Persahabatan di Usia 20-an
Sahabat adalah orang yang
selalu ada disampingmu saat selurun dunia berkata kamu tak lagi berharga.
Sahabat bukan ia yang datang lebih dulu, bukan ia yang lebih lama kamu kenal,
tapi ia yang datang dan tak pernah memilih pergi apapun kondisi kamu.
Bagaimanapun kamu.
Sahabat adalah orang yang
mengangkatmu disaat sayapmu patah. Ya, itu definisi sahabat bagiku. Definisi
yang aku agung-agungkan tentang sebuah ‘persahabatan’.
Baca juga: WISUDA
Tapi disaat usia memasuki
20-an, apalagi kalau sudah sama-sama tamat kuliah. Semua definisi itu buyar.
Semua tentang persahabatan yang selalu ‘ada’ disamping itu bullshit. Aku bukan
menyalahkan sahabat-sahabatku, tapi memang ‘masanya’ telah habis.
EMTRI, Ika, Ijah, Ayung,
Ides, Maknyin, Nazlah, Lelek, Ama, Desnoy, Chrystin, dan yang lainnya, semuanya
telah ‘pergi’. Masing-masing mereka sudah punya kehidupan sendiri. Persahabatan
itu pasti sampai kapanpun, tapi di usia kami 23-an gini, persahabatan bukan
lagi sebuah prioritas.
Baca juga: SAHABATGAGASAN
Baca juga: EMTRI
Tidak ada yang salah.
Tidak ada yang perlu disalahkan. Setiap orang ada masanya, tiap masa ada
orangnya. Di usia segini, focus hidup bukan lagi tentang ‘persahabatan’. Bukan
lagi tentang hanya ketawa haha hihi sambil menggosip perihal cowok.
Bukan lagi tentang dosen A
killer, dosen B pelit nilai, dosen C bla bla bla. Bukan lagi tentang ‘hari ini,
kita mau kemana?’ ‘pakai baju warna apa biar barengan warna’. Bukan lagi
tentang merajuk-merajukan karna tidak diajak disalah satu event.
Ya, bukan lagi tentang
semua itu. Persahaban akan ‘lekang’ oleh waktu dan masa, tapi tidak dengan
orang-orang yang terlibat didalamnya dan semua kenangan yang pernah ‘ada’. Aku
bersyukur punya blog. Setidaknya, banyak waktu bersama sahabat-sahabatku yang
aku tulis disini. Setidaknya, aku ‘merekam’ mereka di diary online aku ini.
Kelak, jika aku rindu pada
mereka dan semua kenangan itu, aku masih bisa membukanya lagi. Masih bisa
membacanya lagi. Untuk semua sahabat-sahabatku, dimanapun mereka berada, untuk
semua hal yang pernah kita torehkan bersama. Untuk semua cerita yang kita tulis
bersama. Untuk semua pelajaran indah yang kalian beri.
Untuk selalu menguatkan
aku disaat jatuh. Pokoknya untuk semua hal itu, dengan tulus, kuucapkan
trimakasih. Kejar apa yang ingin kalian kejar. Raih apa yang ingin kalian raih.
Akupun begitu. Aku akan berfokus menggapai apa yang ingin aku gapai. See you at
the top. Sampai jumpa di puncak kesuksesan! Jangan pernah lupakan kenangan
‘tentang kita’ ya.
Di usia 20-an ini, sahabat
memang bukan prioritas. Masing-masing lebih focus ke diri sendiri. Yang
menemani disisi bukan lagi ‘sahabat’, tapi ‘partner’. Partner lawan jenis yang
bisa dibilang juga, teman hidup. Ya, memang masanya seperti ini lagi.
Mungkin tugas ‘sahabat’
menemani telah selesai, saatnya tugas itu dilimpahkan kepada ‘partner’ hidup.
Memang, ada hal-hal yang tidak bisa dilakukan dengan sahabat, tapi bisa
diwujudkan dengan parner. Sahabat memilik ‘batas’, tetapi partner tidak. Hingga
akhir hayat.
Nah, di usia segini,
saatnya menemukan partner yang tepat. Bagaimana caranya? Focus belajar.
Hebatkan dirimu dulu, maka yang akan datang padamu juga semoga orang yang
tengah menghebatkan diri. Kembangkan diri. Kembangkan skill. Yang paling
terpenting, dekati Allah. Self reminder sih buat diri sendiri.
Dan bagi yang sudah
menemukan, tapi masih berstatus ‘pacar’ atau teman dekat, kamu juga harus terus
mengembangkan diri. Jangan terlalu bergantung, karna dia belum tentu menjadi
partner hidupnya. Oke deh mungkin segini dulu cuap-cuap a.k.a beropini dari
aku. Salam sayang, @muthihaura_blog.
Sabtu, 19 Januari 2019.
18.10 WIB.
Terkadang sebuah persahabatan akan mulai merengang dikala dikikis oleh banyak aktivitas pribadi, apalagi sahabat kita sudah merid, mmmm.... kita seperti sendirian di dunia ini. :)
BalasHapusHihi.. Betul kak, semakin kita dewasa, ada perubahan yang terjadi dalam persahabatan. Dan semoga meski kita tak sering bertemu kualitas persahabatannya tetap terjaga. Hihihi.. di usai 20 tahun ke atas, saya memilih journal sebagai sahabat kak. Saya bisa bercerita dan berkeluh kesah padanya. Hahahaha.. paling tidak, jika kita punya problema ada sosok yang bisa kita ajak berbagi. Termasuk benda mati ðŸ¤ðŸ¥°❤️🥰❤️
BalasHapussetuju mba dulu aku dan sahabat juga gitu eh pake baju ini yuk barengan, eh kita kumpul di mall ini jam segini tapi sekarang sahabat aku yang masa kuliah intens hanya di WAG itupun sekedar curhat ngelantur :p
BalasHapus