Tentang Ilmu Komunikasi UIN Suska
Tentang
ilmu komunikasi UIN Suska- Seharusnya tulisan ini aku up hari
Kamis kemaren, tapi entah kenapa dalam waktu seminggu ini, aku lebih sering
melalaikan tugas. Lebih sering melalaikan kewajiban. Dalam seminggu ini, to do
list yang udah aku tulis, banyak yang nggak terselesaikan dengan baik.
Gondok
dan kesal dengan diri sendiri, tapi ya bisa apa lagi? Ngemarahi diri sendiri
juga bukan solusi untuk mengubah semuanya. Cara satu-satunya ya berubah. Mulai
lagi menekankan diri untuk keluar dari rasa malas. Mulai nyoba menantang diri
untuk keluar dari zona nyaman.
Kali
ini aku pengen sharing tentang ilmu komunikasi UIN Suska. Sebenarnya, kayanya
dipostingan-postingan lama, aku udah banyak sharing tentang kampusku, bisa
dicek-cek aja dengan klik #IlkomClass atau #MondayClass.
![]() |
Berkomunikasi. source: google |
Berhubung
masih ada yang nanya via e-mail, maka akan aku jawabin lewat postingan blog
ini. Kenapa nggak ngejawab langsung lewat e-mail sipenanya, Mut? Gini, aku
punya media sharing berupa blog. Rata-rata semua hal yang aku tau, bakal aku
sharing diblog. Kalau aku jawabin via e-mail dan langsung kepenanya, otomatis
teman-teman yang lain atau yang membutuhkan informasi ini nggak akan mengetahui
jawaban aku kan?
Beda
halnya kalau aku sharing di blog. Nggak Cuma si penanya yang bisa baca, tapi
juga teman-teman yang membutuhkan lainnya bisa membaca. Ibarat kata, sekali
mendayung dua tiga pulau terlampau. Dan lagi, kalau aku Cuma jawab ‘face to
face’ dengan sipenanya, entar kalau ada yang nanya hal serupa lagi, berarti aku
harus ngulang jawab dong kan?
Baca juga: Ilmu Komunikasi
Gitu
deh pokoknya. Semoga ngerti dan kata-kata aku nggak belibet hehe. Oke deh
langsung aja, jadi aku dapat pertanyaan dari Arya via e-mail. Dia nanya gini: “Assalamua’laikum
kak. Saya Arya. Salam kenal ya kak. Mau nanya nih, kak. Passing grade di
Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska tinggi nggak kak? Ada kemungkinan nggak kalau
saya daftar bisa di terima? Trus kak, apa aja sih kesulitan yang kakak alami di
Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska? Sekian ya kak. Mohon balas e-mail saya ya
kak, soalnya saya mau tamat angkatan 19. Butuh banyak informasi untuk masuk
kuliah ya kak. Makasih ya kak. Wassalam.”
![]() |
Pertanyaan |
Hai
Arya, trimakasih ya sudah bertanya. Teman-teman lainnya juga bisa bertanya ke
aku. Kalau aku ngerti, In syaa Allah akan aku jawabin. Kalian bisa tanya lewat
dm instagram atau e-mail ya. Free kok, tapi jangan lupa follow sosial media aku
ya wkwk. Biar aku semangat gitu.
Oke
langsung aja aku jawabin plus aku kasih gambaran tentang Ilmu Komunikasi UIN
Suska menurut pandanganku dan pandangan beberapa teman yang juga kuliah di Ilmu
Komunikasi UIN Suska. Langsung saja, check this out:
Aku
Muthi Haura, alumni Jurusan Ilmu Komunikasi UIN Suska angkatan 2013. Aku baru
lulus April 2018 lalu. Yap, masih fresh graduated. Aku lulus melalui jalur
SNMPTN. Kalau kamu tanya, apakah UIN Suska menjadi kampus incaranku saat lulus
SMA? Dengan jujur aku akan jawab, tidak.
Baca juga: Tentang Ilmu Komunikasi
Seperti
halnya teman-temanku di MAN 2, aku memiliki impian berkuliah di UGM, Unpad, dan
kampus-kampus yang bisa dikatakan ‘populer’ lainnya. Tapi karna satu dan lain
hal, jalan takdir mengantarkanku dikampus ini, UIN Suska Riau. Apa aku
menyesal? Sama sekali nggak.
Baca
juga: Tips Survive Untuk Maba Ilmu Komunikasi
Kalau
kamu tanya passing grade Ilmu Komunikasi UIN Suska, aku sama sekali nggak tau.
Seingat aku untuk 2017 itu passing gradenya 25,3%. Agar tidak salah informasi,
kamu bisa searching di websitenya UIN Suska atau di google. Dan kalau kamu tanya apakah kamu bisa lulus di
Ilmu Komunikasi UIN Suska, why not? Semua orang punya kesempatan, asalkan kamu
bisa berikan yang terbaik, kamu pasti bisa lulus.
Di
tahun pertama perkuliahan, seperti mahasiswa baru mahasiswa baru lainnya, aku
mengalami dilema. Aku mengalami banyak ketakutan-ketakutan, terlebih lagi, aku
orangnya pemalu, jadi untuk survive di jurusan yang dituntut untuk banyak
ngomong itu butuh perjuangan juga. Aku selalu ‘memaksa’ diri disetiap mata
kuliah, aku harus bertanya atau menyanggah atau bahkan menyatakan pendapat.
Sampai akhirnya itu semua menjadi kebiasaan bagi aku sendiri. Kayanya disemua
mata kuliah aku selalu bertanya deh dan nggak pernah ceritanya duduk dibangku
belakang.
