Sehat Itu Mahal
Sehat itu mahal - Kamu
tau tempat yang paling nggak ingin kukunjungi dalam hidupku? Yap, rumah sakit! Aku sebisa
mungkin menghindar jika diajak ketempat ini. Bagiku, rumah sakit dipenuhi oleh
orang-orang yang tatapan matanya penuh kesakitan. Yang tatapan matanya seakan
tak punya semangat hidup. Dan aku lemas melihat itu semua.
![]() |
Rumah sakit juga menjadi saksi
perpisahan seseorang. Entah itu perpisahan yang menyenangkan atau bahkan
memilukan. Aku takut berada di rumah sakit. Aku takut mendengar orang-orang
yang merintih kesakitan. Aku nggak suka mencium aroma rumah sakit. Intinya, aku
nggak suka berada ditempat itu.
Tapi siapa sangka dihari Kamis 11
Januari lalu, adikku Intan asmanya kumat, sampai kejang-kejang dianya. Oksigen
juga nggak ada dirumah, alhasil langsung dibawa kerumah sakit. Sebenarnya, aku
paling malas nyeritain soal keluarga aku. Bagi aku, semua hal tentang keluarga
itu bersifat privasi. Jarang aku bercerita semua masalah keluarga, kecuali
dengan seseorang yang benar-benar aku rasa aku dekat sama dia.
Baca
juga: Kegalaun di umur 20-an
Intan masuk rumah sakit dan diwajibkan
nginap. Ayahku ngambil kamar bisa dibilang ekslusif, padahal Intan nggak ada
BPJS. Pas Jum’atnya, ayah aku yang masuk rumah sakit dan harus nginap.
Sebelumnya, ayah memang lagi sakit juga, tapi baru hari Jum’at itu periksa.
Keduanya nginap, memang sih masih dalam satu rumah sakit, kamar nginapnya juga
masih satu lantai, tapi ya itu ujung ke ujung.
Dan yang harus ngerawat keduanya itu
aku, soalnya dirumah Cuma ada aku dan si bungsu, otomatis semua tugas itu jatuh
ke aku. Aku bolak balek kamar keduanya buat mastiin mereka makan atau tidak.
Buat mastiin apakah mereka mau buang air kecil atau tidak. Bolak-balek juga
buat pulang kerumah ngambil perlengkapan yang dibutuhin. Bolak-balek jemput si
bungsu yang masih harus sekolah.
Bolak balek ngurus administrasi rumah
sakit yang ribet. Bolak balek deh sana-sini. Mau tidur nggak bisa, mau makan
nggak nafsu. Capek? Boleh aku bilang banget? Aku capek aku lelah, banget!
Pengen teriak pengen nangis pengen marah-marah pengen aah!
Aku bukan perempuan strong seperti
kebanyakan yang mereka bilang tentang aku. Aku Cuma perempuan biasa. Aku bisa
lelah aku bisa marah. Pengen marah ke ayah aku. Pengen marah ke adek aku.
Pengen marah kesemuanya. Tapi aku urungin, walau sempat kelepasan.
Rasanya pengen marah ke ayah aku, tapi
pas ngelihat wajahnya meringis kesakitan, aku nggak tega. Trus terpikir, ayah
aku ngerawat aku sampai berumur segini nggak pernah ngeluh bilang capek. Nggak
pernah ngeluh dengan 1001 tingkah anak-anaknya. Ayah aku nggak pernah ngeluh
;’( Tapi aku baru kaya gini aja udah banyakan ngeluhnya.
Sekarang Alhamdulillah keduanya udah
balek rumah. Masih dalam proses istirahat. Si Intan karna nggak ada BPJS kena
delapan jutaan. Duh uang semua itu -__- Walaupun keduanya udah balek rumah,
tetap semua kerjaan aku yang tanggung. Dulu-dulu juga aku sih, tapi kalau ada
anggota yang sakit gini, capeknya double-double.
Sekarang aku lagi berusaha nahan
keluhan. Nggak ada gunanya ngeluh-ngeluh kan, nambah capek mah iya. Ingat wajah
orang tua biar nggak kebanyakan ngeluh. Trus juga aku jadi ingat kisah Fatimah
saat membuatkan masakan untuk suaminya, trus Rasulullah member nasihat gini:
“Wahai Fatimah, sesungguhnya wanita
yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Allah tetapkan baginya
biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta
meningkatkan derajatnya. Wahai Fatimah, sesungguhnya wanita yang berkeringat
ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan
menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.”
Intinya, nasihat Rasulullah itu adalah
jika seorang perempuan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dengan ikhlas, maka
Allah ganti capek-capeknya dia dengan pahala yang setimpal. Ayo Mut semangat!
Semoga saja, ikhlas Mut ikhlas ;)
Trus dinasehatnya, Rasulullah juga
bilang gini : “Wahai Fatimah, yang lebih utama adalah keridhaan suami terhadap
istri. Andakata suamimu tidak ridha padamu, maka aku tidak akan mendoakanmu.
Kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.” Ngeri juga ya.
“Bang,
aku siap kok diajak hidup susah, tapi jangan lama-lama ya. Dan kamu harus ridha
juga sama aku.” Wkwk
gabut, abaikan! Dari pelajaran di rumah sakit kemaren, aku belajar bahwa sehat
itu mahal. Lebih baik ngejaga daripada mengobati.
Aku bertekad untuk ngejaga kesehatan
diri. Mungkin berawal dari hal-hal sederhana seperti makan tepat waktu,
menyempatkan diri berolahraga, setidaknya sekali dalam seminggu. Kurangi makan
micin. Banyakin makan sayur. Banyakin minum air putih. Jangan begadang! Banyak
makan buah.
Ayolah mulai hidup sehat. Semoga aku
dan keluargaku bisa nerapin. Semangat perubahan menuju lebih baik. Kalian juga
harus jaga kesehatan ya. Sharing dong bagaimana cara kalian menjaga kesehatan?
Oke mungkin segini dulu. Ingat, sehat itu mahal! Salam sayang,
@muthihaura_blog.
(104919118)
#onedayonepost #odopbatch5
saya termasuk yang belum berhasil menerapkan gaya hidup sehat. Lagi gampang banget sakit :( apalagi kalo lagi hawanya nggak bersahabat begini, kalo nggak flu juga diare.. Kalau sudah flu, ngrembetnya ke asma juga kayak si Intan huhuhu.. Sadar sih kalo masih doyan makan sembarangan, jarang dan hampir gak pernah olahraga, senengannya minuman sachet.. ga terlalu suka sayur, kadang begadang.. huhuhu.. sedih tapi ya itu tadi.. cuma bisa mbatin aja belum bisa ngelakoni
BalasHapusAlhamdulillah udah pada sehat ya :) Menjaga kesehatan itu harus konsisten, kayak kita nabung atau investasi. Gak bisa tiba2 langsung sehat, mesti dijaga setiap hari. Bakal lebih mudah kalau sekeluarga atau orang yg serumah menerapkan gaya hidup sehat yang sama, jafi bisa saling support deh :)
BalasHapusSemoga Ayah, Adik juga Mbak Muthi sehat selalu yaaa..
BalasHapusOh ya, kalau di rumah yang konsen jaga kesehatan itu suamiku Mbak..secara temen-temnenya di usia 45 sekarang sudah banyak keluhan ini itu. Alhamdulillah serumah jadi ketularan. Jaga makanan dan rutin olahraga.