[Review Buku]: Cerita Cinta Enrico
[Review
Buku]: Cerita Cinta Enrico-
Jika kamu ingin melihat dunia, maka membacalah. Tapi jika dunia ingin
mengenalmu, menulislah. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Almarhum kedua
orang tuaku tidak pernah memberikan kami barang-barang mewah, tapi yang mereka
beri, lebih dari itu.
Lebih dari sekedar hanya sebatas barang berbentuk
‘fisik’. Sejak kecil juga, aku dan adik-adikku selalu diajarin bahwa ‘jangan
pernah bangga atas sesuatu yang diberikan orang tua. Bangga itu saat kamu bisa
menghasilkan sesuatu yang kamu inginkan dengan jerih payahmu sendiri’. Semua
yang diajarkan kedua orang tuaku adalah harta yang sangat berharga.
Didikan mereka membentuk aku dan adik-adikku yang
sekarang. Salah satu yang ditanamkan oleh kedua orang tuaku adalah budaya
membaca. Sejak kecil, aku sudah berteman dengan buku. Membaca banyak buku,
bahkan buku almarhum abakupun, aku lahap.
Disaat libur semesteran, biasanya, aku dan adik-adik
diajak berlibur. Nggak, sama sekali bukan liburan mewah seperti ke pantai atau
keluar negeri. Liburan kami sederhana, diajak ke toko buku dan diperbolehkan
memilih satu buku untuk menjadi hak milik pribadi. Ya, hanya satu!
Dan aku bersyukur. Sangat bersyukur. Setidaknya budaya
membaca itu sudah mendarah daging padaku. Salah satu buku yang baru saja aku
selesaikan pada bulan Maret lalu adalah Cerita Cinta Enrico yang ditulis oleh
Ayu Utami.
Dibandingkan Si Parasit Lajang yang juga karya Ayu Utami, aku lebih menyukai Cerita Cinta
Enrico. Entah kenapa, saat aku membaca buku ini, bawaannya nggak bosan. Jadi
pengen lanjut dan lanjut lagi untuk menyelami kisah kehidupan seorang laki-laki
bernama Enrico. Oke, kita kupas secara lengkap ya. Langsung saja, check this
out:
Tampilan
Buku Cerita Cinta Enrico
Untuk tampilannya, jika aku ke gramedia dan ngelihat
buku ini tanpa tau pengarangnya, jujur aku nggak akan beli sih hehe. Jadi sampul
depannya itu cover berawarna kuning dengan judul buku dan nama pengarang. Iya, Cuma
itu doang. Sesimple itu, tapi nggak bikin aku penasaran dengan bukunya.
Mungkin dari cover ini menceritakan kalau Enrico orang
yang simple dan penyuka warna kuning kali ya. Cover bagian belakangnya juga
didominasi kuning. Ada sedikit space warna abu-abu yang berisi informasi
tentang penulis.
Sinopsis
Backcover Buku Cerita Cinta Enrico
Kalau untuk sinopsis backcover buku ini, ditulis
seperti ini: “Cerita Cinta Enrico adalah kisah nyata seorang anak yang lahir
bersamaan dengan pemberontakan PRRI. Ia menjadi bayi gerilya sejak usia satu
hari. Kerabatnya tak lepas dari peristiwa ’65. Ia menjadi aktivis di ITB pada
era orde baru, sebelum gerakan mahasiswa dipatahkan.
Merasa dikebiri rezim, ia merindukan tumbangnya
Soeharto. Akhirnya, ia melihat peristiwa itu bersamaan dengan ia melihat
kembali sosok yang ia cintai sekaligus ia hindari: ibunya. Cerita cinta Enrico
adalah kisah cinta dalam bentangan sejarah Indonesia sejak era pemberontakan
daerah hingga Reformasi.
Pelajaran
dari Buku Cerita Cinta Enrico
Dalam hidup, kalau aku pribadi, aku akan belajar banyak
hal dari apa yang aku lihat. Dari apa yang aku tulis. Dari apa yang aku baca. Karna
menurut aku juga, hidup ini adalah proses untuk belajar. Banyak hal yang harus
dipelajari untuk mengupgrade kapasitas diri. Karna disetiap harinya, kita harus
berkembang.
Harus terus berproses dan jangan pernah cepat puas
atas apa yang didapat. Begitu juga dalam proses membaca. Pasti banyak sekali
pelajaran yang didapatkan. Baiklah, aku akan jabarin beberapa pelajaran yang
aku dapatkan dari buku Cerita Cinta Enrico.
Pertama, Enrico kecil sangat mencintai ibunya. Seperti maksud
namanya yang diberikan oleh ibunya. Aku sangat kagum dengan kecintaan Enrico
kepada ibunya, sampai-sampai, ia pernah cemburu pada ayahnya karna terlalu
dekat dengan ibunya.
Patut dicontoh nih. Bagi kamu yang masih memiliki
kedua orang tua yang lengkap, sayangi mereka. Cintai mereka, karna pintu
surgamu masih terbuka sangat lebar. Ingat, ridha Allah terletak pada restu
orang tua, sedangkan murka Allah juga terletak pada murka orang tua. Kedua, sekuat apapun seorang lelaki.
Sestrong apapun seorang lelaki, pasti ada saat dimana
dia betul-betul membutuhkan seorang wanita bukan hanya sebagai obyek sex
semata. Ada masa dimana dia membutuhkan sosok yang bisa ia peluk dan bisa
mencurahkan semua isi hatinya, semua kegalaunnya, tanpa perlu dijudge bahwa
lelaki tersebut lemah.
Pelajaran juga bagi kita perempuan, agar bisa membuat
nyaman lelaki kita. Tidak hanya perempuan yang butuh dimengerti, lelakipun
seperti itu. Dibalik lelaki hebat, ada perempuan hebat dibelakangnya. Nah,
dibuku ini, ada satu titik dimana Enrico merasa kesunyian dan butuh perempuan
untuk mendampinginya.
Pelajaran ketiga
a.k.a terakhir dari buku Cerita Cinta Enrico ini adalah aku jadi banyak tau
tentang sejarah-sejarah Indonesia. Dibuku ini dipaparkan cukup rinci. Sangat bermanfaat
buku ini untuk mempelajari sejarah.
Kesan
Terhadap Buku Cerita Cinta Enrico
Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari buku ini,
walau yang aku jabarkan di atas Cuma tiga. Buku ini bahasanya mengalir. Bikin aku
penasaran terhadap bukunya dan jadi ingin menghabiskannya. Aku suka cara
berceritanya Ayu Utami.
Cerita Cinta Enrico ini juga runut. Pada awalnya
menceritakan kisah kehidupan Enrico sejak lahir sampai kemudian ketemu dengan
si A. Buku ini menurut aku, cocok dibaca umur 17 tahun keatas karna ada
beberapa bagian yang kurang cocok dibaca oleh remaja 17 tahun kebawah.
Mungkin bisa dibaca oleh remaja 17 tahun kebawah, tapi
dengan bimbingan orang tua. Oke deh, mungkin segini dulu review singkat buku
Cerita Cinta Enrico dari aku. Semoga bermanfaat. Salam sayang,
@muthihaura_blog.
Rabu, 3 April 2019. 07.43 WIB.
covernya kok kayak novel-novel teenlit gitu ya, hehee.
BalasHapusudah lama juga pengen baca-baca karyanya ayu utami, malah udah punya beberapa bukunya ayu utami tapi belum ada 'will' nya baca buku-buku tsb. mungkin next bisa baca ini deh..