Merantau ke Deli
Haai,
Assalamua’laikum. Gimana kabarnya dan sedang ngelakuin apa? Kalau aku sedang
menjalankan beberapa proyek, baik itu untuk channel youtube aku dan blog
pastinya. Akhir-akhir ini, banyak hal yang pengen aku ceritain. Banyak kejadian
yang tengah aku alami.
Tapi
kayanya untuk saat ini, aku memilih untuk tidak menceritakannya terlebih dahulu
karna satu dan lain hal. Mungkin nanti kalau semuanya udah aku anggap beres,
aku bakal cerita agar mana tau bisa diambil pelajaran oleh teman-teman. Tapi
tidak dalam waktu dekat ini.
Kali
ini, aku pengen review novel sastra karya Buya Hamka. Aku baca ini udah hampir
dua bulanan lebih dan baru sempat reviewnya sekarang. Novel aku beli seharga 50
ribu disalah satu toko buku yang baru buka didekat rumahku. Merantau ke Deli sendiri adalah salah satu tulisan
Buya Hamka yang ditulis sebelum perang dunia kedua dan rutin dimuat di Majalah
Pedoman Masyarakat.
![]() |
source: google |
Sebenarnya
agak-agak takut buat ngereview buku ini. Takut entar ada yang pro dan kontra
dengan apa yang aku tulis mengingat Buya Hamka adalah sosok terkenal yang
banyak dikagumi. Tapi baiklah, aku akan tetap ngereview sesuai sudut pandang
aku.
Kalau
dari segi cover, jujur, menurutku kurang menarik. Semisalnya aku tidak tau
siapa penulisnya dan hanya ngelihat cover, mungkin aku tidak akan membeli buku
ini. Tapi karna tau penulisnya adalah Buya Hamka, makanya aku beli deh.
Dari
segi penulisan, Buya Hamka mah nggak perlu diragukan lagi. Tulisannya ngalir
dengan alur maju. Sebagai pembaca, aku merasa bisa masuk dengan apa yang
dirasakan si tokoh. Jujur, aku menangis saat bagian Poniem ‘dibuang’ oleh
Leman. Padahal begitu banyak pengorbanan Poniem untuk Leman.
Ah,
aku tak ingin spoiler. Baca sendiri saja jika penasaran. Novel ini juga
menceritakan tentang adat Minang dan Jawa secara rinci. Dari novel inilah aku
belajar terkait adat Minang dan Jawa. Selain itu, dari buku ini, aku melihat
kisah perempuan yang dimadu dengan sangat jelas.
Bagaimana
kehancuran rumah tangga dengan istri pertama, saat si lelaki memilih menikah
lagi. Aku juga melihat, bahwa dengan istri kedua, kehidupan si lelaki itu
justru semakin melarat. Walau bagaimanapun, dibalik suksesnya lelaki, pasti ada
perempuan yang mendukungnya.
Lelaki
saat awal-awal menikah, bukan siapa-siapa. Kebanyakan punya hartapun tidak. Si
istri itulah yang ‘membantunya’ sukses. Setelah lelaki itu sukses, ia memilih
menikah lagi dengan ‘mencampakkan’ istri pertama yang menemaninya berjuang
sejak awal. Ah, kisah-kisah yang sering aku lihat juga di FTV.
Buku
ini rekomendasi dibaca oleh laki-laki yang ingin berpoligami. Ah, aku tak ingin
terlalu membahas itu, karna ilmukupun tentang itu masih dangkal. Novel ini
cocok dibaca untuk remaja dan dewasa. Ada beberapa pelajaran yang aku dapat
dari novel ini. Aku bakal jabarin, check this out:
Pertama,
saat kamu terlahir sebagai laki-laki. Jadilah laki-laki yang cerdas. Jadilah
laki-laki yang punya prinsip. Jadilah laki-laki yang tidak plin plan dan pandai
mengambil keputusan. Karna kelak, saat kamu sudah menikah, kamulah yang akan
mengambil keputusan untuk keberlangsungan hidup kamu dan keluargamu.
Kalau
kamunya sendiri plin plan dan nggak pandai ngambil keputusan, ya mau gimana? Hal
ini juga berlaku buat perempuan sih jika dia masih sendiri. Nanti sudah
menikah, segala keputusan diambil oleh laki-laki, tapi tentu saja juga harus
ada pertimbangan sang istri. Kedua, bagi perempuan, jika kamu sudah
menjadi istri, patuhlah pada suamimu.
Patuhlah
jika apa yang ia katakan dan apa yang ia minta itu sesuai syariat islam.
Setelah menikah, bagi perempuan, surga dan nerakanya terletak pada kepatuhannya
pada suami. Kalimat ini tentu saja buat diri aku sendiri. Self reminder buat
diri sendiri.
Ketiga,
saat kamu sudah menjadi istri, dukunglah apapun yang diperbuat suami jika itu
baik. Bantulah semampumu. ‘Sukses’ tidaknya seorang lelaki, tentu ada perempuan
dibelakangnya. Kalimat ini lagi-lagi juga buat aku. Intinya sih, buku ini
ngajarin aku banyak hal. Ngebuka mata aku tentang banyak hal.
Oke
deh mungkin segini dulu review buku ‘Merantau ke Deli’ dari aku. Semoga
bermanfaat. Tungguin review buku lainnya ya. Kalau kamu sendiri, sudah baca
buku ini? Atau lagi baca buku apa? Salam, @muthihaura_blog.
Rabu,
14 November 2018. 20.36 WIB.
Wahhh bukunya buya hamka ya.. kisahnya itu jd penasaran baca selengkapnya..
BalasHapus