Menikmati Sore di Gunung Medan
Aku
suka jalan. Aku suka menikmati pemandangan yang bisa nyejukin mata. Bagiku,
bermain dengan alam itu membuat ide-ide menulis bermunculan. Aku pernah
membayangkan duduk dirumah kayu yang berada ditengah-tengah padi sambil
menulis.
Atau,
aku juga pernah membayangkan duduk dipinggiran pantai sembari menulis. Yang
lebih sederhana, aku pernah membayangkan duduk dilantai dua balkon rumah disaat
malam hari dan hujan sedang turun. Ah, apa yang aku bayangkan itu udah bikin
bahagia. Ya, sesederhana itu.
Bahagiaku
sederhana kok. Dikasih es cream paling murah disaat badmoodpun aku bahagia.
Tapi serius, alam memang selalu punya tempat dihati. Nah, aku udah cerita di
postingan lebaran di Sumbar kan? Pas
di Sumbar kemaren itu, setelah ngunjungi saudara aku, suaminya kakak sepupu
ngajakin ke Gunung Medan.
Awalnya
aku sama sekali nggak tau apa dan dimana Gunung Medan itu. Ekspetasi aku,
Sumbar dipenuhi pantai, tapi sayangnya lokasi rumah si abang ipar ini jauh
banget dari pantai. Ini pertama kalinya aku ke Sumbar dan sama sekali nggak
nemuin pantai.
Sayang
banget? Nggak papa sih. Allah ngasih apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang
kamu inginkan. Kalau Allah nggak kasih pantai diperjalanan kali ini, berarti
Allah nyuruh aku menikmati ciptaan-Nya yang lain. Allah juga nyuruh aku belajar
banyak hal diperjalanan kali ini.
Trimakasih
Ya Allah. Semoga kedepannya, akan banyak perjalanan luar biasa yang Engkau
berikan. Gunung Medan ini masih didaerah Damas Raya. Kalau menurutku sih nggak
terlalu terkenal, tapi cukup worth it untuk dikunjungi.
Baca juga: Koboko Waterfall
Untuk
tiket masuknya, 10 ribu perorang, tapi kami nego, akhirnya 20 ribu semobil,
padahal di mobil kami ramai. Jadi Gunung Medan ini semacam gunung yang harus
kita daki. Entar dipuncak tertingginya, kita bisa lihat pemandangan indah dari
atas.
Iya,
semacam ngedaki gunung gitu. Lupa berapa mdpl-nya, pokoknya lumayan tinggi.
Untungnya bisa diakses sampai puncak pakai mobil, walau jalan ngedakinya serem
banget. Rasa-rasa mau masuk jurang gitu, tapi Alhamdulillah kami selamat sampai
tujuan.
Setelah
ngelewati jalanan yang suram untuk sampai puncak, kira-kira hampir setengah
jam-an, kami bisa menikmati indahnya pemandangan. Lukisan Allah nan indah. Ah,
Sumbar memang salah satu surganya Indonesia.
Saat
sampai puncak dan ngelihat pemandangan indah gini, pikiran jadi tenang. Aku
narik nafas dalam-dalam, trus buang. Serasa semua beban itu diangkat. Serasa
nyaman banget. Di atas puncak juga, aku merenung tentang berbagai hal. Tentang
akan dibawa kemana hidup ini. Selain itu, berpoto tentu saja tak ketinggalan.
![]() |
Pemandangan dari puncak Gunungmedan |
Bukannya
aku alay yang harus berpoto disetiap tempat. Bagiku, poto, video, dan tulisan
adalah pengikat kenangan. Kita memang nggak akan pernah bisa mengulang
kenangan. Pun, jika kita pergi ketempat itu lagi untuk yang kedua kalinya,
pengalaman yang akan dirasakan pasti berbeda dengan yang pertama.
Tak
ada pengalaman yang bisa ‘dirasakan’ dua kali, walaupun ditempat yang sama
bersama orang yang sama. Makanya butuh pengikat kenangan. Jika kelak kita tua
nanti dan ingin nostalgia, kita bisa melihat poto. Bisa melihat video, dan
membaca tulisan yang sudah ditulis.
Semua
kenangan itu juga akan bisa kita perlihatkan dan ceritakan kepada anak cucu.
So, jangan ngejudge orang yang suka berpoto ya saat dalam perjalanan. Daripada
sibuk menjudge orang, lebih baik memfokuskan diri sendiri untuk mengejar
impian.
Oke
mungkin segini dulu. Di Gunung Medan memang cuma ada pemandangan itu, bisa
dilihat dipoto yang aku share ya. Cocok buat kamu yang ingin mencari inspirasi
atau butuh menenangkan diri. Segini dulu. Salam sayang, @muthihaura1.
Minggu,
1 Juli 2018. 18.39 WIB.
wah, tempatnya sejuk dan nyaman ya muti
BalasHapusasik mba tempatnya pengen banget piknik aku jadinya
BalasHapuswah pastinya hijau dan menyejukan mata
BalasHapusTempatnya itu langsung ngadep sunset yah mbak? atau sunrise.
BalasHapusDari fotonya keliatan banget suasana di bawahnya masih asri gitu, kayak hutan.