Survival Kit For 20 Something
Hai
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya dan sedang ngelakuin apa? Udah menuju akhir
tahun 2018 aja ya. Nggak kerasa. Bagaimana dengan target-target di 2018-nya?
Apakah sudah terealisasikan? Kalau aku sih tahun ini ngelist target bacaan dan
sejauh ini Alhamdulillah sudah berjalan.
Ngomongin
bacaan, beberapa hari yang lalu, aku baru saja menyelesaikan sebuah buku dengan
judul survival kit for 20 something. Buku ini aku beli di Gramedia 31 Agustus
2018 lalu. Penulis buku ini adalah Disfira Ika Amelia dan Pradnya Wardhani. Diterbitkan
oleh Metagraf. Btw, para penulis-penulisnya ini juga merupakan penulis di
hipwee.
Hipwee
ini merupakan sebuah portal anak muda yang diluncurkan sejak tahun 2014. Aku
review dari cover dulu ya. Covernya full colour dan aku suka. Kalau bagi aku,
covernya ini mengambarkan anak muda banget yang hidupnya penuh dengan warna.
Didalam bukunya didominasi juga dengan warna oranye.
Membaca
buku ini emang kerasa banget tulisan hipwee-nya dan bagi aku, ada beberapa bab
yang sering juga dijumpai ditulisan hipwee. Emang nggak persis sama sih, tapi
nggak beda jauhlah. Hanya beda dipenggunaan bahasa. Buku ini juga dilengkapi
dengan pembatas buku. Aku paling suka kalau buku yang ada pembatasnya. Lebih
memudahkan menurut aku.
Untuk
pembahasan dibuku ini, pas banget dengan apa yang aku rasakan selama aku
menginjak usia 20-an. Aku sering banget cerita dibeberapa postingan kalau aku
galau, badmood, sedih, baper, dan lain sebagainya sejak usia aku menginjak usia
20-an. Ternyata semua itu normal dan nggak Cuma aku yang ngalamin.
Baca
juga:
Kegalaun di usia 20-an
Hampir
semua remaja akhir yang memasuki usia 20-an mengalami apa yang aku alami. Buku
ini juga dibeberapa bagian memberikan solusi untuk apa sedang kita alami, walau
aku rasa bahasanya terlalu kaku. Survival kit for 20 something ini baguslah
dibaca buat kita yang berumuran 20 sampai 29. Nggak ada kata terlambat untuk
membacanya.
Ada
beberapa bagian dibuku ini yang aku tandai karna suka dengan kata-katanya.
Salah satunya ditulis dibuku ini halaman 81. Isinya: “Sesekali iri itu
manusiawi . wajar saja bila kamu ingin seperti Maudy Ayunda, yang sudah cantik,
cerdas, kaya, artis, dan kuliah di Oxford pula! Tak ada salahnya pula jika kamu
ingin menjadi seperti CEO-CEO start up yang sudah sukses diusia muda.
Rasa
ingin menjadi seperti mereka ini tidak selalu buruk. Toh bisa kamu jadikan
lecutan dan teladan agar dirimu berusaha lebih keras lagi. Tapi saat kamu
merasa dunia terlampau gilang-gemilang, sementara kamu bagai tikus udik dipojokan
yang terlampau takut mengalah, ambil nafas dalam-dalam. Ingatlah satu hal bahwa
bulanpun tak bisa hidup disiang hari. Setiap orang memiliki jalur
masing-masing. Tak perlu menyamarkan standarmu dengan orang lain, kamu berhak
menciptakan definisi suksesmu sendiri dan bekerja keras mencapainya.”
Begitulah
isinya dan aku ngerasa tulisan itu IYA banget! Kita nggak bisa menyamakan
kesuksesan kita dengan orang lain. Semua orang bergerak diporosnya
masing-masing, kembar sekalipun. Ah, nggak mau spoiler terlalu banyak. Pokoknya
menurut aku buku ini komplit. Membahas dari awal memasuki usia 20-an, membangun
karir, hingga masalah pernikahan.
Beberapa
pelajaran yang dapat kuambil dari buku ini adalah, pertama, ‘seindah’
apapun hidup orang lain, kamu tidak perlu iri. Jangan kebanyakan iri dengan
‘rumput’ tetangga. Tugasmu merawat rumputmu sendiri. Kamu tau kenapa rumput
tetangga itu jauh lebih indah? Karna itu tetanggamu sibuk ngerawat rumputnya,
sedangkan kamu Cuma ngelihatin tanpa berbuat apa-apa dengan rumputmu.
So,
rawat rumputmu! Kedua, pahamilah bahwa disetiap ‘keindahan’ yang kita
lihat dari hidup orang lain, mungkin ada banyak pengorbanan yang ia alami.
Mungkin ada banyak air mata yang ia keluarkan. Kamu hanya tau nama orang
tersebut, tanpa tau kisah hidupnya. So don’t judge by a cover. Jangan nilai
orang sembarangan dari apa yang kamu lihat.
Ketiga,
sibukkan dirimu terus mengasah skill dan kemampuan. Percayalah, seseorang yang
memiliki skill dan etika yang bagus akan diperebutkan oleh banyak perusahaan
yang akan menarikmu bekerja. Asah selalu skill. Upgrade diri. Jangan mau stuck
ditempat. Udah lulus kuliah S1 bukan berarti telah selesai belajar.
Karna
belajar itu proses seumur hidup. Disetiap tempat, disetiap posisi, kamu
diharuskan untuk selalu belajar. Jangan pernah merasa cepat puas untuk semua
yang kamu dapatkan hari ini, karna semua itu hanya sementara. Oke deh mungkin
segini aja dulu.
Semoga
beranfaat ya. Salam sayang, @muthihaura_blog.
Sabtu,
15 September 2018. 14.09 WIB.
Setuju bangeeetttt...
BalasHapusKesuksesan tiap orang itu relatif.
Ada yang merasa sukses adalah banyak duit, ada pula sukses adalah hidup cukup dengan keluarga lengkap dll :)
Suka banget sama cuplikan bukunya! Yang tadinya aku down banget, sekaeang mulai semangat lagi. Terima kasih :”)
BalasHapus