#10YearChallenge
Hidup itu bagaikan roda.
Kadang berada di atas, tak jarang pula di bawah. Dari hidup, kita belajar
banyak hal. Kamu nggak harus ngalamin semua rasa sakit untuk belajar, kamu juga
bisa ‘belajar’ dari pengalaman hidupnya orang lain yang mereka bagikan.
Percayalah, akan banyak
hal yang didapat dari kisah hidup orang lain. Kali ini aku pengen sharing aku
di sepuluh tahun yang lalu. Yap, bisa dibilang ikutan #10YearChallenge versi
blog tapi dengan menjawab template instagram mbak Annisast. Sepuluh tahun lalu.
Kayanya kenangan yang sudah lama, tapi sampai sekarang masih sangat membekas.
10 tahun lalu, tepatnya di
tahun 2009. Umurku saat itu kalau tidak salah 14 atau 15 tahun. Masih bocah
banget. Remaja ‘baru’. Aku masih duduk dibangku kelas 2 atau 3 SMP kala itu.
Masa SMP adalah masa terburuk yang pernah aku alamin.
Jika hidup punya tombol
delete layaknya sistem di computer, aku ingin sekali mendelete masa itu dan
menghapus semua orang-orang yang berada di dalamnya. Ya, seburuk itu. Masa
dimana ‘ngebentuk’ aku yang sekarang menjadi pribadi yang introvert.
Baca juga: ISFJ
Tapi sayangnya, hidup sama
sekali tak menawarkan tombol delete. Sekuat apapun aku berusaha menghapus
‘kenangan’ itu, nyatanya hingga sepuluh tahun sekarangpun, kenangan itu masih
terekam dengan sangat jelasnya. Tidak ada cara lain selain berdamai, termasuk
juga dengan orang-orang yang terlibat didalamnya.
![]() |
source: google |
10 tahun lalu saat aku
masih duduk dibangku putih biru, aku jadi korban bully. Aku diasingkan satu
kelas. Aku nggak punya sahabat. Boro-boro punya sahabat, temanpun nggak punya.
Itu salah satu alasan yang ngebentukku menjadi seseorang yang pendiam.
Seseorang yang mengagungkan persahabatan.
Baca juga: PERSAHABATAN DI USIA 20-AN
Aku nggak tau alasan apa
yang membuat teman-teman SMP-ku seperti itu. Mereka memperlakukan aku seperti
‘sampah’ yang menjijikkan. Aku SMP disalah satu SMP swasta berbasis islam, tapi
perlakukan teman-temanku sama sekali tidak mengambarkan ‘kelakuan’ anak
terpelajar.
Sekolahku waktu itu, masuk
pagi pulang sore. Dan seharian itu berasa di neraka. Saat jam pelajaran, aku
selalu melihat jam. Berharap bisa cepat segera pulang. Aku benci berada
disekolah saat itu. Bagiku, kalau bisa, aku nggak usah sekolah.
Parahnya, mereka nggak
hanya ‘nyakitin’ aku, tapi juga merembes ke adikku yang kebetulan satu SMP
dengan aku. Parah banget deh pokoknya. Jika salah satu dari teman SMP-ku
membaca tulisan ini atau jika aku berkesempatan bertemu lagi dengan ‘cowok’
itu, aku ingin bertanya ‘apa salah aku?’.
Ya, cowok itu otak
semuanya. Aku ingin sekali rasanya teriak di depan dia kalau apa yang pernah
dia lakuin itu menghancurkan ‘aku’. Menghacurkan seorang ‘Muthi Haura’. Ah,
tidak-tidak! Aku tidak sejahat itu. Kalau aku kaya gitu, apa bedanya aku dengan
mereka?
![]() |
Alone. source: google |
Jika aku berjumpa dengan cowok
itu atau teman-teman SMP-ku, aku ingin sekali mengucapkan terimakasih kepada
mereka. Secara nggak langsung, mereka mengajarkan aku untuk jadi cewek yang
kuat. Mereka mengajarkan aku bagaimana caranya untuk terus survive apapun
keadaannya.
