Lebaran di Sumatra Barat
Haai,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya dan sedang ngelakuin apa? Udah lama rasanya
nggak nulis padahal yang pengen diceritain banyak banget. Beberapa job sosial
media dan blogspot juga ada yang tidak dikerjakan dengan baik, berasa nolak
uang. Tapi ya mau gimana lagi, bulan Juni ini aku lebih banyak malasnya.
Aku
lebih sering ngabisin waktu dengan nontonin youtube, trus baca webtoon, padahal
banyak banget target dan deadline tulisan yang harus diselesaikan. Nggak tau
kenapa, rasanya malas aja buat nulis dan aku ngerasa nggak produktif banget.
ini aja dipaksa banget.
Oh
ya, tanggal 6 Juni lalu, ayahku meninggal. Ya, kami resmi jadi yatim piatu.
Alhamdulillah aku punya keluarga besar yang selalu nyemangatin dan nguatin. Aku
juga punya adik-adik yang luar biasa. Aku bersyukur dibesarkan dengan pola
parenting orang tuaku. Satu adikku kuliah di Madinah secara gratis, dua adikku
di pondok pesantren dan masuk kelas penghapal Al-Qur’an. Dua adikku lagi juga
sosok-sosok berprestasi dibidangnya. Aku aja yang mungkin belum bisa membanggakan.
Tapi
aku dan adik-adik akan selalu berproses menjadi sosok-sosok yang lebih baik
kedepannya untuk orang-orang yang kami sayang, terutama orang tua. Minta doa
untuk ayahku ya. Semoga beliau khusnul khotimah. Aku pengen cerita tentang
kepergian aba. Iya, aku manggil ayahku dengan panggilan aba. Tapi kayanya aku
nggak bisa cerita sekarang.
Aku
belum siap menceritakannya. Next kesempatan In syaa Allah. Nah, setelah aba
meninggal, seminggu sebelum raya, kami udah stay dikampung. Pas tanggal 17 Juni
malam, dirumah nenek lagi ada kumpul keluarga. Tiba-tiba aku disuruh ikut kakak
sepupu aku yang mau lebaran ketempat suaminya di Sumatra Barat.
Jelas
aku terima dong tawaran itu. Kapan lagi ke Sumbar buat refreshing kan? Gratis
lagi haha. Tapi dadakan banget, soalnya berangkat ke Sumbarnya keesokan paginya
alias tanggal 18 Juni. Aku izin ke Raihan, adik aku nomor dua. Karna apa-apa
sekarang kayanya memang harus izin ke dia. Dia ngizinin, akhirnya yang pergi,
aku-Naila-Naufal bareng keluarga Kak Santi. Aku ceritain perhari aja kali ya?
Oke deh langsung aja, check this out:
18 Juni 2018
Malamnya,
aku dan adik-adik udah langsung packing karna Kak Santi bilang bakal berangkat
jam 7 pagi. Tapi ternyata ngaret sampai jam 10. Ya namanya Indonesia.
Perjalanan ke Sumbar kali ini lewat Kuantan Singingi alias Kuansing biar lebih
dekat dan nggak macet. Senang? Tentu saja! Udah lama aku nggak ke Kuansing.
Kuansing
punya cerita tentang KKN ku.
KKN itu moment penuh pembelajaran dan sangat dirindukan, tapi tak ingin mengulangnya
kembali. Cukup sekali aja. Nyampai di Kuansing kami sholat, trus makan.
Kebetulan memang bawa bekal dari rumah. Sempat juga singgah ke masjid Agung
Kuansing dan ngelihat pertunjukan budaya. Ah, Kuansing memang selalu kental
dengan kebudayaannya.
![]() |
Pertunjukan budaya Kuansing |
Baca juga: Travelling at Sumbar
Nyampai
Sumbar lebih tepatnya di Damas Raya jam limaan sore entah enaman sore. Tentu
saja kami disambut dengan ramah dan diperlakukan dengan baik. Disini juga lagi
musim-musimnya durian banget. Kebetulan suami kakak sepupu aku ini punya kebun
durian, tapi sayang banget aku nggak ikut ke kebunnya.
