Tempra, Setulus Cinta Ibu
Kasih ibu, kepada beta,
tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali, bagai sang
surya menyinari dunia~
Kalau
udah ngomongin soal ibu, atau aku biasa manggil dengan tittle ‘umi’ itu bikin
sedih. Aku jadi merindukan almarhumah umi. Aku kangen dipeluk umi. Aku kangen
ngelihat umi. Aku kangen dimarahin umi. Aku kangen masakan umi. Aku kangen
semua hal tentang umi.
Kalau
bisa dibilang, dulu itu, diantara aku dan adik-adik, aku yang paling sering
bikin umi marah. Aku yang paling sering mungkin bikin umi kesal. Aku anak
pertama dan tau kan ego anak pertama itu gimana? Umi seorang guru di SMP 21,
guru Bahasa Indonesia. Mungkin dari umi bakat nulis aku nurun.
Sejak
kecil, aku selalu bilang ke umi kalau aku ingin jadi penulis. Umi dukung? Oh
tentu saja, tapi umi jauh lebih mendukung aku untuk memiliki pekerjaan pasti
ketimbang penulis yang menurut umi gajinya nggak jelas, kadang ada kadang
enggak. Umi bilang: “Jadi penulis boleh, tapi harus punya pekerjaan tetap.
Penulis itu iya juga sebagai sambilan”.
Umi
mengiming-imingiku untuk menjadi dokter atau paling tidak menjadi guru seperti
dirinya. Saat SMA, aku masuk IPA dan aku rasa, aku memilih pilihan yang salah.
Kaya apapun aku jungkir balik belajar waktu itu, tetap saja nilaiku selalu
rendah. IPA bukan duniaku dan aku nggak suka itu.
Saat
aku kelas tiga SMA disemester awal, umi meninggal. Meninggalkan kami karna suatu
penyakit yang dideritanya. Sedih? Oh jangan ditanya perasaanku waktu itu.
Hancur! Rasa kehilangan separuh jiwa, tapi tetap penulis masih menjadi
cita-citaku.
Hal
yang paling diingat tentang umi adalah, saat anak-anaknya sakit, ia menjadi
orang yang paling repot. Menjadi perempuan yang paling khawatir. Menjadi
perempuan yang paling sibuk menyiapkan ini itu demi anak-anaknya, mulai dari
makanan, kompres, dan lain sebagainya. Kadang ia membawa kami kedalam
pelukannya dan bagiku, pelukan umi selalu menenangkan.
Setelah
umi meninggal ditahun 2012, semua kerjaan rumah dialihkan ke aku. Hampir semua
kerjaan rumah, aku yang handle, termasuk juga ngurusin adik-adikku. Adik
bungsuku saat itu masih duduk dibangku TK. Saat ia sakit, aku jadi kelimpungan.
Pasalnya aku juga kurang ngeh dengan pengobatan-pengobatan gini. Maklum newbie
dalam hal beginian.
Untungnya,
ayah aku cukup cepat tanggap. Ia selalu memberikan obat penurun panas demam
seperti tempra. Obat tempra memiliki tiga jenis kemasan yang berbeda dengan
kategori usia anak. Tempra drop dengan rasa anggur untuk anak usia nol sampai
satu tahun. Tempa sirup dengan rasa anggur untuk anak usia satu sampai enam
tahun. Sedangkan tempra forte dengan rasa jeruk untuk anak usia enam tahun ke
atas.
![]() |
source: google |
Dari
klaim botolnya, tempra dapat menurunkan panas dan meredakan nyeri. Cocok bagi
anak usia satu sampai enam tahun. Temprasyrup mengandung paracetamol yang bekerja sebagai antipiretika pada pusat
pengaturan suhu di otak. Tempra syrup rasanya disukai anak-anak, anggur.
Oh
ya, Tempra nggak boleh diberikan bagi para penderita kerusakan hati dan alergi
terhadap paracetamol ya. Untuk anak di bawah dua tahun, dosisnya sesuai
petunjuk dokter. Untuk anak usia dua sampai tiga tahun itu dosisnya 5 ml. untuk
anak usia empat sampai lima tahun dosisnya itu 7,5 ml, sedangkan untuk anak
enam sampai delapan tahun, gunakan dosisnya 10 ml. Tempra sirup ini aman di
lambung loh.
Nggak
perlu khawatir dengan sirup penurun panas ini, karna dibuat oleh PT Taisho
Pharmaceutical Indonesia Tbk di Depok Indonesia dan dibawah pengawasan Taisho
Pharmaceutical Co.Ltd Tokyo Japan. Dikutip dari website Emisdotcom, PT Taisho
ini sudah berdiri sejak tahun 1970. Tentu saja memiliki badan hukum serta
quality control yang menjamin produk yang dikembangkannya terjamin kualitasnya.
Nggak hanya itu, produk tempra sudah terdaftar di BPOM. Sebelum dikasih ke anak
pun, tidak perlu dikocok karna larut 100%, lebih asik kan? Dosis yang
terkandung di tempra pun tepat, tidak menimbulkan over dosis atau kurang dosis.
![]() |
source: google |
Dari
sini aku bisa belajar bahwa kalau adik aku sakit, pertolongan pertama selain
ngompresis dan buatin dia bubur adalah beri obat penurun panas kaya tempra. Dan
kelak, suatu hari nanti aku dikasih kesempatan oleh Allah untuk menikah dan
punya anak, aku ingin menjadi perempuan setangguh dan setegar umi.
Aku
ingin menjadi perempuan terbaik bagi suami dan anak-anakku kelak. Tak lupa juga
tempra selalu disediakan dalam kehidupan berumah tangga kami. Suatu hari nanti,
In syaa Allah.
Oke
mungkin segini dulu. Salam sayang, @muthihaura_blog
Selasa,
12 Desember 2017. 21.12 WIB.
(Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Tempra.)
Anakku jg minumnya tempra klo sakut :D ampuh bgt
BalasHapusiya mbak ampuh ;))
Hapus