Secara nggak langsung
juga, dari mereka aku dapetin banyak ide untuk bahan tulisan. Walau ‘rasa’
sakit itu pasti akan selalu ada sampai kapanpun. Yaiyalah, gelas yang udah
pecah kalau dibalikin kaya semula, bagaimanapun caranya nggak akan bisa utuh
kaya awal lagi. Tapi setidaknya, merekalah alasan untuk aku terus berjuang.
Aku bilang ke diri aku
sendiri waktu itu kalau aku harus sukses. Aku harus sukses dari pada mereka.
Sekarang belum sukses sih, tapi sedang mengusahakannya In syaa Allah. Teruntuk kalian
teman-teman SMP-ku, trimakasih atas yang pernah kalian lakuin. Trimakasih udah
membuatku merasa seperti sampah.
Trimakasih udah
memperlakukan aku layaknya bukan ‘manusia’. Aku belajar banyak hal dari kalian.
See you at the top ya. Sampai jumpa dipuncak kesuksesan. Semoga disaat kita
sama-sama sukses, kita bisa berkumpul lagi. ‘Menertawakan’ cerita yang pernah
ada.
Karna saat SMP aku nggak
punya teman, positifnya, aku menyibukkan diri dengan membaca banyak buku.
Menyempatkan diri untuk terus menulis. Ya, skill menulisku semakin terlatih
saat SMP. Cita-citaku saat SMP itu adalah ingin menjadi penulis.
Apa sekarang tercapai?
Masih 85%. Alhamdulillah aku udah punya satu naskah buku novel yang diterbitkan
oleh penerbit mayor. Satu e-book yang diterbitkan penerbit mayor juga. Beberapa
naskah antologi. Dan fulltime penulis blog. Alhamdulillah.
Baca juga: NOVEL ALY
Doain agar aku bisa terus
menulis. Doain agar hobby menulisku ini menjadi profesi yang benar-benar
menjanjikan. Saat ini aku tengah garap naskah non fiksi. Masih banyak
mandeknya, tapi semoga ada jalan. Doain ya!
Pesan untukku 10 tahun
lalu:
Hai Muthi, trimakasih
untuk telah ‘kuat’ melewati semuanya sendiri. Aku tau tahun-tahun yang lalu itu
tidaklah mudah, tapi nyatanya kamu masih terus bisa melangkah. Aku
berterimakasih padamu, Mut. Selamat! Kamu hebat! Kamu kuat! Kamu luar biasa!
Nyatanya seberapa
‘keras’pun orang mencoba menjatuhkanmu, kamu tidak jatuh sama sekali. Ibarat
bola kasti, semakin orang-orang memantulkanmu kebawah, semakin kamu akan
melambung tinggi ke atas, iya kan, Mut? Mut, ‘kenangan’ disepuluh tahun lalu
itu sudah lama lewat.
Sudah jauh tertinggal
dibelakang, walau efeknya masih ada sampai saat ini, cobalah untuk benar-benar
berdamai. Dan seharusnya dulu itu, kamu lawan mereka. Tapi nggak papa, nggak
ada yang perlu disesali untuk sepuluh tahun yang lalu. Biarlah itu menjadi
kisah yang akan terus dijadikan pelajaran kedepannya.
Pesan untukku 10 tahun
kedepan?
Mut, kedepannya nanti
mungkin juga tak akan mudah. Tetaplah kuat. Tetaplah semangat. Kamu nggak akan
tau apa yang bakal dihadapi kedepannya, yang pasti, kamu harus mulai
mempersiapkannya dari sekarang.
