Belajar Bersyukur
Setiap
manusia pasti memiliki kecendrungan untuk selalu ngelihat ‘keatas’. Ngelihat
apa yang nggak dimiliki. Ngelihat betapa ‘indah’nya hidup orang lain. Membanding-bandingkan
kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain. Ya, kecendrungan untuk jarang
bersyukur. Mungkin, nggak semua manusia, hanya aku pribadi.
Hari
ini dan kemaren, aku bertemu orang-orang yang aku anggap sahabat. Kemaren meet
up bareng Dila dan Fadhilah. Mereka sahabat aku sejak SD dan kami membuat
target impian untuk tiga tahun kedepan. Sedangkan hari ini, aku-Ulan-Mumun
keliling SKA dan panties pizza.
Baca juga: Panties Pizza
Dari
mereka aku banyak belajar. Pertemuan dengan mereka menghasilkan banyak
ilmu-ilmu baru. Terutama sharing tentang kisah kehidupan seseorang yang lebih
‘wah’. Salah satu hal yang patut aku syukuri dalam hidup ini adalah aku
dikelilingi sahabat-sahabat yang baik. Orang-orang yang mengerti apa adanya
aku.
Orang
yang selalu seolah berlapang dada saat aku selalu sok sibuk atas ajakan ngumpul
mereka. Maaf dan trimakasih udah selalu ngerti. Terkadang kita sebagai manusia
jarang sekali bersyukur. Jarang sekali berterimakasih untuk hal-hal yang Allah
kasih dalam hidup kita, walaupun mungkin kita menganggapnya hal itu remeh
temeh.
![]() |
source: google |
Percayalah,
sekecil apapun hal yang kita syukuri, Allah makin akan memberi lebih dan lebih.
Susah sih, aku aja ngerasaian susahnya, tapi kalau bukan dimulai dari sekarang,
lantas kapan lagi? Mau nunggu sampai kapan lagi? Allah kasih kamu
sahabat-sahabat yang baik disekitarmu, syukuri dan jangan pernah khianati
kepercayaan mereka. Sekali kamu hancurkan kepercayaan itu, seumur hidup kamu
tak akan mendapatkannya kembali.
Baca juga: Kecolongan
Kalau
kamu terlahir dari keluarga sederhana, maka syukuri jugalah. Loh kok gitu, Mut? Iya, sejauh
pengamatanku, seseorang yang terlahir dari keluarga sederhana, motivasi untuk
suksesnya jauh lebih besar ketimbang seseorang yang terlahir dari keluarga
kaya. Nggak semuanya sih yang seperti ini, tapi sejauh pengamatanku begitu.
Seseorang
yang terlahir dari keluarga sederhana sangat menghargai barang-barang yang dia
miliki atas usahanya sendiri. Akan semakin ngepush semangat untuk sukses.
Akan
semakin bekerja keras ngewujutin semua mimpinya. Kalau seseorang yang terlahir
dari keluarga kaya yang semuanya sudah disediakan, dia bakal terlena, lantas
kemudian jadi tidak memiliki semangat apa-apa, karna dia sudah punya semuanya.
Sekali lagi nggak semuanya, itu hanya aku amati dari beberapa orang yang aku
temui.
Intinya,
apapun kondisi kamu saat ini bersyukurlah. Belajarlah untuk bersyukur. Syukuri
hidupmu dan ikhtiar untuk lakukan yang terbaik. Rumput tetangga memang selalu
lebih hijau, yaiyalah, itu tetangga kamu sibuk nyiramin dan ngerawat rumputnya,
lah kamu Cuma ngelihatin. Gimana kamu bisa punya apa yang dimiliki tetangga
kamu sedangkan kamu Cuma hanya menjadi ‘penonton’ atas kesuksesan dia?
Bersyukur
dan ikhtiar, itu beberapa kunci sukses dari sekian banyak kunci yang kita tahu
sejak duduk di bangku sekolah. Yuk mulai introfeksi diri. Perbaiki kesalahan
dan perbaiki diri. Percuma kamu iri-irian atas pencapain orang lain kalau nggak
ada tindakan nyata. Iri mah bikin makin sakit hati, mending langsung ‘action’.
Kita
tidak akan bisa mengubah hidup kita kalau kita nggak mensyukuri hidup kita.
Mending syukuri dulu hidup yang dimiliki dan langkah selanjutnya adalah
berfokus terhadap apa yang ingin kita capai. Oke mungkin segini dulu, see you
on the top! Salam sayang, @muthihaura_blog.
Sabtu,
2 Desember 2017. 22.12 WIB.
Nice sharing Mut
BalasHapusKlo slalu compare hidup dgn org lain bakal kurang bahagia klo ada iri dengki. Harusnya jadi trigger buat kita ya biar lebih smangat lagiii..
kalau bandingin sama orang dan kitanya dengki maka syukur itu menguap jadinya mengeluh :)
BalasHapusAlhamdulillah kalo aku selalu berusaha buat positive mind, jadi ikut mendorong buat bersyukur juga hihi
BalasHapusMakasih reminder post nya