Tahapan Proses Pembuatan Film
Haai,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya dan sedang ngelakuin apa? Aku stay at home
aja nih. Iya, jadi sejak dua mingguan terakhir ini, aku lebih banyak kegiatan
didalam rumah. Jarang banget aku keluar kecuali ada sesuatu yang penting.
Dulu,
aku pikir aku itu orangnya nggak betahan dirumah, tapi ternyata setelah
dijalani, aku betah kok dirumah. Dan aku mengambil kesimpulan bahwa aku itu
type yang keluar rumah kalau ada tugas atau ada kewajiban yang memang harus
dikerjakan. Intinya gitu deh.
Trus dirumah emangnya
ngapain aja, Mut? Makan, tidur, beresin
rumah, nyoba resep baru, dan lagi nyoba juga bercocok tanam. Untuk saat ini aku
puas-puasin dirumah dulu sambil ngerawat aba, setelah itu, aku udah ngeplan
untuk gabung beberapa komunitas dan kembali aktif diluar rumah.
Baca juga: #ilkomclass
Nah
terlepas dari itu semua, dipostingan kali ini, aku pengen sharing tahapan dalam
pembuatan sebuah film. Materi ini aku dapat saat aku ikut pelatihan perfilman
di Medan Juli 2017 lalu. Sebenarnya ini mau aku jadikan materi #ilkomclass yang
sekali sebulan itu, tapi kayanya aku nggak bisa bikin #ilkomclass sesuai
jadwal. Aku bikin kapan aku pengen aja ya, maafin!
Baca juga: Workshop perfilman regional 2#1
Oke
deh langsung aja tahapan dalam pembuatan sebuah film. Check this out:
Pertama
itu development. Di development, tahap yang harus udah fix itu menentukan siapa
pemainnya. Apakah sebagai anak kuliahan atau tidak. Pokoknya segala penentuan,
baik itu pemain, lokasi, dan lain sebagainya fix ditahap ini. Di development
ini dirapatkan oleh sutradara (director), penulis naskah, dan produser.
Sebelum
masuk ke pembahasan selanjutnya, dibahas sedikit job desk dari masing-masing
triangle sistem tersebut. Sutradara adalah orang yang memiliki tugas untuk
mikirin music dalam film tersebut apa. Menentukan baju dan punya otoritas
tinggi. Sutradara jugalah yang bakal banyak berurusan dengan pihak luar.
Penulis
naskah adalah orang yang memiliki tugas untuk menulis naskah tersebut dari awal
scene hingga tuntas. Sedangkan produser adalah orang yang memiliki tugas untuk
mengurus budget dalam perfilman tersebut.
Tahap
kedua yakni preproduction. Tahap ini
adalah tahap mencari pemain, lokasi shooting. Pada tahap ini juga, yang
berperan mencari dan menentukannya adalah sutradara dan produser. Sutradara
kemudian merekrut sinematografi/DOP, desainer produksi, desainer suara, dan
penyunting gambar. Sedangkan produser merekrut production manager dan manajer
keuangan.
Ditahap
ini juga semua kemungkinan buruk sudah diantisipasi. Selain itu, semua yang
terlibat sudah tau job desk masing-masing. Pokoknya semua hal sebelum
melaksanakan shooting sudah clear ditahap ini.
Selanjutnya
masuk ketahap produksi. Tahap ini
adalah tahap shooting, mulai dari merekam gambar dan suara. Setelah tahap
produksi selesai sesuai schedule, maka masuk ketahap post production. Pada tahap ini, sutradara tidak ikut campur lagi
karna tugas sutradara hanya sampai pada tahap pasca produksi. Tahapan ini
dipegang oleh produser dan produser yang berhak mengambil keputusan terakhir.
Lanjut
ke tahap yang kelima, distribution.
Tahap ini adalah tahap menyebarkan film kebanyak tempat atau kemana saja. Dan
tahapan terakhir adalah tahapan exhibition
dimana film ditonton oleh masyarakat.
![]() |
nonton film. source: google |
Trus, kalau semisal film
yang udah jadi beda dengan script yang diberikan penulis scenario atau scriptwriternya
gimana, Mut? Ya nggak masalah, itu bukan tanggung
jawab si scriptwriternya. Scriptwriter itu hanya nulis saja, tapi saat nulis
scenario harus dipikirkan juga kemudahan team untuk produksi. Nangkap nggak
maksudnya?
Jadi
jangan bikin scenario yang nyusahin team. Misal nih kamu bikin scenario
orang-orang terbang, kan team jadi susah. Pokoknya saat nulis, pikirkan juga
kesanggupan team. Trus bagaimana sih
kriteria cerita film yang baik?
Kalau
menurut mas Pidi, mentor aku saat pelatihan itu, cerita yang baik itu harus
dapat dipercaya. Tidak harus logis, tapi harus bisa dipercaya. Harus dramatis.
Dramatis disini maksudnya mampu menggerakkan emosi penonton. Dan yang terakhir
harus sinematik.
Sinematik
disini maksudnya harus memungkinkan untuk bisa diwujudkan oleh sutradara dan
produser. Gimana? Sampai disini pahamkan? Semoga saja ya. Aak, aku jadi
benar-benar kangen bikin film. Semoga beberapa waktu kedepan, aku bisa ikutan
bikin film lagi. Minimal film pendeklah. Pengen jadi scriptwriternya.
Aku
masih harus belajar, jadi kalau ada yang salah dari tulisan ini, bisa banget di
koreksi. Kalau kamu sendiri, suka nggak bikin film? Suka nggak berkecimpung
didunia perfilman? Oke deh segini dulu sharing dari aku tahapan proses pembuatan film. Semoga bermanfaat ya. Salam sayang,
@muthihaura1.
Jum’at,
16 Februari 2018. 10.23 WIB.
Aku pernah jadi tim dan panitia pembuatan film waktu ngajar di Malang. Pengalaman baru,seru tapi capek haha
BalasHapusHaha iyaa mbak. Seru tapi capek. Aku Cuma pernah jadi tim doang, belum panitian hehe.
HapusAku belum pernah terjun di dunia perfilm-an. Makasih kak Sharingnya. Membuka wawasanku banget :)
BalasHapusSama-sama. Ayo kapan-kapan dicoba terjun didunia perfilman.
Hapusmakasih sharingnya menambah wawasan
BalasHapusSama-sama mbk ;)
HapusScriptwriting itu beda ya sama nulis cerita?
BalasHapusBeda mas. Ada kaedah-kaedah tertentu ^^
HapusMakasih sharingnya. Jadi pengin nulis scenario lagi...:)
BalasHapusSama-sama mbak. Ayo dicoba ;)
HapusJadi pengen nyoba bikin film wkwk
BalasHapusAyo mbak dicoba ;)
HapusKok aku mau nangis ya baca ini wakwakwak. Salah satu passion aku itu di film dan dunia peran. Bukan sebagai pemain, tapi di belakang layar. Tapi ga pernah bener2 nyoba bikin. Kapasitas dan kemampuannya belum ada. Tapi adik aku lagi konsen ke bidang ini juga, moga2 bener2 bisa mencapai mimpinya dia.
BalasHapusAyo mbak benar-benar dicoba. Aku juga passionnya dibelakang layar. Duh orang belakang haha.
Hapus