Mulailah Mut. Apa yang
kamu rasa benar saat ini, selagi itu dijalan Allah, lakukanlah. Lakukan dengan
sungguh-sungguh. Perjuangkan apa yang ingin diperjuangkan. Ingat Mut, usaha tak
kan pernah mengkhianati hasil. Dan Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu merubah dirinya sendiri.
Lakukanlah Mut. Jaga
kesehatan juga dari sekarang. Jangan lupa libatkan Allah dalam semua apapun
yang kamu lakukan. Semangat selalu ya Mut. See you at the top. Sampai jumpa
dipuncak kesuksesan. Oke deh, mungkin segini dulu #10YearChallenge dari aku.
Salam sayang, @muthihaura_blog.
Jum’at 1 Februari 2019.
22.07 WIB.
Selamat ya Mut udah lewati itu semua. Insya Allah yg terbaik. Semangat utk smua projek penulisannya..
BalasHapusTutup buku mengingat yg bully2 itu yaa :)
wah, saya juga pernah jadi korban bullying waktu sekolah.
BalasHapustapi nggak papa sih, cuekin ajah. soalnya ternyata kalo berhasil melewatinya bikin kita kuat.
akhirnya malah nggak nyangka sekarang bisa begini, padahal dulunya gitu banget. hihihi
Hai Muthi. Udah lama banget saya nggak kunjug ke 'rumah' kamu.
BalasHapusSemoga Muthi selalu sehat dan semangat mewujudkan semua mimpi-mimpi Muthi. Saya selalu merapalkan kalimat magic ini setiap lagi down, "Saya boleh lelah, tapi nggak boleh nyerah!"
Hidup memang ibarat pelangi ya. Apapun warna yg lekat di kehidupan kita, kita harus tetap menjalaninya. Pasti butuh perjuangan. Dan yakinlah bahwa perjuangan hidup tak akan membuatmu terpuruk. Justru pengalaman hidup yang mengharu biru itu semakin membuat kita bersemangat dan terus berusaha untuk bangkit.... Semoga menjadi penulis yang sukses ya Muthi....
BalasHapusPeluk Mbak Muthi,
BalasHapusKupernah kek gitu as Es De mbak. Tapi waktu bareng sama temen2 ngaji aja pun ada sama beberapa orang. Dulu juga dongkolnya masyaAllah. Alhamdulillah semakin kesini, hubungan lebih baik lagi.
Salut sama prestasi nya Mbak Muthi udah ngeluarin buku Solonya. Kupengen baca yang ALY itu hheeee.
Mbak Muthi Kuat, sukses terus utk 10 tahun ke depan Mbak, dan semoga lekas rampung buku non fiksi nya ����
Berarti seumuran aku...
BalasHapusDi setiap sekolah itu pastj ada yg dikucilkan. Entah alasannya apa ya.
Yang penting kan sekarang pembumtian. Bahwa gue lebih sukses daripada elo
Waktu usia-usia SD-SMP mungkin penampilan yang jadi pokok utama bahan bullyan. Seorang yang terlalu pendiam dan berpenampilan sedikit "aneh" di mata mereka, akan memicu nafsu membunuh...eh membully mereka membuncah..hehe.
BalasHapusitu juga yang saya amati dan alami waktu sekolah dulu. Bukan jadi korban bully nya, cuma geregetan saja saat melihat teman-teman melakukannya. Apa yang terjadi bila korban bully jadi depresi dan stress karena mentalnya terus down diterpa serbuan bully setiap hari ?
Muthi punya mental kuat, hebat dan pejuang tangguh tanpa pernah menyadarinya. Terbukti kan sekarang ? Saluuut !
Tetap semangat muthi, sebarkan terus kebaikan dan jadi inspirasi bagi setiap orang. Two Tumbs Up !!
