Desa Wisata Buluh Cina
Haay
Assalamua’laikum. Bagaimana kabarnya? Udah lama rasanya nggak nulis disini.
Beberapa minggu ini memang sedang ada yang difokusin. Yap, skripsi. Btw,
kemaren di tanggal 20, Alhamdulillah aku sidang dan lulus, walau banyak
perbaikan.
Mungkin
banyak yang nggak tau kalau aku ini mahasiswa semester Sembilan konsentrasi
broadcasting di UIN Suska Riau, nah kemaren aku baru selesai sidang. Untuk
cerita terkait skripsi, aku bakal bikin di post lainnya. Pokoknya aku bakal
kupas tuntas perihal serba serbi skripsi. Aku juga bakal ngepost, contoh-contoh
surat yang berhubungan dengan proses skripsi. Semoga bisa membantu proses
skripsi teman-teman, terkhusus bagi mahasiswa FDK UIN Suska Riau.
Kali
ini aku pengen cerita terkait perjalanan yang aku lakuin bareng teman-teman LPM
Gagasan ke Kampung Wisata Buluh Cina. Jadi di tanggal 20 Desember, aku beserta
22 orang anak Gagasan tergabung kru dan magang, kami ke Buluh Cina. Niat
awalnya ya buat liputan plus rapat proyeksi plus semakin mempererat tali
silaturrahmi antar anak Gagasan.
Yang
ikut itu ada aku-Hanif-Desi-Payung-Mbak
Lin-Bagus-Hendrik-Rahmat-Hakim-Dayu-Laila-Ela-Lydia-Frengki-Kirom-Rahma-Adam-Ridho-Wulan-Winda-Bang
Hafiz-dan satu lagi lupa. -_- Untuk sampai ke desa wisata buluh cina, kami
menggunakan motor dengan kira-kira jarak tempuh perjalanan kurang lebih selama
satu jam.
Jujur
saja, aku lebih suka diajakin jalan kea lam ketimbang ke mall atau caffe. Entah
kenapa, kalau ke alam itu bawaannya tenang. Matapun jadi segar. Pokoknya
menurut aku, banyak hal yang bisa dipelajari di alam. Bukan bermaksud menjudge
teman-teman yang suka ke mall ya. Itu semua pilihan masing-masing. Tidak ada
yang salah, tidak ada yang benar. Setiap kita punya alasan atas pilihan yang
kita bikin.
Untuk
sampai desa buluh cina, kita harus nyebrang sungai dulu menggunakan sejenis
kapal gitu. Tapi orang-orang disana nggak nyebutnya kapal sih. Nah, desa wisata
Buluh Cina ini terletak di Kampar Siak Hulu. Biaya menyeberang sungainya untuk
pendatang satu orang plus motor itu lima ribu. Sedangkan satu orang Pulang
Pergi jadi dua ribu.
Bisa
dibilang desa wisata buluh cina ini masih terpencil. Jangan harap kalian bakal
nemuin mobil berlalu lalang di desa ini, karna sama sekali nggak ada mobil.
Berasa di desa Pulau Jambu deh. Duh, kangen KKN.
Baca juga: KKN
Banyak
hal yang bisa dilihat dari desa ini. Pokoknya bagi aku, nenangin bangetlah.
Hati-hati juga menggunakan fasilitas yang tersedia di desa ini, karna bisa saja
bayar, maklumlah, namanya juga desa wisata kan? Nah setelah sampai, kami
langsung bantai buat makan. Kebetulan udah lapar banget. Nasinya tentu saja
beli diperjalanan menuju desa dengan harga 18 ribu.
Parahnya,
aku milih lokasi makan di tengah terik matahari. Awalnya nggak panas, trus pas
lagi enak-enak makan, eh malah pansnya nyengar banget. salah pilih tempat sih.
Tapi senang bisa ngumpul-ngumpul makan gini. Senang bisa ‘punya cerita’ lagi
bareng mereka. Semoga perjalanan ini bukan yang terakhir.
Setelah
makan, kami nyari masjid untuk shalat. Karna kebetulan aku lagi nggak shalat,
jadinya aku-Mbak Lin-Payung-Desi jalan-jalan disekitar masjid. Lumayanlah bisa
ngambil beberapa gambar. Aku juga ada ngambil video sejak awal perjalanan,
niatnya pengen dijadikan video utuh. Udah lama juga nggak ngedit. Doain ya
semoga terealisasikan. Kangen ngedit video.
Di
saat lagi nungguin yang lain shalat, tiba-tiba hujan turun. Lumayan lebat juga.
Kami nyari kaya gazebo gitu. Nah disana deh kami ngelangusungin rapat. Rapat
evaluasi dan rapat-rapat lainnya. Bagian yang paling berkesan banget
diperjalanan kali ini adalah saat aku ngajakin mbak Lin buat naik gajah.
Kebetulan disini ada gajah. Untuk menaiki gajah satu putaran, perorang
dikenakan 20 ribu.
Mbak
Lin ACC, trus Hanif datang ngajakin naik sampan kecil. Kata hanif, satu sampan
selama tiga puluh menit itu bayarnya Cuma 20 ribu. Karna ngerasa lebih murah,
aku sama Mbak Lin tergiur. Hanif juga ngajak bang Hafiz yang otomatis kami
disampan kecil itu berempat. Parahnya, nggak ada pengaman sama sekali.
![]() |
Di atas perahu |
Kami
awalnya nggak mikir apa-apa, malah asik ketawa-ketawa dan cerita tentang banyak
hal. Udah belasan menitan berlalu, sampannya ditengah. Kebetulan yang pandai
ngayuh sampan Cuma si Hanif. Aku beberapa kali ngayuh sampan, tapi juga nggak
bisa. -_-
Nah,
ditengah danau itu, tiba-tiba Mbak Lin teriak kalau sampannya bocor. Sumpah aku
panic banget. Aku yakin mbak Lin-Hanif-Bang Hafiz juga pada panik. Aku
teriak-teriak, gitu juga mbak Lin. Kami juga udah coba teriak minta tolong,
tapi satupun nggak ada yang datang nolongin. Akhirnya, si Hanif berusaha ngayuh
sampan ke pinggir danau terdekat.
Alhamdulillah
masih diberi keselamatan. Kami berhasil nyampai pinggir dengan Hanif yang sibuk
ngayuh, mbak Lin yang buang-buangain air yang masuk, dan aku yang sibuk nutupin
bagian yang bocor. Bang Hafiz diam aja, tapi aku juga yakin kalau dia juga
panik banget.
Pelajaran
yang dapat aku ambil adalah bahwa hidup itu paket komplit, ada senangnya ada
sedihnya. Ada bahagianya ada khawatirnya. Jangan senang berlebihan, jangan juga
sedih berlebihan. Lakukan semuanya sewajarnya, termasuk juga perihal mencintai.
![]() |
taken by me |
Kamis,
21 Desember 2017. 21.24 WIB.
Nama desanya lucu. Jadi penasaran.
BalasHapusSini mampir mas ;))
HapusSeru banget bisa makan kembulan kek gitu. Yang penting sebelum makan jangan lupa cuci tangan lebih dulu ya...
BalasHapushaha iya mas ;))
HapusHihihi...seru ya... makanrame-rame, sampan bocor...emang kalau traveling bareng-bareng gitu lebih seruuu
BalasHapusSalam kenal, mampir yuk keblog saya bundadzakiyyah[dot]com