertekad menjauhimu, tapi saat kamu datang lagi dengan wajah polos dan
tawa khasmu, aku kemudian luluh lagi. Bodoh? Ya, bisa jadi.
Tapi
dibalik semua itu, aku selalu merasa nyaman bersamamu. Aku merasa senang
didekatmu. Saat kamu lagi nggak usil, kamu menjadi orang yang sangat
menyenangkan bagiku. Kita sudah berbagi banyak cerita. Entah itu hal penting
atau tidak. Kamu juga sering bilang cinta ke aku, tapi aku nggak pernah tau
apakah itu serius atau tidak.
Ingat penggalan chat ini?
Kamu:
Yadeh, I love you haha
Aku:
Kalau kamu yang ngomong gitu, aku nggak akan pernah percaya.
Kamu:
Kamu memang tak pernah percaya sama aku, dari dulu pun gitu.
Ingat
saat waktu itu kita pergi kesalah satu pusat belanja dan kesasar? Parahnya itu
semua karna salahku yang tidak bisa menghapal jalan dengan baik. Aku merajuk,
kamu berusaha sedikit menghibur. Kemudian, dengan tidak gantlemennya karna kamu
kesal, kamu berjalan duluan didepanku. Kamu meninggalkanku. Kesal!
Aku
hapal caramu membawa motor saat memboncengku. Kamu sering mendadak, kamu akan
membawa motor dengan kecepatan tinggi. Aku takut menjalankan motor diantara
bebatuan dan kamu dengan akan sengaja memilih jalan bebatuan itu saat
memboncengku. Ya, tampaknya kamu terlalu senang membuat aku kesal.
Ingat
nggak sepenggal pembicaraan kita diatas motor yang ini?
Kamu:
Aku harum nggak?
Aku
ngendusin punggung kamu. Aku: Nggak, asem malah.
Lalu
kamu membawa motor dengan sangat pelan, membuat aku kesal dan memintamu untuk
lebih cepat melajukan motornya. Kamu: Nggak, kamu bilang aku bau sih.
Seumur-umur aku nggak pernah dibilang bau.
Astaga,
kamu memang seperti anak-anak! Aku kembali merengek meminta melajukan motor,
kamu tetap melambat, sampai akhirnya dijalanan sepi, kamu melajukan motor
dengan selajunya. Hey, untung kita nggak kenapa-napa tau!
Kamu
baik, aku tau. Kamu sering nganterin teman cewekmu pulang kampus. Kamu sering
ngejemput teman cewekmu. Bahkan aku tau kalau kamu pernah ngucapin ‘good night
nice dream’ kebeberapa cewek. So sweet ya ternyata kamu. Kamu bisa ngelakuin
perempuan-perempuan lain dengan manis, tetapi kenapa dengan aku nggak bisa?
kenapa dengan aku selalu bikin kesal?
Kamu
sering bilang kalau aku cemburu, iya kamu benar, aku cemburu. Pernah saat itu
kita lagi di parkiran fakultas dan sama-sama mau ngeluarin motor.
Aku:
Helem kamu mana?
Kamu:
Ada di kos *tuuuut*
Aku
diam aja. Kamu: Ciee cemburu ciee.
Pernah
juga dengan Pedenya kamu cerita kalau banyak cewek yang suka kamu. Narsis
banget sih? -_- Terlalu banyak hal tentang kamu yang aku nggak bisa tulisin
disini. Yang pasti aku senang kenal kamu. Terserah kamu nanggepin tulisan ini
seperti apa, aku nggak peduli. Yang pasti aku hanya butuh kepastian, entah itu
kepastian positif atau negative. Kalau kamu tak kunjung memberi kepastian, aku
akan belajar melupakan semuanya dan belajar bersikap biasa-biasa aja terhadap
kamu. Apapun itu, trimakasih telah memberi warna dalam hidupku.
Rabu,
7 Juni 2017. 21.25 WIB.
Punya juga pengalaman yang sama pas sma,
BalasHapusJadi keinget hehe
Wah tosh-an kitaa samaan pengalamannya :D
HapusMbaak kalo udah deket jadian aja, ntar ditikung orang heheeeee
BalasHapusKalau aku cowok mbak, udah aku tembak dianya dari jauh-jauh hari, masalahnyaaku cewek hihi
Hapussetuju sama atas gue, kalau udah deket dan nyaman ya jadian aja. daripada lama-lama ngegantung kan kasihan juga haha
BalasHapusMasalahnya aku cewek mas, bisanya cuma menunggu hehe
HapusPada dasarnya perempuan memang butuh kepastian :)
BalasHapusbetul sekali mbak!
HapusDan gak suka digantungin, iya nggak? (--Nyambung komen atas saya)
BalasHapusbener bangeeet. emang jemuran digantung gantung hehe
HapusPernah jemur cewe soalnya. Eh... haha. Tp gk akan terulang lg, insyallah. Amin... #kapok
Hapus