Aku dulu pas SMP udah nerbitin buku di penerbit mayor, dan teman-temanku tau kalau aku penulis. Nggak ada yang berani ganggu karena takut kumasukin jadi cerita di buku XD
BalasHapusKalau sekarang melihat kebelakang, mungkin ada masa-masa yang enak dan nggak enak. Semoga masa-masa nggak enak itu nggak menghantui sampai sekarang ya mbak. Aku senang banget mbak bisa mengambil bagian positif dari pengalaman SMP mbak. Stay strong mbak. Karena tau rasanya nggak enak di bully kita bisa memperlakukan orang lain dengan lebih baik agar mereka nggak ngerasain apa yang kita rasa.
Nah, ini nih the real #10YearChallenge yg keren kak, semangaaattttt, tetap kuat dan tetap menginspirasi yah kak :)
BalasHapushai muthi. Sebelumnya saya sangat prihatin atas perlakuan teman-temanmu. Keputusanmu sudah benar untuk memaafkan dan berdamai dengan masa lalu. Kamu juga harus mengubah cara pandang kamu terhadap bully yang sudah mereka lakukan. Masa lalu adalah masa lalu yang tidak bisa diubah. Kamu harus fokus dengan masa kini dan mempersiapkan masa depan untuk menjadi penulis yang keren pastinya.
BalasHapusTuhan berkati Muthi dan karir kepenulisannya ya. Sehat selalu ya dek
Saya yakin, Mbak Muthi pasti sudah memnjadi pribadi yang kuat. Pengalaman lalu, jadi pelajaran berharga. Terus semangat Mbak Muthi. Saat orang lain tidak acuh pada kita, maka saatnya kita membuktikan diri lebih baik dari mereka.
BalasHapusIngat sekali masa-masa sekolah dulu...selalu ada masa-masa di mana kita jadi sun rising star gitu di antara teman-teman. Dan bagi kehidupanku, itu berlangsung selang-selang dari SD hingga kuliah.
BalasHapusJadi,
Aku terima saja bila memang "bintang"ku sedang tidak bersinar.
Mungkin ada yang hikmah yang bisa dipetik dari kejadian lalu.
korban bullying aku juga pernah mbak, apalagi dulu aku culun abis,, hiks
BalasHapussedih klo nginget itu semua,,
semoga org yg ngebully aku dulu sekarang semua pada sukses.. Aminnn
Aku juga pernah alami hal yang sama waktu SD, 43 tahun yang lalu karena sering juara 1 di sekolah, dan ibuku, kebetulan guru di SD yang sama.
BalasHapusTeman-teman yang nge "bully" bilang aku juara 1 karena aku anak guru.
Tapi zaman itu aku tidak tahu bahwa aku sedang dibully.
Justru aku jadi semakin termotivasi berprestasi, sehingga selama 6 tahun aku selalu jadi juara, kalau gak juara 1 ya juara 2, begitu terus berganti-ganti.
Jadi, lewat tulisan ini akupun ingin mengucapkan terima kasih pada mereka, sang pembully :)
Selamat kak Muthi udah kuat menghadali masa kelam di masa lalu. Memang, tidak ada tombol delete untuk semua kenangan kita. Tapi, menurutku masa kelam itu yang membuat diri kita jadi kuat. Semangat terus kak
BalasHapusSemangat muthiii, akupun pernah merasakan hal itu sewaktu SMP mereka hanya teman sampah yang ingin menjadi benalu , kasus aku ini perempuan tapi aku sudah tidak ingin mengingat mereka ahahaha
BalasHapusRoda memang slalu berputar ya mbak. . Kadang di atas, kadang d bawah , saat di bawah, kita harus segera survive agar bisa d atas. Dan teruntuk manusia2 yg hadir dalam hidup kta ,mrka Allah hadirkan untuk memberi pelajaran yg berharga untuk kta . Baik orag itu bersikap baik maupun jahat ke kita . Dan stdaknya mereka tlah mnjdi salah alasan dan motivasi kta untuk sukses . Smngat mbak Muthi..
BalasHapus10 tahun yang lalu, aku masih labil haha
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusTantangan pasti berlalu
BalasHapus