Bukannya
nyari muka. Duduk dibangku belakang itu bikin ngantuk dan menghilangkan
konsentrasi, sedangkan aku nggak punya banyak waktu belajar karna aku
disibukkan dengan kesibukan organisasi dan bersihin rumah plus memasak.
Semester tiga, aku ngambil konsentrasi Broadcasting. Parahnya, aku sama sekali
nggak punya ‘alat’. Aku nggak punya kamera untuk ngerekam, aku nggak punya
laptop yang bisa buat editing video, aku nggak punya tripod dan segala
‘perlengkapan’ ala anak brocasting.
Baca juga: Ilmu Komunikasi UIN Suska
Susah
sih, soalnya harus nebeng-nebeng ke teman. Tapi disana pula tantangannya.
Buktinya aku tetap bisa lulus dengan IPK 3,62. Beda 0,01 dengan pemuncaknya
Ilmu Komunikasi haha. Intinya sih bukan tentang alat, tapi kemaun. Dikelas juga
lebih seringnya teori, padahal anak broadcasting itu harusnya ‘terjun’
langsung. Bahkan disaat aku kuliah, labor broadcastingnya nggak ada.
Lebih
lengkap malah labornya Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah. Ada sih
sekrenya radio UIN Suska dan Suska TV, tapi nggak bisa dipakai bebas oleh
mahasiswa broadcasting. Sayang sekali ya. Seharusnya anak broadcasting itu
punya labornya tersendiri. Oya, aku juga ada sharing dengan teman-teman Ilmu
Komunikasi. Aku share juga disini. Ini nih beberapa pengalaman mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi dari perwakilan tiap
konsetrasi dan dari angkatan berbeda.
![]() |
@lailamuqaddasa |
Selama
mengenyam pendidikan di UIN Suska, wadah untuk menyalurkan minat bakat dibidang
Ilmu Komunikasi itu banyak. Kalau mau serius belajar broadcasting, bisa ikutan
Suska FM atau Suska TV. Tertarik photography bisa ikutan Cofa. Pengen belajar
jurnalistik, gabung di LPM Gagasan atau di Komunika. Kalau anak Public
Relations bisa gabung di sanggar public relation.
Untuk
Sumber Daya seperti dosen. Ilmu Komunikasi UIN Suska juga sudah memiliki dosen
yang professional, walau nggak semuanya. Relasi Ilmu Komunikasi UIN Suska
menurutku masih kurang luas. Ilmu Komunikasi UIN juga masih kurang prestasinya
dan tiap semester bayar uang pratikum untuk yang non UKT, padahal nggak ada
pratikum. –Laila Muqaddasa. Ilmu Komunikasi UIN Suska Angkatan 2013
Konsentrasi Public Relations.
Yap,
aku setuju sama Laila. Wadah pengembangan Ilmu Komunikasi di UIN lumayan
lengkap, tapi itu tergantung kamu mau bergabung di organisasi tersebut atau
tidak, karna organisasi-organisasi itu tidak termasuk dalam kurikulum
pembelajaran.
![]() |
@adrial_r |
Menurut
aku, tembat belajar atau labor komunikasi UIN itu udah lengkap. Tinggal
mahasiswanya mau maju atau nggak lagi. Komunikasi UIN juga salah satu jurusan
favorit di UIN, tapi dosennya menurutku masih banyak kurangnya. Professor di
komunikasi juga kurang. Belajar juga masih awut-awutan, kadang masuk kadang
nggak. –Adrial Ridwan. Ilmu Komunikasi UIN Suska Angkatan 2015 Konsentrasi
Jurnalistik.
![]() |
@azizahsipayung |
Komunikasi
UIN Suska punya laboratorium Suska TV dan Suska FM, tapi nggak bisa dipakai.
Laboratorium itu hanya untuk mahasiswa-mahasiswa yang tergabung di organisasi
tersebut yang nerima anggota dari berbagai fakultas. Jadi mahasiswa yang bukan
bagian dari organisasi tersebut merasa kurang nyaman berada di lab. Pas praktek
juga malah diluar, bukan di lab dengan alasan jam operasional organisasi
tersebut nggak bisa diganggu. –Azizah Sipayung. Ilmu Komunikasi UIN Suska
Angkatan 2016 Konsentrasi Broadcasting.
Dari
urain aku di atas, udah mendapatkan gambaran bukan terkait Ilmu Komunikasi UIN
Suska Riau. Disini aku bukan bermaksud menjelek-jelekan kampus sendiri. Sama
sekali nggak. Aku hanya menjabarkan, apa yang perlu kamu tau dan mungkin bisa
jadi pertimbangan buat kamu. Terlepas dari semua itu, Ilmu Komunikasi UIN Suska
menurutku adalah salah satu tempat terbaik.
Aku
dibentuk dari sana. Dan aku sampai dititik ini, karna aku belajar banyak hal
dari kampus ini. Karna aku juga selalu percaya bahwa bukan kampusnya yang bikin
seseorang itu sukses, tapi diri orang itu sendiri. Percuma, kamu masuk kampus
‘bagus’ yang punya laboratorium super lengkap tapi kamunya sendiri
malas-malasan, sama aja nggak.
Kamu
mau sukses atau tidaknya, diri kamu sendiri yang nentuin. Semua hal diluar
diri, baik itu kampus atau alatnya, itu semua hanya penunjang. Pilihan itu
hanya ada pada dirimu sendiri. Oke segini dulu. Semoga bermanfaat. Salam
sayang, @muthihaura_blog.
Minggu,
9 September 2018. 17.33 WIB.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusSecara umum lulusan ilmu komunikasi apa untuk humas gitu yah mba ?
BalasHapus