[Review]: Rentang Kisah
Usiaku
23 tahun. Bukan usia remaja lagi memang. Sejak kecil, aku suka membaca. Hal ini
mungkin memang ditanamkan oleh almarhum kedua orang tuaku pada anak-anaknya. Terbukti,
setiap liburan sekolah, almarhum aba selalu mengajak kami ke took buku. Rasanya
diajak ketoko buku itu udah liburan paling mewah.
Nyampai
ditoko buku, kami cuma diperkenankan memilih satu buku yang paling kami suka.
Ya, cuma satu karna kurangnya budget. Kebiasaan-kebiasaan yang diajarkan kedua
orang tuaku membentukku dan adik-adikku sampai saat ini. Alhamdulillah bisa
dibilang, aku dan adik-adik lumayan cukup berprestasi disekolah.
Buku
yang paling suka kubaca juga adalah tentang kisah hidup orang lain. Ya, aku
suka baca biografi perjalanan sukses seseorang. Menurutku, membaca biografi
seseorang mengajarkanku tentang banyak hal. Aku juga bisa meminimalisir
kesalahan yang pernah si tokoh alami agar tidak terulang dikehidupanku.
Dari
kisah hidup orang lain juga, aku mengambil kesimpulan bahwa untuk mendapatkan
sesuatu, butuh perjuangan. Butuh usaha. Butuh kerja keras. Tidak ada impian
yang didapatkan dengan hanya bermalas-malasan. Tidak ada impian tanpa
perjuangan.
Nah,
buku biografi yang baru selesai beberapa bulan lalu kubaca dan baru sempat ku
review sekarang adalah buku Rentang Kisah. Buku ini kisah hidup seorang Gitasav
dan ditulis langsung olehnya. Kayanya, kebanyakan orang udah mengenal siapa itu
Gitasav bukan?

Yap,
Gitasav adalah nama singkatan dari Gita Savitri Devi. Aku mengenalnya sudah
lumayan lama lewat blog dan youtube yang ia kelola. Aku membeli buku ini karna
aku terkagum-kagum dengan pemikiran perempuan lulusan Kimia Murni di Freie
Universitas Berlin Jerman. Menurutku, dia perempuan yang open minded. Dia
berpikiran out of the box.
Jarang
aku menemukan perempuan yang pemikirannya seluas Gitasav, juga Najwa Shihab.
Aku selalu kagum dengan perempuan-perempuan independent yang punya pemikiran
luar biasa. Yang mampu mengalahkan asumsi lelaki bahwa perempuan itu lemah dan
terbelakang.
Baca
juga: Meet Najwa Shihab
Tulisan-tulisan
Gitasav di blognya juga termasuk kritis. Iya menuliskan apa yang ia rasa dari
sudut pandangnya. Begitu juga vlog-vlognya yang kadang membahas suatu topik.
Dari caranya berbicara saja sudah memperlihatkan betapa pintarnya seorang
Gitasav.
Aku
kalau suka sama seseorang, aku pasti ngepoin semua sosial medianya dan kalau ia
nulis buku, akupun akan beli. 10 September 2018 lalu, akhirnya buku Rentang
Kisah ini fix jadi milikku. Aku bakal review dulu dari covernya. Aku suka
covernya, kombinasi warna kesukaanku, biru. Dari covernya secara nggak langsung
menceritakan bahwa hidup itu nggak Cuma ‘putih’ aja, nggak Cuma ‘hitam’ aja.
Ada
kalanya kita ngerasain pahitnya hidup. Ada kalanya kita ngerasain manisnya.
Kita nggak akan bisa memilih satu hal saja, karna dari keduanyalah kita bisa
belajar tentang banyak hal. Buku ini terdiri dari 107 halaman dengan beberapa
gambar didalamnya. Rentang Kisah sendiri diterbitkan oleh Gagasmedia.
Kalau
boleh jujur, buku ini diluar ekspetasiku. Aku berpikiran buku ini bakal ‘waw’
banget dan menceritakan secara lebih detail serta lebih ‘kritis’, tapi ternyata
tidak terlalu. Kurang berasa ‘Gitasav’-nya. Yang aku kurang sukanya juga,
dibab-bab awal, Gitasav menuliskan dirinya dengan kata ‘aku’ dan itu nggak dia
banget.
Gitasav
di tulisan blog dan youtubenya selalu memanggil dirinya dengan sebutan ‘gue’.
Baru dibeberapa bab terakhir, Gitasav memanggil dirinya ‘gue’. Memang sepele,
tapi berasa banget bagi aku pribadi. Bukan berarti aku bilang buku ini nggak
bagus, nggak sama sekali.
Buku
ini tetap memiliki banyak pelajaran berharga tentang keihklasan, tentang doa
orang tua, tentang bagaimana kuliah di Jerman, dan lain sebagainya. Buku ini
juga mengajarkan perihal keikhlasan. Ikhlas mengikuti setiap keinginan orang
tua, karna Gitasav percaya tanpa doa orang tua, segigih apapun ia
memperjuangkan impiannya, ia tidak akan mendapatkan impian tersebut.
Terbukti,
‘restu’ orang tuanya mengantarkan seorang Gitasav hingga bisa seperti saat ini.
Rentang Kisah cocok dibaca untuk remaja belasan tahun, apalagi yang baru-baru
lulus SMA dan galau akan masa depan. Bagi yang sudah melewati masa-masa remaja,
kisah yang disuguhkan Gitasav, dibeberapa bagian kamu pasti juga pernah mengalaminya.
Ada
satu paragraph yang paling aku suka dibuku ini. Begini isi paragrafnya:
“Terakhir, aku ingin berterimakasih kepada diri sendiri. Terimakasih karena
kamu selalu mencoba untuk optimis. Sering kali, hidup berjalan tidak seperti
yang kamu mau, tidak semulus yang kamu harapkan, tapi aku senang karena kamu
nggak lantas berhenti. Kamu jalan terus. Bahkan, kamu berjalan dengan kepala
tegak dan bibir yang tersenyum. Tetaplah seperti itu, karena aku yakin di depan
cobaan akan lebih gila lagi. Thank you life, for being such a roller coaster.
Thank you for being my greatest teacher.”
Buku
ini lumayan mengajarkan banyak hal. Untuk baca selengkapnya, kamu bisa beli
buku ini di Gramedia ya. Ayo semangat menggapai mimpi. Gitasav saja bisa, kita
juga pasti bisa. Segini dulu review rentang kisah dari aku. Salam,
@muthihaura1.
Minggu,
9 September 2018. 19.19 WIB.
Aku udah beli dan baca buku ini dari lama. Aku ikut PO soalnya, tp belum smpet ngereview. Aku setuju bgt penggunaan kata ganti yg bukan "gue" itu nggak Gitasav bgt ya?
BalasHapusOverall bagus sihh ku suka isinya
Wah saya termasuk telat ngepoin Gita tp part segigih apapun ia memperjuangkan impiannya, ia tidak akan mendapatkan impian tersebut.menurut saya klo ortunya baik ya gpp tp klo nyuruh ngehutang buat nikah dipuji org lebih baik ga diokutin hihi
BalasHapus