Nongkrong di Ichiban Sushi SKA
Nongkrong di Ichiban Sushi SKA- Karna setiap orang yang hadir dihidupmu pasti ada
alasan. Pasti akan ada yang bisa dipelajari dari sosok itu. Pasti ada banyak
hal baru dari dirinya yang membuat diri semakin dewasa. Namanya Laila. Salah satu
sahabat aku sejak aku duduk dibangku putih abu-abu.
![]() |
Aku dan Laila |
Kalau
boleh flasback, dia salah satu orang yang menemaniku hingga hari ini. Hingga aku
menjadi seorang Muthi Haura seperti saat ini. Dia yang tau aku luar dalam. Dia yang
tau baik buruknya aku, tapi tetap memilih untuk bersamaku. Dia yang tau
jahat-jahatnya aku, tapi tetap stay disisi.
Baca Juga: Persahabatan di usia 20-an
Walau
aku akui, persahabatan kami bukan tanpa halangan. Berantem, baper-baperan,
nggak saling bicara pernah kami lalui. Tapi ternyata, semua hal itu tidak
membuat aku atau dirinya berniat pergi. Aku semakin sadar bahwa dalam sebuah
hubungan, termasuk persahabatan, konflik itu wajar. Konflik itu hal biasa. Justru
dari konflik itulah kita belajar banyak hal.
Berada
di usia 24 tahun ini, aku dan Laila semakin memiliki banyak persamaan. Ah,
mungkin juga bagi perempuan-perempuan lainnya. Bukan persamaan sih, lebih
tepatnya kegalaun terkait masa depan. Terkait impian. Terkait pernikahan. Dan terkait-kait
lainnya.
Baca Juga: HELLO 24
Hal
itu sering kami ceritakan saat berjumpa. Atau saat ia meneleponku hingga
berjam-jam. Kamis, 25 Juli lalu, aku dan Laila mengantar berkas. Ada sesuatu
yang ingin kami coba yang belum bisa aku ceritakan disini. Nanti kalau semuanya
udah fix, aku bakal cerita. Selesai mengantar berkas sekitar pukul 10-an, kami
sama-sama merasa lapar.
Tercetuslah
berbagai tempat makan yang akan disinggahi, hingga akhirnya, Ichiban Sushi SKA
menjadi pilihan. Tentu saja, setelah sampai di SKA, kami muter-muter terlebih
dahulu. Setelah itu, baru deh nongkrong di Ichiban.
![]() |
Ichiban Sushi SKA |
Pas
kami datang, Ichiban belum rame. Malah mungkin kami yang datang pertama kali. Untuk
tempat, Ichiban lumayan instagramable dengan desian yang lumayan aku suka. Latar
designnya warna coklat dengan banyak lampu gantung besar sebagai pemanis. Meja di
Ichiban Sushi di design ala-ala kayu gitu.
Aku
sendiri memesan Tempura Karage Rice seharga 37 ribu belum termasuk pajak. Tempura
karage rice ini terdiri dari I pcs shrimp tempura, 3 pcs chicken karaage, salad,
2 pcs onion ring, rice. Sedangkan Laila memesan ramen.
Sambil
menunggu pesanan datang, aku dan Laila saling berbagi cerita. Berbagi cerita
terkait percintaan, impian, dan lain sebagainya. Percayalah, berada di usia
dewasa itu tidak mudah. Banyak hal yang harus dipikirkan terkait masa depan,
tapi aku yakin, kami bisa melewatinya.
Dibahas
juga terkait nikah. Hal yang tabu jika dibicarakan beberapa tahun lalu, tapi
tidak di usia sekarang. Bahkan nggak Cuma sama Laila, rata-rata dengan teman
sesama cewekku pun, yang kami bahas juga terkait pernikahan. Jadi ingat pas
ngumpul dengan Ika, Mbak Lin, dan Angel beberapa hari yang lalu.
Baca Juga: SAHABAT GAGASAN
Kami
sibuk membahas, pernikahan seperti apa sih nantinya yang diinginkan. Apa yang
harus dipersiapkan dan lain sebagainya. Ya, memang sudah masanya. Karna tiap
orang ada masanya, tiap masa ada orangnya.
Nunggu
pesanannya lumayan lama. Sampai Laila bilang, biasanya cepet kalau Ichiban lagi
ramai. Setelah pesanan datang, kami mulai menyantap makanan tersebut. Tentu
saja tak lupa mengambil poto. Dari yang aku rasakan, salad pesanan aku enak. Aku
suka saladnya. Aku kurang sukanya sama
ayamnya, agak asam gimana gitu. Entah lidah aku yang salah atau gimana.
Baca Juga: NONGKRONG AT MARUGAME UDON
Trus
aku juga ngiler dengan ramennya Laila. Emang ya sifat manusia, apa yang dipunya
orang lain selalu terlihat lebih indah ketimbang apa yang dimiliki sendiri haha.
Oya, Laila mesan teh es, sedangkan aku nggak mesan minum. Soalnya aku selalu
bawa minum dari rumah.
Lagian,
aku juga lebih suka air putih sekarang. Bahkan aku menargetkan diri untuk minum
air putih minimal tiga liter sehari. Ya, walau nggak setiap hari kecapai sih,
tapi Alhamdulillah banget karna air putih sekarang udah jadi kaya candu yang
harus dibawa kemana-mana. Nggak tanggung-tanggung, aku bawanya botol besar yang
satu liter haha.
Setelah
makanan habis, kami masih melanjutkan cerita. Baru balek menjelang dzuhuran. Untuk
pembayaran, pajaknya lumayan juga. Ichiban Sushi rekomended? Hmmm, kalau
menurut aku B aja. Mungkin karna lidah aku lidah Indonesia kali ya wkwk.
Oke
deh, mungkin segini dulu review singkat dari aku. Salam sayang,
@muthihaura_blog
Sabtu,
27 Juli 2019. 12.09 WIB.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus