Operasi Usus Buntu
Hidup
itu penuh misteri. Terkadang apa yang kita rencanakan, Allah ubah rencana itu
dengan sangat mudahnya. Kita bilang A, kalau Allah nggak ngizinin, ya nggak
bakal terjadi. Memang dalam hidup, manusia bebas berencana, manusia bebas
membuat planning A B C dan D, tapi tetap saja, Allah yang nentuin akan seperti
apanya.
Tugas
kita sebagai manusia hanya bisa melakukan yang terbaik semampu kita. Tepat
malam Jum’at 9 Agustus lalu, adik aku si Intan kambuh lagi penyakitnya.
Diantara kami berenam, memang Intan yang bisa dibilang sejak kecil
‘berpenyakit’. Dia asma. Makanya sejak kecil, dia juga cenderung di manja.
Bahkan
untuk kerjaan rumahpun, nggak banyak yang bisa dia lakuin. Pokoknya kalau nggak
dituruti apa yang dia mau, dia bisa nangis. Kalau nangisnya udah kelewatan,
asmanya kumat. Makanya sebisa mungkin dirumah itu, jangan sampai bikin dia
nangis. Diapun jadi jarang dimarahi oleh mendiang kedua orang tuaku.
Alhasil
dia jadi anak yang punya pola hidup bisa dibilang kurang sehat. Begadang main
hape sampai larut malam udah biasa dia lakuin. Tidur sampai siang. Nggak pernah
olahraga. Jarang makan pagi. Kalau nggak suka apa yang aku masak, dia bakal
makan diluar dan beli mie. Kemana-mana kalau jalan sama temannya, suka banget
beli mie ayam atau bakso atau makanan jankfood lainnya.
![]() |
mie ayam. source: google |
Jarang
juga dia minum air putih. Nah pas dirumah sakit kemaren itu, setelah asmanya
diobati, dia diharuskan nginap untuk kemudian di USG. Setelah hasil USG keluar,
dia positif usus buntu dan harus di operasi. Otomatis, aku dan adik kedua aku
si Raihan harus ganti-gantian buat jagain dia.
Padahal
sejak almarhum aba meninggal, aku rasanya nggak pengen kembali lagi kerumah
sakit. Trauma itu masih ada. Tapi qadarullah, Allah berkehendak lain. Tepat
dihari Senin 13 Agustus jam 9, Intan di operasi. Awalnya dia nolak di operasi,
katanya takut. Tapi aku udah menandatangani berkas operasinya. Aku mewakili
keluarga, setuju untuk dia dioperasi.
Sebenarnya
usus buntu Intan bisa dibilang nggak terlalu parah. Dokter bilang masih bisa
diobati pakai obat, tapi nggak mungkin dia minum obat-obatan teruskan? Lagian
kalau nunggu ususnya sampai pecah dan nyebar ke usus-usus lainnya, itu lebih
parah lagi dan harus dilakukan operasi emergency.
Operasi
dimulai jam Sembilan, Intan baru balek ruangan jam satu siang. Dia di bius dari
pinggang sampai lutut sebelah kanan. Jadi bagian yang dibius itu nggak bisa
digerakin selama empat jam lebih. Mau nggak mau, dia BAK atau BAB aku yang
nampung dan bersihin. Jadi keingat almarhum aba yang dulu aku juga bersihin BAB
dan BAK-nya.
![]() |
Ini usus buntu yang udah dioperasi |
Alhamdulillah
pengalaman yang berguna itu. Mana tau dibutuhkan lagi suatu saat nanti, tapi
jangan sampai lagilah hehe. Alhamdulillah juga hari ini Intan udah boleh
pulang. Operasinya berhasil, tinggal masa pemulihan. Mungkin ada yang nanya, Mut
selama kejadian, kok nggak ada cerita-cerita? Story WA dan IG-nya kaya nggak
terjadi apa-apa?
Bukannya
nggak mau cerita, hanya saja, aku emang nggak suka ngelihat ‘lemah’nya aku
didepan orang lain. Aku nggak ingin orang lain ngelihat aku susah. Biarlah
orang lain lihat happy-nya aku lewat media sosial agar bisa jadi doa dan
kemudian Allah kasih terus-terusan kebahagiaan. Amin!
Trus
sekarang kenapa diceritain? Karna semuanya udah
berlalu. Aku ingin lewat postingan ini, orang-orang bisa sadar, bahwa sehat itu
mahal. Sehat itu enak. Lebih baik menjaga daripada mengobati. Aku dan Raihan
juga udah ngingetin adik-adik aku berkali-kali untuk ikutin pola hidup sehat
ala Islam. Bangun pagi, olahraga, nggak begadang, banyak minum air putih, dan
lain sebagainya.
Kamu
nggak harus ngerasain sakit dulukan untuk menghargai betapa nikmatnya sehat
itu? Kalau aku nggak mau. Aku udah ngelihat betapa nggak enaknya sakit. Emang
sih sakit itu penggugur dosa, tapi itu bukan satu-satunya cara. Selama berada
dirumah sakit, aku belajar banyak hal. Banyak sekali.
Dirumah
sakit aku bertemu berbagai macam orang dengan ragam sifatnya. Ada yang care,
ada yang judes, ada yang bodo amat dengan orang lain. Aku juga ngelihat dan
mendengar rintihan-rintihan kesakitan. Ada yang tengah malam mengeluh-ngeluh
sakit sampai berteriak-teriak. Ada yang memaki-maki karna rasa sakit.
Ada
yang menangis meraung-raung. Banyak deh. Aku lagi belajar nerapin pola hidup
sehat dengan olahraga tiap Kamis dan Minggu. Ngurangi makan diluar juga dengan
ikutan food preparation agar lebih semangat masak. Ngurangi makan bergula.
Bangun pagi dan mandi pagi, juga mandi sore.
Pokoknya
sebisa mungkin ngerawat diri. Doain aku sehat selalu ya dan semoga kamu juga.
Ayo terus belajar memperbaiki diri. Allah nggak akan ngerubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu ngerubah nasibnya sendiri. Salam sayang, @muthihaura_blog.
Rabu,
15 Agustus 2018. 16.11 WIB.
Untungnya Intan punya mbakyu yang sabar dan mau jagain ya. Tetapi memang betul, lebih mencegah daripada mengobati. Kalau bisa hidup sehat, lebih baik hidup sehat. Semangat ya, mbak.
BalasHapus