19 Juni 2018
Hari
ini sekitaran jam 12-an siang, aku-Naila-Naufal diajak kakak sepupu kerumah
saudara jauh umi aku di Koto Baru. Ada tiga rumah yang kami kunjungi. Baru tau
ternyata umi punya saudara di Sumbar. Ini pertama kali aku jumpa dengan saudara
jauh umi. Aku memang kurang terlalu kenal dengan saudara-saudara umi.
Soalnya
sejak umi meninggal, makin hilang kontak dengan keluarga umi. Bukan karna ada
masalah apa-apa sih, almarhum umi anak tunggal. Almarhumah nenek Cuma berdua
bersaudara. Nah, nenek meninggal, udah kaya keputus aja tuh. Tapi Alhamdulillah
tahun ini bisa kembali menyambung silaturrahmi. Semoga akan selalu begitu.
Jadi
kalau aku suatu hari nanti ke Sumbar lagi, aku udah ada saudara disana.
Sorenya, suami abang sepupu ngajakin kami ke Gunung Medan. Letaknya tak terlalu
jauh dari Damas Raya. Gunung Medang salah satu tempat wisata. Biaya masuknya
perorang 10 ribu. Untuk cerita di Gunung Medan, aku bakal bikin di post
berbeda.
![]() |
At Gunungmedan |
20 Juni 2018
Mengunjungi
keluarga suami kakak sepupu di Solok sekalian arah pulang. Berarti kami pulang
nggak lewat Kuansing lagi. Perjalanan cukup jauh, agak sorean, kami singgah ke
Bukik Chinangkiak. Bukik Chinangkiak ini adalah salah satu tempat wisata yang
aku rekomendasikan. Lagi-lagi tetang Bukik Chinangkiak ini, aku bakal bikin
postingan berbeda.
Malamnya,
kami nginap dirumah saudara suami kakak sepupu. Rumahnya bisa dibilang kecil,
lampunya gelap. Bisa dibilang, orang kurang mampu. Aku bilang gini ke adik aku
si Naila: “La, banyak-banyaklah kita bersyukur. Banyak orang yang hidupnya
dibawah kita. Yang lebih susah dari pada kita. Jangan kita banyak mengeluh dan
bla bla bla.”
![]() |
At Solok Sumatera Barat |
Pokoknya
dirumah itu, aku belajar banyah hal tengang bersyukur. Allah memang maha baik,
karna disetiap jalan hidup kita, Ia beri banyak pembelajaran. Semoga
kedepannya, aku dan adik-adikku menjadi orang yang sukses dunia akhirat. Amin!
21 Juni 2018
Ngabisin
hari diperjalanan pulang. Sempat juga makan dipinggir danau Singkarak. Ah,
Sumbar itu indah. Salah satu surganya Indonesia. sepanjang perjalanan pulang
itu, mata disegarkan dengan pemandangan-pemandangan yang hijau. I like it.
Alhamdulillah.
Trimakasih untuk perjalanan luar biasanya Ya Allah. Karna hidup itu bukan hanya
tentang perjuanga, tapi juga perjalanan. Oke mungkin segini dulu. Salam sayang,
@muthihaura_blog.
Senin,
25 Juni 2018. 22.46 WIB.
Senangnya bisa bisa ke Sumatera Barat, makanannya pasti enak-enak disana :)
BalasHapusAlhamdulillah masih Allah kasih kesempatan untuk kumpul dgn keluarga :)
BalasHapusLuar biasa Amak dan Abak mendidik anak2nya ya, bahkan ada yang sampai sekolah di Madinah. Surga untuk mereka berdua ya, insya Allah. Nama2 daerahnya saya kurang familiar, ternyata ini di daerah Solok ya, hehe... Selamat berlebaran :)
BalasHapusMancappp
BalasHapus